Chapter 8

2.7K 211 36
                                    

"Aku bersedia jika kau mau menuruti keinginanku"

"Apapun Kyungsoo Hiks apapun"

"Baiklah.. Pertama anakku harus menjadi pewaris utama Sehun Oppa.. Kedua rumah ini harus atas namaku dan ketiga aku ingin kamar utama dirumah ini juga menjadi milikku" tutur Kyungsoo. Luhan terdiam mendengar semua syarat Kyungsoo. Gadis itu tidak keberatan dengan syarat pertama dan kedua dari Kyungsoo tapi jika untuk yang ketiga itu adalah hal yang berat. Kamar itu adalah kamarnya dengan Sehun, banyak kenangan disana. Saat mereka tidur, saat mereka bersedih, saat mereka tertawa bahkan saat mereka saling menyentuh. Kamar itu adalah symbol yang menyatakan bahwa dialah Nyonya dirumah ini. Meski tak ingin Luhan akhirnya mengangguk dan mengiyakan keinginan Kyungsoo.

'jika ini yang bisa kulakukan untuk mempertahankanmu, maka aku rela Sehunnie' batin Luhan.

"jika itu maumu akan kulakukan Kyungie" Kyungsoo tersenyum dengan jawaban Luhan. Sementara gadis itu dengan lunglai sudah menuju kamar utama dan mengambil barang-barang dan juga pakaiannya.

"Eonni.. bisakah kamarmu sedikit menjaga jark dari kamarku?? aku hanya tidak ingin mengganggumu dengan suara desahanku nanti" pinta Kyungsoo.

Tangan Luhan bergetar dan segera melangkahkan kakinya menuju kamar tamu yang cukup jauh dari kamar utama yang terletak dilantai satu paling belakang.

'ini baru awal Luhan.. aku akan benar-benar membuatmu tidak nyata dalam kehidupan keluarga Oh, terutama Sehun Oppa' inner Kyungsoo.

.

.

.

Hari demi hari Luhan lalui untuk mengurus pernikahan Sehun dan Kyungsoo. Sesuai dengan keinginan madunya Luhan membuatkan pesta yang begitu mewah dan dilaksanakan dipulau Jeju. Luhan sangat senang karena menyiapkan pernikahan madunya, walau begitu mereka menyembunyikan pernikahan itu sesuai permintaan mertuanya. Kyungsoo awalnya merasa kesal karena dengan begitu ia hanya menjadi bayangan mereka berdua saja. Namun setelah mendapat tamparan yang keras dan juga cibiran yang mematikan dari ibu Sehun, Kyungsoo menerimanya. Luhan terlihat antusias dengan pernikahan suaminya, meski terkadang kali hatinya merasa sakit namun ketulusan gadis itu lebih besar.

"Sehunnie kau dimana??"

"Dikantor sayang kenapa??"

"Hari ini kita harus mencari cincin pernikahanmu Sehunnie"

"......"

"Kumohon Sehun kita sudah pernah membahas ini sebelumnya"

"Baiklah kujemput nanti dikantormu sayang"

"Hmm gomawo, kalau begitu selamat be-"

Tuttt Tuutt...

Luhan menghela nafas lagi-lagi Sehun bersikap seperti ini padanya, gadis itu terkadang bingung dengan sikap Sehun yang berubah-ubah. Suaminya itu bisa bersikap manis sekali, terkadang juga dia bersikap dingin padanya. Sungguh sulit menebaknya, semenjak Kyungsoo merebut kamar mereka Sehun sama sekali tidak pernah tidur lagi dengannya, miris memang tapi jika mengingat-ingat lagi itu bukanlah salah Sehun. Luhan yang terlalu egois untuk mempertahankan pria itu, tapi harus bagaimana lagi? Cinta telah membutakannya.



Sehun POV

Aku lelah ... sangat lelah... berapa kali aku harus melihat dan mendengar semua kata-kata tulus yang terlontar dari mulut Luhan. Aku tahu dia adalah wanita yang sangat baik yang dengan tulusnya rela untuk kumadu, mengizinkanku menikahi kekasihku yang bahkan saat ini aku sendiripun tidak mengerti mengapa aku tidak menginginkannya. Perasaan itu.. semakin hampa saat bersama Kyungsoo.. Perasaan itu semakin hambar saat tidak melihat Luhan.. hatiku.. apa yang terjadi dengan hatiku?? Kenapa saat tidak melihatnya aku menjadi gelisah?? Aku selalu memikirkan Luhan.. tapi entah kenapa aku tidak bisa menahan emosiku saat dia selalu membahasku dengan Kyungsoo?? kau tau Lu, sikapmu yang seperti itu entah mengapa malah membuatku sakit. Menyesalpun sudah tak ada gunanya lagi, yang bisa kulakukan kini adalah membahagiakanmu dan menjadi suami yang adil, tapi kenapa aku semakin egois untuk dimilikimu seorang??

Give Me Your Love ( HunHan Ver )Where stories live. Discover now