persiapan

3.4K 132 2
                                    

"Mal... malam ini kita nginap di sekolah kan!" ucapku ke Malvin yang sibuk membuat pionering kaki tiga yang akan di pajang depan gerbang sekolah.

"Iya, besok kan lomba siaganya sudah dimulai! Tapi aku lebih senang kemah, nanti malam disini!" Malvin masih sibuk dengan pioneringnya di tengah lapangan basket sedangkan aku duduk santai di depan perpustakaan.

"Kamu mau ku bantu nggak?" tanyaku sekali lagi. Daritadi aku nawarin diri bantu bikin pionering tapi si Cullen gak mau.

"Pasti kamu tau jawabannya, manis!" godanya sambil senyum kepadaku

"Kenapa dia ganteng ya? terus romantis lagi! Fokus Bintang fokus!" batinku yang sedikit gila karena Malvin

Aku beranjak pergi dan masuk ke gudep. Setidaknya ada yang bisa ku bantu di gudep.

"Kak ada yang bisa saya bantu nggak? Saya nggak ada kerjaan nih!" tanyaku kepada semua orang yang berada di gudep

"Hilf mir, dekorationen zu machen!" ucap Kak Fachri dengan bahasa jerman yang tidak ku mengerti

"Kak Rani, kak Fachri tuh lagi ngomong pake bahasa alien apa sih!" tanyaku kepada kak Rani yang berada di samping kak Fachri sedang memotong kertas buat dekorasi setiap pos lomba.

Aku bertanya ke kak Rani karena aku tau yang ngerti bahasa jerman disini cuma kak Rani dan kak Facri. Aku juga gak mau nanya sama kak Fachri karena aku tau dia bakal jawab yang aneh-aneh dan membuat aku naik darah.

Kak Rani terkikik. "Fachri nyuruh kamu bantuin dia buat dekorasi! Ayok duduk di samping kakak aja daripada di samping Fachri kamu bisa dikerjain seperti kemarin!" Ajak kak Rani sambil menepuk-nepuk lantai di sampingnya.

Yap kami duduk di lantai karena gudep kami ini tidak mempunyai kursi dan gak terlalu luas mungkin hanya muat untuk sepuluh orang tetapi disini lengkap ada satu meja yang berada di sudut kanan gudep digunakan untuk printer yang digunakan untuk keperluan gudep bisa juga foto kopi, ada lemari yang berada di samping kiri printer untuk berkas-berkas dan juga kipas angin, pokoknya gudep kami ini gak luas tapi bisa membuat orang merasa nyaman saat berada di dalamnya.

#unchh...terharu

"Siap kak! Jadi saya mau ngapain nih?" tanyaku ke kak Rani yang sibuk memotong kertas

"Kamu kuat tiup balon gak?" tanya kak Rani sambil memberiku sebungkus balon

Aku mengangguk ragu

"Ahh... saya gak percaya sama Bintang!" ejek kak Fachri

Owhh.. ngeremehin

Liat ya! Betapa strong nya seorang Bintang

"Aku bisa kok kak!" ucapku mantap lalu meniup satu persatu balon

Aku mulai meniup balon dengan sekuat tenaga lima balon yang sudah ku tiup. Wew keren banget aku!

"Wiihh... siapa yang niup balonnya nih?" tanya Malvin yang sudah berada di depan pintu gudep

"Bintang" ucap Kak Fachri lalu ngakak. Dia puas banget ngerjain aku.

Saat balon ke delapan, aku gak kuat lagi! Napasku sudah habis.

"Mending kalian pulang gih! Nanti jam 6 sore kesini lagi, semuanya sudah siap tinggal nge dekor setiap pos!" ucap kak Riko yang sedang membungkus snack untuk para siaga besok.

"Siap kak!" ucap kami berempat serempak

***
Aku lagi menggambar balon putih dengan spidol merah dan hitam, . Sudah jam 8 malam, aku masih sibuk dengan balon-balon putih yang memenuhi gudep. Aku ditinggal sendirian di gudep, sebenarnya aku takut karena aku paling takut sama yang namanya hantu walau aku tau hantu tuh hanya jin yang mengganggu manusia tetapi aku tetap aja takut apalagi kalau mengingat kemarin malam aku nonton flim pengabdi setan. Uhhh... merinding. Akhirnya aku memilih memasang lagu sholawatan di hapeku.

