Bagian V

2.6K 60 12
                                    

Catatan Seorang Demonstran

Hari-hari Menjelang Taufan di Dunia Mahasiswa

Pulang nya long march diikuti oleh kira-kira 200 mahasiswa dan perhatian rakyat lebih hebat lagi. Ternyata di salemba sedang terjadi "huru-hara". Semua mobil-mobil di stop sehingga lalu lintas macet. Mereka menulisi mobil-mobil dengan slogan:
Dekat jauh dua ratus
Turunkan harga bensin
DPR banci
Ritul menteri-menteri goblok
Chairul menteri goblok, dan lain-lainnya

______________________________________________

Ternyata anak-anak Pisikologi membiat aksi sendiri. Dari [jalan]  Diponegoro beberapa belas mahasiswa Pisikologi pergi ke arah Hotel Indonesia (HI), sambil menyetop kendaraan dan mencoret-coretnya.
Nyanyian-nyanyian perjuangan segera dilahirkan.

Tek, kotek, kotek,
Ada menteri tukang ngobyek.
Blok, goblok, goblok,
Kita ganyang menteri goblok.

______________________________________________

Setelah istirahat setengah jam, rombongan pulang dengan mencegat bus dan truk-truk yang lewat. Jopie dengan gayanya sendiri mencegat bus dan mikrobus. Kita minta agar mikrobus mau mengantarkan kita ke Salemba tetapi supirnya menolak.

"Apakah saudara bangsa indonesia?" tanya Jopie.
"Ya."
"Apakah saudara setuju jika (harga) beras turun?"
"Ya."
"Apakah saudara setuju jika (harga) bensin turun?"
"Ya."
"Nah kalau begitu antarkan kami ke Salemba karena kami sedang berjuang untuk itu."

______________________________________________

Tujuan rombongan sesungguhnya adalah Departemen Kejaksaan. Rombongan ini datang memprotes jaksa dan Sulaiman yang menyatakan bahwa demonstrasi-demonstrasi mahasiswa-mahasiswa adalah demonstrasi liar. Suwarto berpidato dan juga wakil dari KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia)  jaya. Isinya sebagaimana biasa: anti PKI (Partai Komunis Indonesia), anti kenaikan harga dan tuntutan retuling kabinet dari menteri-menteri goblok, Gestapu serta plintat-plintut. Rombongan yang berdiri di luar kejaksaan bernyanyi dan yel terus-menerus:

Win, kawin, kawin.
Ada menteri tukang kawin.

Kadang-kadang terdengar suara Gani Melengking tinggi berteriak:

Kita sudah bosan janji, minta bukti.
Dua puluh tahun kita makan janji,
Sekarang nasi.

______________________________________________

Aku ikut rombongan Sastra-Pisikologi ke Bogor. Dan yang unik adalah bahwa kedua fakulitas ini membawa sepedanya dan dimuati di atas truk. Karena soal-soal teknis rombongan baru dapat berangkat kira-kira jam 11.00 pagi. Susana dalam perjalanan riang gembira. Dalam truk yang aku tumpangi berada Boeli, Nining (mereka rupa-rupanya cocok sekali dalam team demonstrasi ini), Jono dan kawan-kawan lama. Sepanjang jalan Nining bersama Boeli mengarang lagu-lagu yang kemudian akan sangat populer dalam demonstrasi-demonstrasi.

Mahasiswa bersatu, singkirkan menteri Gestapu.
Mahasiswa satu cita, Pancasila pasti jaya.

Rombongan memasuki Bogor dengan menyanyi Padamu Negeri.

Padamu Negeri aku berja Julie​
Padamu negeri aku berbakti
Padamu negeri aku mengabdi
Bagimu negeri jiwa raga kami.

Di Bogor rombongan berhenti di rumah Farida Rachman untuk mengatur barisan. Dalam barisan terdapat juga Leila kawanku yang erat dan baik. Juga terdapat Maria, seorang gadis manis yang mau berjuang untuk rakyat; juga Mahjuni, gadis Bali yang kuat, dan lain-lainnya. Rombongan berjalan seperti biasa: tempel-tempel, teriak-teriak, dan bernyanyi-nyanyi. Di depan rumah Hartini, aku bernyanyi kuat-kuat dengan megafon.

Win, kawin, kawin
Ada Menteri tukang kawin.

Tetapi susana kota Bogor sepi (karena inti rombongan ada di muka istana) dan loyo. Aku berkali-kali minta pada Gani supaya dia action dengan megafon. Dan Gani berusaha sekuat-kuatnya, melalui humor dan sindiran membangkitkan susana Bogor.

Jalan-jalan ke sukabumi
Singgah dulu ke Cikampek
Indonesia banyak menteri
Tapi sayang suka Ngobyek

Kadang-kadang terdengar sindiran dan teriakan Gani bersahutan dengan masa.

Gani: Siapa yang tidak pernah naik bus?
Siapa yang naikkan harga bensin?
Siapa yang suka bikin janji?
Siapa yang suruh rakyat makan jagung?
Siapa yang kerjanya foya-foya di HI?
Siapa yang memboroskan kekayaan Bangsa di luar negeri?
Dan masa menjawab: "MENTERI"
Kemudian Gani bertanya lagi "Apakah Saudara-saudara mau dipimpin oleh orang macam begini?"
"TIDAK" jawabnya.

______________________________________________

Rombongan Sastra-Pisikologi mencegat mobil-mobil menteri. Mobil Sukendro dikurumuni oleh mahasiswa dan ia kelihatan tunjukkan jempolnya. Mobil Ruslan dipotong [dicegat] oleh jip yang dikendarai oleh mahasiswa dan Ruslan dikurumuni. Ia hanya senyum-senyum saja. Memang hari itu mahasiswa adalah raja jalanan. Pukul dua rombongan pulang, dan masih segar dalam ingatanku suara nyanyian yang jantan.

Di sinilah di sini kita bertemu lagi
Di sinilah di sini kita bertemu lagi
Ganyang, ganyang, ganyang Menteri Goblok, hai!

______________________________________________

Akhirnya pada tanggal 22 Februari 1967 Presiden Soekarno resmi mengundurkan diri.

Sumber:"Catatan seorang demonstran Hal:131-149"

Soe Hok Gie (MasihAda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang