Pria berseragam putih hitam itu berjalan santai di koridor kampus kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. Dia memasang headset di kedua telinganya mendengarkan lantunan suara Christ Martin yang tak pernah gagal membuatnya terpesona.
"Sing!"
Pria itu menghentikan langkahnya dan menoleh mendapati seorang pria yang sedang berlari ke arahnya. Namanya Krist Perawat, Sahabatnya sejak sekolah dasar. Dia lebih muda satu tahun darinya tapi tak pernah mau menyebutnya Phi, katanya mereka kan sahabat bukan kakak beradik, Singto iyakan saja biar cepat karena berdebat dengan Krist mebutuhkan energi setara dengan 5 gelas susu dan dua piring nasi.
"Nanti malam ayo ke club," ajak Krist sambil memainkan hp di tanganya
"Malas!"
"Ayolah Sing siapa tau di sana kita ketemu gadis-gadis seksi."
Singto menarik napasnya dan berlalu meninggalkan Krist begitu saja dia paling malas kalo sudah mendengar Krist berkoar tentang perempuan. sahabatnya yang satu itu sepertinya benar-benar candu pada wanita seksi berbeda dengan Singto yang terlihat acuh padahal jika dilihat dari tampang dia bisa dengan mudah mendapatkan gadis manapun yang dia mau.
"Tingkahmu saja begitu, gadis mana yang mau dengan mu!"
"Hey... apa kau bilang? Kau tidak lihat aku tampan? Putih? Senyumku manis bagaimana mungkin tidak ada gadis yang mau denganku."
Singto mengeleng kepala prihatin "terlalu putih dan manis hingga hanya pria yang jatuh cinta padamu." Singto sukses mendapatkan tinju di bahunya sedetik setelah dia selesai dengan ucapannya.
"Sial!!!" Krist mengumpat tapi tak menyangkal karena beberapa kali mereka pergi ke club dan berakhir dengan Singto yang meninju pria yamg ingin melecehkannya.
***
Singto memandang tekun ke depan mendengarkan setiap kata yang dilontarkan dosennya dan dicernanya dengan baik tak heran dia menyandang gelar mahasiswa pintar meskipun dia begitu tertutup tapi bukan berarti dia tidak berprestasi.
"Sing nanti aku salin tugasmu ya, aku gak ngerti," celetuk Krist saat Dosen mereka memberikan tugas yang jauh dari kapasitas otak Krist yang pas-pasan.
Sing memutar bola mata, bukan hal baru kalo Krist selalu manfaatnya dalam hal tugas
"Memangnya sejak kapan kau mengerti? !"
Krist hanya nyengir sambil mengamati orang-orang yang berhamburan keluar pintu, tak sabar meninggalkan ruangan yang dianggap tempat penyiksaan.
Mereka melangkahkan kaki keluar dari kelas setelah keadaan sepi, mereka tidak suka berebut pintu keluar dengan siswa lainnya oleh sebab itu mereka lebih memilih untuk menunggu keadaan sepi.
"Nanti malam jadi kan,"
"Hmm."
"Aku jemput atau ketemu di sana?"
"Ketemu di sana saja,"
"Sip!"
***
Singto memarkirkan motornya jauh dari club yang akan dia datangi, dia biasa melakukan itu karena dia malas jika harus memarkirkan motornya di parkiran club karena jika ada razia mendadak sulit baginya untuk kabur, Krist juga begitu mereka sudah sama-sama terlatih untuk menyiasati dunia yang kejam ini.
Singto melangkahkan kakinya ke dalam club dan dia langsung disambut dengan dentuman music yang memancingnya untuk mengerakkan kepala, dia mengedarkan pandangan kesekeliling club dan menemukan Krist yang sedang asyik bercanda dengan gadis yang terlihat begitu seksi di depan meja bartender.
YOU ARE READING
Finding You
Fanfiction'Menemukanmu bukan ragamu, tapi hatimu " Bagaimana jika orang yang kamu cari-cari selama ini tepat di hadapanmu? Dan saat kau menyadarinya kau tak lagi punya kesempatan meraihnya. Masihh seputar Sinto Krist yang tak jenuh bikin baper. Agak sedikit...
