Trank
Suara pedang yang saling bertabrakan terdengar dari dua orang bergender berbeda.
Tampak seorang gadis bersurai indigk membawa sebuah pedang ditangannya ditambah keringat yang mengucur deras dari badannya.
"Kau sudah jauh hebat dari yang dulu Hinata." kata seorang pria tua dengan janggut panjang dan tongkat hitamnya.
Nafas Hinata tersenggal kemudian tersenyum tipis, "Arigatou Hagoromo jii-san."
Pria yang bernama lengkap Hagoromo Ootsutsuki itu tersenyum, "yah, dan kau bahkan sudah bisa menguasai semua teknik dan jurus yang kupunya. Kau benar-benar hebat!!" pujinya.
"Hihihi, Jii-san bisa saja. Menurutku ini masih belum cukup untuk membalaskan dendam pada kelompok Akatsuki itu Jii-san." jawab Hinata dengan pandangan mata yang menyiratkan amarah dan dendam yang tertahan.
"Tapi menurutku itu sudah cukup Hinata, kau bahkan bisa membuatku kelelahan." menepuk pucuk kepala Hinata sayang.
Hinata cemberut mendengar itu karena yang ia lihat Kakek Hagoromo itu tidak kelihatan lelah. 'Apa dia berbohong?' Hinata segera mengelengkan kepalanya.
Tiba-tiba sebuah suara menginterupsi kegiatan antara Hinata dan sang kakek,
"Hei, istirahatlah sebentar. Apa kalian tidak lelah?" tanya seorang pria lain, yang mirip dengan kakek yang sedang bersama dengan Hinata.
"Waaah, Hamura Jii-san juga ad disini yaa.." ujar Hinata senang.
Hamura tersenyum mendengar nada ceria gadis di hadapannya saat dirinya datang kemari, "Jangan berlari atau kau nanti akan jatuh," peringatnya saat melihat Hinata yang telah dianggapnya cucu sendiri itu berlari menuju dirinya.
"Hehehe, baiklah." kata Hinata
Hamura yang merupakan saudara kembar dari Hagoromo kembali tersenyum saat Hinata lebih menurut padanya daripada sang kakak.
"Bagaimana latihannya?" tanya Hamura
"Mmm, biasa saja. Tidak ada yang menarik, yang di ajarkan hanya itu itu saja." sambil melirik kakek Hagoromo yang menghampiri mereka diteras rumah sederhana.
"Ohh, jadi begitu. Hinata bisakah kau belikan Jii-san sayuran dipasar?" tanya Hamura
Hinata menatapnya bingung, "Kenapa aku?" tunjuknya pada dirinya sendiri. "Kenapa bukan Ashura Ji-san atau istrinya? Dan juga bukankah masih ada Indra Ji-san??" lanjutnya.
Hamura menatap saudaranya, "Meminta bantuan kepada anaknya?" tanya Hamura sambil menunjuk Hagoromo. "Tidak, mereka punya kehidupan tersendiri sekarang. Jadi hanya Hinata yang bisa pergi sekarang."
"Haah, baik baik. Tapi bukankah masih ada sayuran di belakang rumah ya??"
"Kau tidak merawatnya, jadi sayur itu sudah layu."
Jawaban yang membuat Hinata terdiam salah tingkah, "Hehehe Gomenne Jii-san."
"Yah, dan sekarang belilah sayuran dipasar Hinata." kata Hagoromo yang sendari tadi merasa terlupakan.
"Hu'um."
Setelah kepergian Hinata, terlihat Hagoromo dan Hamura yang saling bercakal dengan serius,
"Kurasa ini sudah waktunya untuk membiarkan Hinata kembali." kata Hagoromo
"Kau benar Nii-san, karena bagaimanapun Hinata merupakan seorang putri dari Kerajaan Hyuga yang tersisa."
"Yah, kau benar. Dan kuharap Dia tidak berambisi kuat untuk balas dendam."
"Kau sangat mengkhawatirkannya?!"

YOU ARE READING
Hime-sama
Fanfiction{Fin}~~~ Bad summary..... Hinata yang menanggung dendam karena kematian orang tuanya, berniat untuk membalaskan dendamnya kepada anggota yg sudah memusnahkan seluruh keluarga dan klannya hingga bertemu dengan seorang pemuda yg yang ternyata teman k...