Chapter 11 || Ciuman dan Luka

219K 12.2K 532
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Saka lagi liatin siapa, tuh?

***

Follow Unianhar, vote dan komentar ye gengs.

*****

"Mau nasi goreng atau roti?" tanya Bella setelah Ily duduk di samping Rimba.

"Nasi goreng aja, Ma," jawab Ily pelan meraih piring yang disodorkan Bella padanya.

"Makan yang banyak, Sayang!" seru Aryan melirik putrinya riang.

Semuanya sarapan diselingi pembicaraan mengenai kerjaan dan tentang kehidupan Ily selama ini di panti. Mereka bertanya tentang apa yang Ily suka dan di mana Ily akan melanjutkan pendidikannya sekarang.

"Pagi semua!" sapa Saka menghampiri mereka dengan senyum tergambar jelas di wajahnya. Saka mencium pipi Pricillia, Bella dan terakhir Ily.

Uhuk!

Ily tersedak menutup mulut. Wajahnya memerah disertai cairan bening mengumpul di pelupuk mata. Refleks Rimba menyodorkan air membantu Ily minum.

"Kamu nggak apa-apa, Sayang?" Abimanyu menatap cucunya khawatir begitu pun yang lainnya.

"Nggak apa-apa Opa, aku cuma kaget," ungkapnya mengelus sisa air di bibir. Ily menatap lurus Saka yang kini duduk di hadapannya.

Abimanyu bernapas lega.

Tatapan itu berubah kesal melihat cengiran jenaka dari Saka. "Kenapa nyium aku?" sungut Ily keberatakan. Tanpa seizinnya pemuda itu menyambar pipinya, ia tidak terima.

Alih-alih membantu Ily mengomeli Saka Abimanyu malah tertawa lepas, Aryan-Bella dan Arham-Pricillia tersenyum geli sementara Rimba hanya diam melanjutkan sarapannya. Kendati mereka bersalah Saka hanya tersenyum memperhatikan wajah kesal Ily.

"Aku nggak minta kamu senyum," desis Ily.

"Emang salah kalau nyium adik gue sendiri?" tanya Saka balik, merasa tindakan spontannya bukan apa-apa. Tidak ada yang perlu dibesar-besarkan. Saka menerima selembar roti diolesi selai oleh Mami-nya.

"Saka bicaramu! Emang Ily siapa? Meski dia adikmu kamu harus bicara sepantasnya padanya!" tegur Abimanyu tegas.

Saka melongos tidak paham. Memangnya ia bicara apa pada Ily? Karena masih belum sarapan otaknya masih eror menyadari kesalahannya. Tiba-tiba Saka berjengit kala perutnya dicubit.

"Mami!" sentaknya kesakitan.

"Jangan pakai bahasa gaulmu pada anggota keluarga kita, Tuyul!" tukas Pricillia melotot kecil pada putranya.

Bibir kemerahan Saka membulat. Ternyata itu. Ia kira apa. "Kalau aku Tuyul Mami apa? Induk Tuyul?" balasnya sinis.

"Induk kamu bilang? Kamu pikir Mami hewan?!" Pricillia kembali ingin mencubit Saka tetapi untuk buru-buru menjauh.

Incredible Brothers (TERBIT)Where stories live. Discover now