Coba renungkan kau pilih aku yang pergi atau hatiku yang mati?
Sudah berulang kali Krist membaca pesan line yang dikirim Singto tapi dia tak juga menemukan jawaban yang tepat untuk membalas pesan itu. Pilihan apa itu, dia hanya meminta menyingkir dari hadapannya bukan pergi. Apalagi mati hati. Dasar orang sinting.
Pemuda manis itu berguling-guling lagi di tempat tidurnya, sudah lewat tengah malam dan hampir subuh tapi matanya belum mau juga terpejam, berbagai macam pikiran berseliweran di otaknya. Dia sedikit menyesali tindakan emosionalnya tadi. Jika dipikir-pikir lagi dengan logika tidak ada salahnya jika Singto memiliki kekasih tapi kenapa harus pria? Dan kenapa Sing tak pernah bercerita padanya jika dia menyukai pria. Apa dia tidak dianggap sahabat, padahal Krist selama ini merasa tidak ada yang terlewat sedikit pun tentang singto nyatanya dia tidak tau apa-apa.
Tapi jika dia memakai perasaannya, semua terasa salah, Singto memiliki kekasih itu sangat salah dan setiap mengingat ciuman itu dadanya berdenyut sakit, rasanya seperti miliknya tiba-tiba dirampas darinya begitu saja. Dia mencoba membayangkan jika yang mencium Sing adalah wanita, rasanya sama saja. Dadanya berdenyut nyeri.
Perasaan itu terasa mengerikan apalagi saat dia menyadari tak ada jalan lagi. seperti saat kau menyadari sesuatu dan ingin segera berlari mengambilnya dan detik itu juga pintu tertutup tepat di mukamu.
Krist meremas rambutnya, apa yang harus dilakukannya? Dia tak ingin kehilangan Singto tapi tak mampu berhadapan dengannya saat dia tahu perasaan lain telah tumbuh subur tanpa disadarinya.
Logika dan perasaannya berperang hebat, dia butuh menenangkan dirinya sendiri menata hatinya yang berserak tiba-tiba, bagaimana pun logika dan hatinya masih punya satu suara bahwa dia tidak ingin kehilangan Singto, apapun statusnya.
Hari ini tepat Krist menghilang seminggu, Singto sudah mencarinya tapi Krist hilang seperti ditelan bumi, dia tau Krist tak ingin bertemu dengannya tapi dia tidak menyangka ucapannya malam itu serius. Dia tak mengerti apa kesalahanya hingga Krist membuangnya begitu saja.
Lima menit sebelum jam perkuliahan di mulai Krist memasuki kelas, di pintu masuk matanya telak bertemu dengan mata kelam Singto dan buru-buru dia membuang pandangan duduk di kursi depan jauh dari singa lapar yang sedang berusaha memakannya lewat tatapan. Krist tak nyaman karena merasa ditatap terus-terusan ingin menoleh tapi enggan bertemu mata lagi. dan sekarang dia merasa seperti tersangka saja.
"Kit Tunggu!" Krist berjalan tak mengindahkan panggilan itu.
"Kit jika kau tak berhenti selamanya kau tak akan melihatku lagi." Refleks Krist berhenti dan menoleh dengan raut bingung.
"Cuma menakut-nakuti hehehe" Singto terkekeh, sejak dulu hanya ancaman yang mempan untuk Krist. Dia paham betul itu. Dia meraih tangan Krist dan membawanya ke ruangan yang sedang tak digunakan lalu menutup pintunya dari dalam.
"Sekarang jelaskan ada apa," Dia mengintimidasi.
"Bukannya aku sudah menjelaskan malam itu aku hanya ingin belajar hidup tanpamu."
'Bulshit, aku mengenalmu sejak dulu Kit, kau tak bisa menyembunyikan apapun dariku. "
"Ya, karena hanya kau yang bisa!"
"Apa maksudmu?" Krist menatap tajam Singto, posisinya yang sedang tersudut membuatnya tak leluasa bergerak. "Aku melihatmu merciuman dengan pria, sebagai sahabatmu aku baru tau bahwa kau menyukai pria," Krist menarik napas sebentar matanya masih setia terhujam di manik mata pria yang meruntuhkan logikanya. "Dan itu menyadarkanku, hanya aku yang benar-benar mempercayaimu, menjadikanmu orang pertama tau apa yang kupikirkan dan rasakan kau tidak. Kau menganggapku orang asing." Hati Krist mendadak sakit saat telinganya mendengar kata 'asing' ya dia merasa asing, kepalanya menunduk begitu saja, memutuskan kontak mata yang mati-matian dipertahankannya sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding You
Fanfiction'Menemukanmu bukan ragamu, tapi hatimu " Bagaimana jika orang yang kamu cari-cari selama ini tepat di hadapanmu? Dan saat kau menyadarinya kau tak lagi punya kesempatan meraihnya. Masihh seputar Sinto Krist yang tak jenuh bikin baper. Agak sedikit...
