Chapter 01 || Bolos Karenanya

487K 17.9K 356
                                    

Hai, selamat malam

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Hai, selamat malam....

Mau info, aku bakal repost cerita ini sampai tamat. Setelah itu aku unpublish lagi kayak biasa. Kalau pun kalian udah pegang novelnya pasti masih mau baca versi wattpad. Jadi mulai malam ini aku repost ulang. Selamat membaca ya 😉

***


Seorang gadis berseragam SMA berlari tergesa-gesa di koridor rumah sakit mencari kamar yang akan ditujunya. Napas ngos-ngosan disertai keringat bercucuran tidak digubris. Tatapan dan teguran dari orang-orang ditabraknya sama sekali tidak menghentikan langkahnya.

"Di mana mereka?" tanyanya pada diri sendiri.

Langkahnya terhenti ketika melihat seorang ibu paruh baya berdiri di depan ruangan. Gadis itu buru-buru menghampiri, kekhawatiran terpampang jelas di wajah cantiknya.

"Ily kamu udah dateng," kata ibu itu menyambut kehadirannya.

Queenesya Prisilya--biasa dipanggil Ily mengangguk, meraih tangan ibu di hadapannya tak sabaran. Kedua perempuan berbeda generasi itu menyiratkan kekhawatiran besar.

"Gimana keadaan Vania, Bu? Dia nggak apa-apa, kan?" tanyanya lagi. Melirik pintu di balik punggung Bu Rani--pengurus panti asuhan di mana Ily tinggal. Pendar gadis berusia enam belas tahun itu menyorot kalut.

"Tenang, Ly! Vania udah nggak apa-apa, dia istirahat sekarang," ujar Bu Rani menenangkan. Tatapannya menelisik penampilan Ily masih menggunakan seragam sekolah. "Kamu bolos lagi?" tanyanya curiga.

Sontak Ily menarik tangannya, melepaskan tangan Bu Rani yang mengambang di udara.
Pertanyaan itu membuatnya tertegun sesaat sebelum tersenyum memelas. Ini diluar rencana, ketakutannya terlalu besar untuk berpikir jernih.

Ibu Rani berdecak pelan, menggeleng tidak habis pikir dengan anak asuhnya yang satu ini. Barkali-kali menasehati tetapi masih saja terulang. Ini bukan pertama, kedua atau yang kelima kalinya, ini kesekian kalinya gadis itu bolos dengan alasan yang sama. Bu Rani tahu Ily dan Vania sangat dekat bahkan tak terpisahkan. Sekalinya ada yang sakit mereka akan ketar-ketir.

Ily cengengesan, mendekat melingkarkan tangan di lengan Ibu-ibu paruh baya itu.
"Ibu tambah cantik ya hari ini, rahasianya apa?" gombalnya.

Bu Rani mendelik melirik horor. Ily menyengir sembari menggoyangkan lengan Bu Rani, berharap wanita yang dianggap ibu itu tidak menceramahinya lagi.

"Tambah cantik? Jadi selama ini kecantikan Ibu biasa aja?"

"Kan kecantikan luar biasanya sama Ily," balasnya enteng. Gadis cantik itu mengedipkan sebelah mata. Bu Rani tersenyum geli.

Usai mendengar Bu Rani mengoceh, Ily pun membuat alibi untuk tidak mendengar lebih lama lagi. Jahat memang. Tapi Ily berulang kali mendengarkan hal serupa dan alhasil sudah hapal di mana ujung pembicaraan Bu Rani.

Incredible Brothers (TERBIT)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant