Empat orang gadis sedang berlari di koridor ke sekolah, dengan muka khawatir dan tegang.
"Minggir Ucok!!" teriak Bintang dari kejauhan saat dia melihat lelaki batak berbadan besar beberapa meter darinya
Ucok langsung menoleh ke arah belakang dan melihat keempat gadis yang tengah berlari tak jauh darinya, mereka semakin mendekat namun anehnya Ucok malah diam sambil memeluk tiga bukunya dan...
Brakkk
Hancurlah semuanya, keempat gadis itu terjatuh dan Ucok ikut terjatuh.
"Ucok! Tadi kita sudah bilang minggir kenapa malah diam!" geram Dea rasanya ingin memakan lelaki batak itu
"Eh kau gadis bermata empat! Kalian yang menabrakku tadi!" ucap Ucok dengan logat bataknya
"Ehh kau ucok! Kau salah kan kita! Kau tak sadar kah? Kau yang diam saja!" ucap Hilda mengikuti logat bataknya Ucok
"Kau Ucok! Badan kau itu seperti badak bercula satu, tabrakan dengan badan kami yang kecil-kecil kayak biji cabe! Ya kalah lah kami Ucok!" omel Dinda ikut-ikutan memakai logat batak
"Kalian chili-chili, tak usah ikut-ikut logat batakku ini" Ucok mulai kesal kepada tiga gadis yang ada di hadapannya
Sedangkan Bintang memandang mereka berempat dengan wajah datar. Hedeh -_-
"Kalau kalian kelahi terus gini! Hancur dah Rey di makan sama kak Fathur!" ucap Bintang sambil menatap keempat orang yang sedang perang mulut dengan logat batak
Mereka bertiga langsung berhenti bicara lalu menatap Bintang, dengan kompak ketiga gadis itu menepuk jidatnya.
"Gara-gara kau ini Ucok!" tuduh Dea sambil menatap tajam Ucok
"Kenapa aku lagi?" tanya Ucok tak terima
"Sudah Dea!" tegur Bintang
Lalu keempat gadis itu pergi meninggalkan lelaki batak yang sedang mengambil bukunya di lantai. Dinda kembali menoleh ke arah belakang.
"Urusan kita belum selesai Ucok!" teriak gadis itu lalu dia menyusul ketiga temannya
"Orang gila!" ucap Ucok sambil menggeleng-gelengkan kepalanya
Keempat gadis telah sampai di depan gudepnya dengan nafas yang tidak beraturan, mereka ingin sekali masuk ke gudep namun mereka bimbang.
"Yakin nih kita masuk ke gudep?" tanya Hilda dengan gemetaran
"Ehmm.. yakin aja lah!" jawab Dinda ragu-ragu
"Ini demi adek kita bersama!" ucap Dea dengan semangat 45
"Jadi siapa yang duluan masuk?" tanya Hilda
Mereka bertiga langsung menatap ke arah Bintang sambil menyeringai seram.
"Kamu masuk duluan Bin!" titah Dea
"Kok aku!" Bintang menunjuk dirinya sendiri sambil menunjukkan ekspresi terkejut
"Demi Rey loh!" Dinda merangkul Bintang sambil tersenyum
Bintang menghela nafasnya, dengan perlahan dia menurunkan pegangan pintu gudep.
Brakkk
Terdengar suara berisik dari dalam gudep yang membuat keempat gadis itu terburu-buru masuk ke dalam, saking terburu-burunya keempat gadis yang sedang memakai baju pramuka lengkap itu terjatuh di depan pintu.
"Kalian kenapa?" tanya kak Fachri
Keempat gadis itu langsung mendongak melihat ke atas, mereka melihat kak Fachri, kak Fathur, Rey dan...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pramuka In Love (END)
Randomini bercerita tentang seorang gadis yang melanjutkan sekolah nya di salah satu SMA favorit di Samarinda. Kata orang, masa SMA itu masa yang menyenangkan tapi tidak untuk gadis 15 tahun ini,dan harus berjuang melalui berbagai rintangan di pramuka da...