Eleven

652 92 8
                                    

Setiap perlakuan seseorang yang dicintai, pastinya perlakuan itu akan selalu disukai seseorang yang mencintainya. Walaupun itu hanya hal-hal kecil yang biasa.

Berada di sekitar seseorang yang dicintai, belum tentu dia dapat mencintaimu kembali. Rasa itu memang bisa datang kapan saja, tapi tak bisa dipaksa untuk datang.

Entah kenapa aku merasa kesal setiap kali kamu berbicara, tertawa dan bercanda dengannya. Bahkan ketika kalian menatap satu sama lain, aku benar-benar merasa ingin menghancurkan sesuatu.

Marshmello;Kalid - Silence

*****

Liburan kali ini berbeda dengan liburan-liburan sebelumnya. Walau perbedaanya tidak cukup jauh, tetap saja ada berbeda. Jika biasanya ia akan bersenang-senang dengan keluarganya kali ini ia hanya menikmati waktu dengan suatu hal yang kecil bersama Meyril. Walau hal itu tidak mewah seperti liburan biasanya, Adnan tetap bisa merasakan kebahagiaan.

Sayangnya, Adnan tidak bisa berlama-lama membuat kenangan indah bersama libur. Dikarenakan dua hal, waktu liburan yang sangat pendek dan baru saja mereka masuk sekolah Doni sudah menyambut mereka dengan tangan terbuka. Membuat kebersamaannya dengan Meyril resmi tidak akan ada lagi untuk beberapa saat atau beberapa minggu ke depan. Fokus perhatian dan pikiran Meyril pasti akan hanya terisi Doni dan Doni.

Akhir liburan dan awal semester yang sedikit buruk. Doni sudah mengacaukan semuanya, bukan Doni melainkan acara sekolah, lebih tepatnya seperti itu. Acara sekolah itu membuat Doni dan Meyril bersatu juga mengakibatkan dirinya terjebak dalam hubungan mereka berdua. Seperti sekarang, entah peraturan dari mana yang mengatakan kalau pencetus ide harus ikut rapat membuat ia harus duduk di ruangan osis dan mendengarkan celotehan tidak jelas mereka, ia benar-benar tidak peduli. Setahu Adnan peraturan sebenarnya itu seperti hanya anggota osis yang boleh mengikuti rapat yang bukan anggota osis silahkan angkat kaki, peraturan seperti inilah yang Adnan sangat setujui. Bukan seperti situasi yang sekarang ini.

Adnan menyikut orang yang duduk tepat berada di samping kanannya. Yang disikut menoleh ke arah Adnan dan saat itu Adnan mendekatkan kepalanya ke telinga orang itu untuk berbisik. "Ini kapan selesainya?! Gue bosan!"

"Bentar lagi. Palingan dua jam lagi," jawab Adham santai.

Adnan melongo. Saudara kembarnya ini memang tidak berkemanusiaan. Tega sekali menyiksa dirinya seperti ini. Duduk seperti ini dan hanya mendengarkan celotehan tidak penting itu selama dua jam benar-benar menyiksanya. Ia ingin lari, "Gue kenapa ada di sini, sih?! Kayaknya gue salah tempat deh."

Adham menatapnya tajam yang bertanda bahwa ia menyuruh Adnan untuk tidak banyak bicara. "Lo yang ngasih ide."

"Gue yang ngasih ide buat acaranya bukan buat gue ikut dalam rapat ginian!" Badan Adnan langsung lesu melihat Adham yang masih saja menyuruhnya untuk berhenti protes. Satu tangannya menyanggah kepala dan matanya lebih memilih melihat ke sekeliling ruangan daripada fokus ke arah papan tulis atau orang yang sedang berbicara panjang lebar. "Dham, bilang istirahat dulu gitu. Lokan anggota osis, pasti mereka setuju."

"Lo kenapa bisa di sini?" tanya Adham yang sudah menahan emosinya.

Adnan menaikkan kedua bahunya, "Kan lo yang anggota osisnya, gue bisa di sini itu gara-gara tadi diseret Meyril. Kalau alasan gue di sini yang sebenarnya ya gue nggak tahu. Katanya gue sebagai penyalur ide dan karya makanya harus ada."

Entah bagaimana bisa tidak ada satu orang pun yang menyadari kalau mereka berdua sedang mengobrol dan tidak ada satu orang pun yang juga peka akan tingkah gelisah Adnan. Membuat Adham repot sendiri, "Kalau gitu lo duduk di sini aja dengan tenang!"

AdnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang