prolog(2)

3K 675 101
                                    

Lo vote? Lo keren

Sebulan setelah kejadian itu, Nindi terus menunggu kedatangan Ester sesuai janjinya yang mengatakan akan menjenguknya sepekan setelah diadopsi namun sepertinya ia hanya menanti kucing bertanduk, alias manantikan hal yang sia-sia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebulan setelah kejadian itu, Nindi terus menunggu kedatangan Ester sesuai janjinya yang mengatakan akan menjenguknya sepekan setelah diadopsi namun sepertinya ia hanya menanti kucing bertanduk, alias manantikan hal yang sia-sia. Semoga saja Ester baik-baik saja.

Keesokannya Nindi pun mendapatkan kabar dari Bu Rahmi— pemilik panti, kalau akan ada keluarga yang akan segera mengadopsinya. Tentu ia senang, apalagi desas-desusnya keluarga itu adalah keluarga kaya raya. Menggiurkan bagi gadis yang selama ini harus bekerja sendirian untuk uang jajan dan SPP setiap seharinya.

Ini pasti keluarga yang di maksud Ester.

"Kamu baik-baik di sana ya sayang, jangan lupain ibu" Bu Rahmi memeluk Nindi begitu erat. "Maafin ibu ya nak, maafin ibu..." Lirihnya seperti orang yang merasa bersalah.

"Gak kok Bu. Ibu nggak ada salah sama Nindi"

"Semoga kamu bisa ketemu Ester nanti ya nak" Nindi mengangguk kemudian mencium tangan sang ibu panti lalu pamit.

 
 
°°°°

Nindi tidak menyangka, penyambutannya di atur dengan sangat mewah dan megah. Dress putih tulang selutut yang dipakainya tampak sangat kontras dengan gelapnya malam. Yap, pesta kecil yang hanya di hadiri oleh keluarga barunya saja, di balkon outdoor salah satu lantai di gedung Itaewon City. Nindi benar-benar tercengang melihat indahnya penampakan seluruh kota di malam hari, bahkan Desa kecil nya terlihat kecil dari atas gedung tersebut.

Nindi tersenyum manis menatap satu persatu calon keluarganya. Untuk pertama kalinya ia bisa merasakan hangatnya rumah dan kasih sayang seorang Ayah dan Ibu, juga seorang kakak laki-laki. Nikmat Tuhan mana lagi yang akan ia dustakan? Ini benar-benar jackpot baginya.

Matanya berbinar saat laki-laki jangkung berambut coklat gelap itu melangkah mendekatinya.
"Hai lo calon adik gue kan? Kenalin nama gue Vante Gaharu Pamungkas, panggil gue...hmm"

".... Kakak aja, oke?" ucapnya condong ke depan  sangking tingginya, ia menatap Nindi dengan senyum tipis.

Tangannya bergerak mengelus kepala Nindi. Membuat gadis itu tersipu. Jujur saja kalau di tanya apa Nindi naksir Vante, tentu saja iya. Ia baru kali ini melihat wajah setampan Vante, sungguh beruntungnya ia menjadi adiknya.

"Aku Nindi kak, Hanindiyah Admaja"

"Sekarang, nama belakang lo Pamungkas. Welcome to your new family Hanindiyah Pamungkas"

Nindi tersenyum gembira, rasanya tak ada hari yang lebih menyenangkan dari hari ini. Aneh bukan? Nindi bersikap seolah mereka baru pertama kali bertemu. Atau memang ia lupa? Ataukah kemarin itu hanya mimpi? Meski Nindi juga seperti merasakan de javu, namun ia memilih untuk tidak peduli.


°°°

Di hari pertamanya menjadi seorang Hanindiyah Admaja Pamungkas, gadis itu menikmati malamnya di kamar mewah yang terbilang cukup luas, bahkan ini lebih luas dari 5 kamar anak di panti tempatnya dulu. Ia melempar tubuhnya telentang sembari memejamkan matanya tersenyum.

"Ahh akhirnya..." ia bisa merasakan betapa empuknya kasur yang ia tiduri.

Tok tok tok

Suara pintu diketuk membuat Nindi langsung terduduk kaget. Kemudian tanpa ia persilahkan, masuklah laki-laki berambut coklat berjalan ke arah Nindi. Dia Vante.

"Suka kamarnya?" Tanyanya membawa segelas susu.

Nindi mengangguk, "Suka!" Ucapnya berdiri menghampiri Vante.

Melewati Nindi, Vante malah berbaring di kasur Nindi dengan lengannya sebagai bantal. Sedangkan gadis itu terdiam tak paham dengan apa yang di lakukan Vante.

"Em—kak?"

"Umur lo berapa?" Tanya Vante memotong kalimat Nindi.

"Tujuh belas" jawab Nindi masih dalam keadaan berdiri.

"Masih perawan?" Lanjutnya yang seketika membuat Nindi terperanjat kaget.

"Ma—maksudnya?"

"Gue nanya, lo masih perawan atau nggak?" Sebelah mata Vante terbuka. Ia berganti posisi menjadi duduk. Tatapan datarnya menyorot gadis yang sedang membatu berdiri di hadapannya.

Di tepuknya kasur di sebelahnya, mengisyaratkan agar adik barunya itu ikut duduk.

Dengan tatapan ragu, Nindi menurut. Namun ia duduk dengan jarak agak jauh dari Vante. Tentu saja alasannya karena ia takut.

"Kenapa? Gue nggak gigit kok" ucap Vante melihat Nindi ketakutan.

"Emm..."

Karena Nindi tak menjawab, Vante lah yang mendekatinya. Menarik kedua bahu Nindi menghadap ke arahnya.

Vante menatap Nindi lekat-lekat sampai tak berkedip. Membuat gadis itu salah tingkah hingga melepas pandang dari Vante.

"Jangan jatuh cinta sama gue nantinya. Oke?" Vante tersenyum tipis, gemas melihat tingkah Nindi.

Ia kemudian bangkit dari duduknya, mengacak pucuk kepala Nindi, kemudian mengecupnya sebelum meninggalkan kamar Nindi.

Aish!! Dia kenapa sih!



Bagaimana cerita ini?
Apakah menarik?
Apakah mampu membuat kalian stay? :(
Apakah mampu membuat sider keluar dari persembunyiannya?
Apakah mampu membuat Kim taehyung menjadi milikku? Prett.

_Asyudah vote?_

PANTHERO SECRET [END]Where stories live. Discover now