1. Meninggalkan Rumah

163 10 4
                                    


Setting  setelah episode 13 x 06 "Thombstone"

********


1. Meninggalkan Rumah

"Aku akan mencarinya, Mom," ucap remaja delapan belas tahun itu tegas, dengan memasukkan pakaiannya ke dalam tas ranselnya.

Ibunya berdiri di pintu dengan tatapan putus asa. "Aku yakin dia tidak ingin kau temukan, Ben."

Ben mencabut carger ponselnya dari soket di dinding lalu memasukkannya juga ke dalam ransel. "Aku nggak peduli, Mom. Bagaimana bisa Mom menyembunyikannya dariku?"

"Aku tidak menyembunyikannya, Ben!" Lisa Braiden menghela napas semakin putus asa. "Aku tidak tahu kalau memang ternyata dia."

Lisa tidak mengetahui saat Ben melakukan tes DNA dan mencari tahu sendiri siapa ayah kandungnya. Dan mengejutkan ternyata lelaki itu adalah ayahnya. Lelaki pengasih yang memutuskan untuk pergi meninggalkan mereka, dan butuh delapan tahun Lisa mencoba melupakan lelaki itu hingga tak lagi pernah memikirkannya. Bukannya Lisa tidak pernah mencari tahu siapa ayah dari bayi yang dikandungnya, karena memang sudah pernah ia lakukan, dan hasil yang keluar bukanlah lelaki itu.

Tetapi entah bagaimana bisa terjadi, ternyata hasil tes baru menunjukkan hal yang lain. Lelaki itu memang ayah kandung Ben. Lelaki yang amat dicintainya tapi harus ia lepaskan. Lelaki yang sempat masuk ke dalam kehidupan mereka setelah Ben besar tanpa pernah mengira bahwa Ben adalah anak kandungnya. Lelaki itu telah menjadi ayah yang sempurna untuk Ben, meski hanya untuk satu tahun. Dan Ben tidak akan mudah melupakan lelaki itu.

"Mungkin bukan Mom yang tidak mengetahuinya, tapi Mom yang tidak ingin dia masuk ke dalam kehidupan kita," balas Ben sengit, masih menolak menatap ibunya.

"Ben..." Lisa menghela napas mencoba menahan emosinya untuk tidak terpancing marah. "Aku sungguh mengharapkan dialah orangnya. Jika tidak, bagaimana mungkin aku mengizinkan dia masuk ke dalam kehidupan kita, tinggal bersama kita, dan berbagai segalanya dengannya?" Ya, Lisa merasakan satu tahun yang sempurna bersama lelaki itu, menjalani kehidupan normal layaknya keluarga utuh, tak lagi sebagai orang tua tunggal. Akhirnya Ben memiliki seorang figur ayah.

Ben masih mengemas pakaiannya.

"Ben, aku sangat mengharapkan dialah ayahmu, tapi percayalah, saat aku melakukan tes tak lama setelah kau lahir, hasil menunjukkan bukan dia."

Ben berbalik menghadap ibunya, "Lalu siapa? Dan bagaimana bisa ini terjadi?"

"Entahlah! Dan mungkin aku tak terlalu peduli siapa ayahmu kalau bukan dia," balas Lisa. "Dan aku lega, kalau memang dialah orangnya."

Ben tercenung.

Lisa menarik napas penuh sesal. "Maafkan aku, Ben..., kalau saja dulu aku tahu..., Sayang, mungkin aku takkan mudah melepaskannya. Tapi dalam hati kecilku merasakan, jika memang dia orangnya."

"Tapi Mom tetap melepaskannya...." Ben mencoba menahan air matanya, lalu terduduk di tempat tidurnya.

Lisa mendekatinya dan ikut duduk di samping putra tunggalnya.

Dirangkulnya pundak bidang itu. "Aku harus melepaskannya, Ben..., dia ingin pergi dan aku tidak bisa menahannya. Dia tidak mau kita ada di dalam kehidupannya."

"Apa Mom menginginkannya?" tanya Ben. "Maksudku berada di kehidupan dia?"

Lisa mengangguk, "Tentu saja, tapi aku tahu aku hanya akan menjadi bebannya, dan aku tidak bisa melakukannya. Kehidupannya - kau tahu kan bagaimana kehidupan dia - dan kita tidak bisa membahayakan mereka dengan kita bersamanya."

Finding FatherWhere stories live. Discover now