Titik Cerah

29.6K 1.5K 24
                                    

  

        Hari yang cerah untuk Keira, dimana Ia sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Yuka dan Gunawan pun kembali ke Magelang, namun Gema dan Damara masih bersamanya. Gema berencana menginap dirumah Damara hari ini lalu besok mereka berdua akan berangkat ketempat pendidikan dasar mereka.

Damara mengajak Keira untuk menginap dirumahnya juga, agar untuk hari ini Damara dan Gema bisa memantaunya. Keira tengah duduk disofa ruang tamu kediaman Damara, dengan Damara, Gema dan Tiara tengah berbincang.

"Brama dimana ya tante?" tanya Keira,

"Eum... tadi Brama ke rumah temennya mungkin bentar lagi pulang," jawab Tiara.

"Dek kamu ini konsisten dong, maunya Damara atau Brama, abang adek entar perang itu," canda Gema.

"Tenang suh, nggak bakal perang,"

Tiara dan Keira tertawa kecil.

Tiba-tiba wanita berambut cokelat menggunakan kemeja putih dan jeans biru mengetuk pintu dan langsung menyalam Tiara. "Halo tante.... Eva dateng nih, bawa oleh-oleh dari Korea." ucapnya memberikan bingkisan, Tiara hanya tersenyum dan menerimanya.

"Eh ada Damara, gimana praspa kamu? maaf ya aku nggak bisa ikut, habis atasanku ngajak liburan ke Korea.." cercanya tanpa henti. Keira mengernyitkan dahinya dan menatap Damara meminta penjelasan.

Damara memegang tangannya, "Maaf Kei, aku bohong, lagian mana mungkin aku mau dia dateng ke Praspa ku. Nggak pengen."

Tiara dan Gema menahan tawa,

"Ya udah, tante kedalem dulu ya, kalian cerita-cerita aja dulu. Eva duduk nanti tante buatin minum ya,"

"Iya tante.. nggak apa-apa nanti Eva ambil minum ke belakang sendiri aja,"

"Oh yaudah, ambil ya nanti,"

Eva telak, padahal tadi Ia berusaha sok manis. "E—iya, tan."

"Eh Keira kamu kenapa? kok kayanya pucet? caper?"

Gema mengepal tangannya.

"Mentang tahu Damara dateng langsung pura-pura sakit, cari perhatian banget sih kamu, buktinya Damara bohong kan sama kamu soal Praspa. Karena sejujurnya dia males lihat kamu." Ujar Eva, "Ups...maaf."

Keira berusaha tidak mendengarkannya.

"Kamu tuh manja banget sih, gimana Damara tahan sama kamu, iya kan Damara?"

"Bisa diem nggak sih? kamu ngerusah suasana. kayaknya kamu lebih baik pulang. Bawa aja bingkisanmu, mamaku nggak seneng kamu bawain itu walaupun dari Korea!"

Skak.

"Tapi...."

"Eva udah ya! stop! Kamu jangan pernah ganggu Keira lagi dengan semua jenis teror mu yang nggak masuk akal itu. Bagaimanapun usaha kamu aku NGGAK AKAN BALIKAN SAMA KAMU!"

"DAMARA!" Bentak Eva, Ia merasa malu dihadapan Keira dan Gema.

"Kenapa? kamu selalu bilang ke Keira kalau aku masih harepin kamu. Nol besar. Untungnya Keira nggak pernah peduli sama omong kosongmu!"

Eva semakin panas. Ia merasa sangat amat malu. Diraihnya bingkisan yang tadi dibawanya, lalu Ia berjalan keluar.

"Eva!" pangg Damara, Ia menghentikan langkahnya dan menoleh. "JANGAN PERNAH MUNCUL DIKEHIDUPAN KAMI LAGI. TUNGGU UNDANGAN PERNIKAHAN KAMI BARU KAMU BOLEH MUNCUL LAGI!"

Eva malu sekali. Benar-benar hancur harga diri dan keangkuhannya selama ini. Ia langsung pergi meninggalkan rumah Damara. Keira dan Gema tertawa.

"Gila lo mimpi apa sih punya mantan kayagitu, heran gue,"

"Cinta monyet. kaya lo nggak pernah aja."

DAMARAWhere stories live. Discover now