Belong To Him 5. (17+)

4.3K 325 8
                                    

Satu minggu sudah sejak pertunjukan penyiksaan yang diperlihatkan oleh Oliver. Dan aku masih tidak bernapsu untuk makan. Memikirkan saat cairan kental itu muncrat dan jerit kesakitan wanita itu.. sial! Memikirkan hal itu lagi membuatku kembali mual.

"Beth?"

Aku menoleh dan mendapati kepala Oliver yang menyembul dengan tersenyum menatapku. Aku mencoba membalas senyumannya agar tidak ada hukuman-hukuman aneh yang membuatku harus berhadapan dengannya. Karena bukan hanya sekali-dua kali ia melayangkan tangannya padaku.

"Kau ingin makan apa?"

Ugh, makan? Membayangkan makanan, sudah satu minggu ini pula aku hanya memakan sayur atau buah. Tapi aku ingin daging panggang saat ini. Tapi aku takut kalau Oliver memberiku daging manusia. Brengsek, aku mual lagi.

"Daging sapi atau kalkun, mungkin? Atau ayam, Olie, kalau kau membolehkan? Babi atau rusa juga tak masalah."

Oliver tersenyum. "Aku akan berburu babi. Kau ingin ikut?"

Aku menggigit bibir atasku. Ikut, tidak, ikut, tidak. Tapi apa aku bisa menjamin bahwa Oliver benar-benar memberiku daging hewan atau daging manusia seperti sebelumnya? Tapi aku takut ada hewan buas mengingat rumah ini terletak di pelosok hutan.

"Aku ingin ikut. Tapi... apa tidak apa-apa?"

Oliver menghampiriku. "Apa yang kautakutkan?"

"Ular?"

Oliver terkekeh atas jawaban pertanyaanku. Lalu ia mengusap lembut pipiku. "Dari sekian banyak hewan liar, kau takut pada ular?"

"Ular berdesis, kecil, dan memiliki tubuh panjang yang elastis," kataku membuatnya menciumku gemas. Aku berusaha sebisa mungkin untuk tidak mengusap bibirku yang habis ia cium karena itu akan memancing kemarahannya.

Tinggal bersama Oliver selama 2 minggu lebih ini membuatku sadar akan sikap dan sifat Oliver. Atas apa yang boleh dan tidak boleh kulakukan. Dan sedikit banyak, aku tahu kalau Oliver ini seperti penderita Multiple Personality Disorder. Hanya saja Oliver bisa berubah dalam keadaan sadar. Dan sepertinya, aku bisa mengambil kesimpulan. Ia seorang psikopat yang terobsesi sedang padaku. Entah apa yang ia lihat pada diriku ini. Aku tidak cantik, lebih menjurus aneh, bahkan. Aku bahkan terkadang suka berbicara sendiri. Seperti, kalau aku sedang merasa gelisah. Setiap merasa gelisah aku pasti akan berbicara sendiri seakan aku memang memiliki teman. Ya, ya, anggap aku gila, tapi apa yang bisa kulakukan dengan fakta bahwa aku tidak memiliki siapapun?

Sentuhan lembut pada pipiku membuatku tersadar bahwa aku sedang bersama seorang yang emosinya mudah sekali naik turun.

"Kenapa kau selalu melamun, Beth? Apa yang kaupikirkan?" Oliver menatapku cemas. Oh, andai saja ia tak terganggu psikisnya, aku tentu sangat, sangat, sangat senang mendapatkan perhatian berlebihan seperti ini darinya.

"Aku lebih suka kalau kau berbicara sendiri seperti biasanya, Beth."

Aku menatap Oliver dengan pandangan tak percaya. Ia tahu?

"K-kau... tahu..."

Oliver mendekatkan wajahnya padaku membuatku mulai merasakan ketakutanku kembali menyerangku. Oliver mulai menunjukan seringainya membuatku merasa kali ini merasa apa yang dilakukannya ialah hal buruk.

"Aku mengetahui apapun tentangmu, Beth. Apapun. Kau tak perlu meragukanku, karena aku benar-benar mengetahuimu. Luar dalam. Jadi jangan pernah mencoba untuk bermain denganku, oke? Teruslah jadi gadis penurut maka kau kupastikan akan baik-baik saja. Aku pastikan, Beth."

Oh, tolong aku, Tuhan.

***

Dari kmrn tulis 'Selir Raja' hapus ketik terus :(

Ada saran bacaan ttg royal kingdom/werewolf gitu? Saya sdh lama nggak baca cerita ttg kerajaan gt jadi kaku ngetiknya 😂 atau mungkin ada saran mau dibawa kmn cerita si Zuricshiya sm Rhenald?

BELONG TO HIMWhere stories live. Discover now