Sebelum Dhuha

9.6K 497 5
                                    

"Jagalah Shalat Dhuhamu, dan Allah SWT. juga akan menjaga hubunganmu dengan-Nya."
-Cinta Suci Aisyah🌻

Author pov.

Mentari pagi masih setia berada pada tempatnya. Menemani semua makhluk ciptaan Allah di muka bumi. Di salah satu sudut bumi yaitu SMA Pelita Bangsa tepatnya di kelas 11 MIPA 1 banyak aktivitas yang dilakukan siswa-siswinya. Rapat yang diadakan masih berjalan sampai saat ini. Aisyah dan Syila masih berada pada posisi berhadapan namun mereka telah melepaskan pelukan.

Aisyah melihat kearah sahabatnya itu yang tengah sibuk mencari tisu untuk menghapuskan sisa air mata yang ditumpahkan mereka berdua tadi. Sambil tersenyum ia mengeluarkan kalimat yang hendak dikatakannya dari tadi "sini Syil, aku aja yang menghapus air matamu." Sambil menghapus sisa jejak air mata Syila menggunakan jarinya.
S

yila yang diperlakukan seperti itu pun merasa sangat istimewa sekaligus beruntung untuk kesekian kalinya memiliki sahabat seperti Aisyah. Syila tersenyum dengan hangat bersamaan dengan hatinya yang ikut menghangat juga. Tanpa mengucapkan sepatah kata, Syila juga menghapus jejak sisa air mata di mata indah milik Aisyah. Tidak ada kata yang mampu mengungkapkan perasaan mereka saat ini. Semoga harapan dan doa yang mereka ucapkan di dalam hati dikabulkan oleh Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

"Syila, kita Shalat Dhuha yuk daripada enggak ngapa-ngapain di kelas" ajak Aisyah bersemangat.

"AYOKKKKK AISYAH BERANGKAT KUY, CUSSS" ujar Syila tidak kalah semangat dengan Aisyah.

Aisyah menggelengkan kepalanya melihat Syila, "Masya Allah ukhtiku" ucap Aisyah seraya mengambil mukena, Al-Quran dan tasbih miliknya.

"Yah Aisyaahhh gimana nih?" wajah Syila mendadak kembali lesu dan tidak bersemangat lagi.

"Gimana apanya Syil?" kening Aisyah berkerut menanggapi pertanyaan yang menurutnya aneh, tadi Syila bersemangat dan beberapa detik setelahnya berubah.

"Aku enggak bawa mukena Ai, gimana dong?" tanyanya memandang Aisyah dengan raut menampakan kesedihannya.

"Astaghfirullahaladzim Syilaaaa, kamu lupa hm? Masjid sekolah kita menyediakan semua fasilitas untuk beribadah, mulai dari mukena, Al-Qur'an, sajadah bahkan tasbih, sekolah sudah mempermudah siswanya untuk melaksanakan ibadah. Kamu beneran lupa atau gimana?" jawab Aisyah.

"ASTAGFIRULLAHALADZIM HEHE SEKOLAH KITA KEREN YA AI YUK CAPCUS BURUAN" semangat Syila, lagi yang diiringi dengan cengiran khasnya dan berjalan mendahului Aisyah. Tentu saja Aisyah bengong mendengar jawaban dari Sahabatnya, Syila memang sering bertingkah aneh bahkan hal yang tidak pernah kita bayangkan akan dilakukan olehnya dengan sangat mudah, karena hal itu pula Aisyah juga bersyukur atas nikmat Allah yang telah mengirimkan Syila dikehidupannya yang membuat hari-harinya lebih berwarna.

"Ada ada aja Syila" ucap Aisyah lalu berjalan menyusul Syila yang lebih duluan beberapa langkah darinya.

Tanpa mereka berdua sadari, sejak tadi ada yang memperhatikan dari awal sampai akhir yang mereka kerjakan, dimulai dari Aisyah masuk ke dalam kelas. Bahkan ketika semua teman sekelas Aisyah menjawab salam Aisyah dengan embel-embel "Bidadari Surga" ia dengan wajah muaknya memandang tajam ke arah Aisyah tanpa ada yang tau seorangpun. Matanya tidak mampu ia lepaskan dari tatapan hangat milik Aisyah, rasa benci itu selalu hadir menurutnya lebih baik Aisyah tidak perlu hidup saja di bumi ini.
Entah dosa apa yang pernah Aisyah lakukan kepada Farah Fataniah Fahmida pemilik nama itu. Ara panggilannya memang memendam benci yang teramat luar biasa kepada Aisyah. Dibalik itu semua tentunya ada alasan yang sangat kuat.

Cinta Suci AisyahWo Geschichten leben. Entdecke jetzt