Brukk

Aku terkaget mendengar sesuatu terjatuh di samping gudep. Aku mencoba memberanikan diri ke arah gudang di samping gudep, aku seperti melihat sesuatu disana.

"Heyy... siapa yang disana?" tanyaku sok berani padahal keringat dingin sudah bercucuran di tubuhku yang membuat basah baju olahraga smagaku yang berwarna biru.

Saat seseorang itu ingin berbalik, aku langsung kembali ke gudep dan mengambil beberapa balon yang belum ku gambar serta spidol, dan mematikan musik yang ada di hapeku. setelah itu aku langsung mengambil langkah seribu menuju ruang panitia lomba siaga yang berada di samping lab bahasa jerman.

"Huhh huhh huhh" aku memasuki pintu ruang panitia dengan nafas tak teratur kayak orang lari marathon. Kak Fathur dan kak Felix menatapku dengan penuh kebingungan.

"Kamu kenapa Bin?" tanya kak Felix yang sudah berada di depanku

Aku hanya menggeleng mengatur nafas ku yang masih belum teratur.

"Pasti kamu liat yang aneh-aneh!" tebak kak Fathur sambil terkekeh

Aku masih menggeleng walau tebakannya kak Fathur benar sekali.

"Kamu duduk disini! Nanti kamu sama saya pergi nge dekor tiap pos!" suruh kak Felix. Lalu aku duduk di salah satu kursi dekat pintu.

***
"Bin, kamu bisa lihat hantu kah?" tanya kak Felix penasaran.

Ya Allah, kak Felix nih! nggak bisa baca keadaan apa? Kita lagi jalan di lorong-lorong kelas yang gelap dan hanya modal senter dari hape. Dia bahas tentang hantu lagi! Sumpah kak Felix sangat cocok di kasih penghargaan manusia tidak terpeka di dunia.

"Nggak kak! Seumur hidup, saya gak pernah lihat hantu!" ucapku sambil memegang erat plastik yang berisi dekorasi pos 3 yang berada di kelas paling belakang sekolah.

"Tapi kenapa tadi muka kamu kayak orang ketemu  sama setan saat nongol di depan ruang panitia?" tanyanya lagi dengan muka polos

Kepo banget sih!

"Gak apa-apa kak! Ayok masuk" aku mulai masuk dan menyalakan lampu yang ada di ruang kelas XII IPS 3.

Kami mulai menghias kelas itu dengan berbagai pita dan balon. Kami memang sengaja menghias setiap pos agar para anak siaga merasakan lagi berada di taman rekreasi bukan lomba, agar juga mereka tak terlalu stress menghadapi lomba. It's very good.

"Sudah selesai kan! Kita langsung ke lapangan aja, kayaknya malam ini kita bikin api unggun!" ucap kak Felix yang sudah memasang pita

"Api unggun! Sudah lama gak liat api unggun nih!" ucapku dengan mata berbinar-binar. Aku juga paling suka yang namanya api unggun.

Saking senangnya aku langsung pergi ke lapangan meninggalkan kak Felix. Saat di lapangan aku melihat api unggun yang berkobar-kobar dan di samping api unggun aku melihat Malvin duduk di atas kursi sambil memegang gitar.

Dia memetik gitar dan mulai menyanyi.

"Aku disini padamu...
Sekali lagi padamu...
Kubawakan rindu yang kau pesan utuh...
Aku disini untukmu...
Sekali lagi untukmu...
Percayalah... lagi kau gundah...
Pun aku merasakan getaranmu...
Mencintaiku sepertiku mencintaimu...
Sungguh kasmaran aku kepadamu...
Hidup adalah tentangmu...
Selalu saja tentangmu...
Sepertinya kau adalah candu bagiku...
Kau buat aku tak mampu...
Selalu saja tak mampu...
Menahan perasaanku atas dirimu...
Pun aku merasakan getaranmu...
Mencintaiku seperti ku mencintaimu...
Sungguh kasmaran aku kepadamu..."

"🎶 kasmaran-Jaz"

Si cullen menyudahi lagunya dan kami semua bertepuk tangan yang meriah. Lalu kami bernyanyi-nyanyi melingkari api unggun ditemani bintang-bintang bertaburan di atas langit.

********************
Halo pecinta wattpad!!

Aku kasih babnya lebih panjang! Semoga suka ya! Hehhehe...

Jangan lupa vote and coment

Pramuka In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang