20. apa yang sowon rencanakan?

868 71 0
                                    

"Ah sudah ku katakan kau akan menang."ujar sowon bangga menatap layar handphone guanlin yang bermain game tersebut. "Itu karena kau menyemangatiku"ucap nya lalu melepaskan ponsel nya.

Sowon mengerutkan dahi. "Ah maksudku kau menyemangatiku karena kau memelukku seperti ini."ujar blak-blakan sambil terkekeh dan menatap wajah sowon yang imut itu nya.

"Selamat siang, maaf menganggu."ujar seberang sana, guanlin memalingkan wajahnya seseorang masuk adalah dokter. Sowon dan guanlin langsung mengambil posisi duduk.
"Keadaan sowon mulai membaik, ia bisa pulang. Tapi ia harus lebih banyak istirahat di rumah dan tidak boleh lelah"nasihat nya dari dokter.

"Kukira ia belum membaik sepenuhnya ternyata kau sembuh"ucap guanlin mengernyit.
Guanlin dan sowon mengangguk secara bersamaan  "Kamsahamnida"sowon menunduk berterima kasih kepada dokter itu.
"Baiklah, saya harus pergi."pamit dokter itu dan pergi di ruangan.

"Wah akhirnya aku bisa pulang."ucap sowon dengan senang mendapati guanlin menatap dengan tatapan sulit di pahami. "Wae?"tanya sowon, "kau memang diperbolehkan pulang, tapi tidak boleh keluar rumah dan bekerja pekerjaan rumah yang membuat mu lelah kau pasti tau apa resiko nya nanti.

Sowon mengangguk dengan menyipit kan mata nya. "Tapi kau yang tak boleh keluar rumah dan harus menjagaku. Kau paham?"ucap nya puas. Guanlin membuang napas kasar "iya, baiklah"ucap nya.

Guanlin menatap sowon terus menerus entah apa lagi yang terbayang di pikiran nya sekarang.
"Kenapa kau menatapku lee guanlin."tanya sowon, guanlin menggeleng kepala dan tersenyum "aku hanya senang mendengar kau sudah membaik."ujar guanlin tapi pemikiran nya juga teringat kejadian bahwa suzy lah mencoba membunuh nya padahal ia merasa bersyukur bahwa Tuhan menyadarkan sowon.

Guanlin tanpa aba-aba ia langsung memeluk sowon, sowon membulatkan mata nya terkejut dengan sikap guanlin barusan. Apa yang ia lakukan? Kenapa tiba-tiba?

Sowon terbatuk pelan "Kenapa Kau memelukku?"tanya sowon tapi guanlin tak mengubris perkataan sowon dan guanlin malah semakin mempereratkan pelukan menyalurkan rasa sayang yang sesungguhnya.

Dimana guanlin bersikap romantis disitulah jantung sowon selalu berdegup kencang. Tapi ia malah senang ia pun memeluk guanlin dan menyembunyikan kepala nya di dada guanlin.

Guanlin melepaskan pelukan perlahan-lahan dan menatap sowon. "Aku kembali teringat dengan kejadian lalu kau mengalami kecelakaan."ucap nya

"Kenapa kau membahasnya?"tanya sowon sedikit terkejut dengan guanlin mengungkit kembali

"Hanya saja itu selalu menghantuiku, aku benar-benar sangat takut sowon-ah. Kejadian itu selalu menghantui di malam hari aku mencoba tidur."ucap dengan suara beratnya tapi berkata sejujurnya.

"Kau tahu kenapa? Aku takut sendirian. Aku menunggumu berjam-jam, menunggumu pulang, menunggu untuk makan bersamaku."jelas sowon terbuka dengan guanlin. "Aku sebenarnya sangat ketakutan waktu itu, kupikir aku sudah mati. Kejadian itu juga selalu menghantuiku tapi sekarang aku sangat bahagia bisa bangun dan melihatmu."tambah nya sowon terang-terangan berbicara dengan lee guanlin, mata nya sudah berkaca-kaca.

"Kau bodoh"ucap guanlin lalu kembali memeluk sowon.

                          -⏹⏹⏹-

"Annyeong eommoniem"ucap sowon melihat eommoniem duduk diruang tamu menunggu kepulangan sowon, sebelum pulang guanlin sudah menghubungi bahwa mereka akan pulang. Kakak sung woon pun menjemput mereka.

"Kau sudah membaik?"tanya nyonya lee lalu memeluk sowon melepaskan rindu, dan sowon duduk di sebelah eommoniem dan berbincang-bincang sebentar. Kakak Jung Min kini sibuk di dapur menyiapkan makan siang keluarga, sedangkan guanlin hanya mendengar percakapan sowon dan ibu nya di ruang tamu.

Ordinary Girls ChangeWhere stories live. Discover now