Bab 25 - Keputusan dan Pilihan

119 9 1
                                    

Angin malam ini begitu lembut meski berada di tengah ibukota. Siapa yang menyangka kalau sesekali Jakarta merasakan udara sejuk walau disesaki jutaan penduduk yang tinggal dengan kondisi beragam. Titik hujan penutup selepas derasnya jatuhnya rezeki dari langit menjadi bukti bahwa Yang Maha Kuasa masih sayang dengan jantung negara Indonesia ini.

Mata gadis itu masih tertutup demi meresapi sejuknya udara yang jarang-jarang ia rasakan di kota ini. Setelah beberapa detik, akhirnya ia membuka matanya karena merasakan kehadiran tamu yang ia tunggu sedari tadi. Dan saat sosok orang yang ingin ditemuinya, senyum itu merekah.

"Kamu lagi?! Apa yang kamu lakukan di sini Alice?"

"Heh," Alice kemudian mengangkat satu tangannya, "jangan salah sangka. Aku kemari hanya melaksanakan tugas saja. Tugas untuk mengirimkan paket kepada yang terhormat pemain bernama Sky." Wanita itu kemudian menyerahkan koper kecil yang ia pegang sedari tadi.

Wajah Sky begitu heran bercampur curiga. Pasalnya, sudah dua kali ia dibantu Alice dalam beberapa momen sebelumnya pada pertandingan ini. Maka sudah jelas bila Alice adalah wanita yang patut dicurigai. Saat Sky menatap koper yang disodorkan Alice, ia berpikir apakah mungkin ia sedang dikerjai atau jangan-jangan di dalam koper tersebut malah berisikan bom? Tidak lucu bila ia mati konyol karena benda pemberian pemain lain.

"Apa isi koper ini?"

Senyum dari bibir kenyal Alice kembali melebar, "Sky Sky, kamu tidak perlu khawatir. Ini adalah benda-benda yang pasti akan kamu suka. Sudah cepat ambil! Tanganku sudah lelah memegang koper ini!" seru Alice. Mau tidak mau Sky harus mengambil tas koper berwarna perak itu.

"Sekali lagi aku tanya, apa isi...,"

"Ssstt," Alice mengacungkan telunjuk jarinya di depan bibirnya itu. "Ketika berbicara dengan wanita, lebih baik kamu berkata dengan halus dan sopan." Kembali wajah Alice menggoda Sky dan itu berhasil membuat pemuda di depan wanita itu merasa tidak nyaman.

"Hah baiklah. Alice, kira-kira apa isi koper yang kau berikan padaku ini?" nada suara Sky terpaksa merendah dan sangat ketara sekali pemuda ini tak biasa dengan susunan kalimat dan logat yang ia ucapkan barusan.

"Nah itu baru Sky yang aku suka." Alice kembali berbicara, "yang jelas isi koper itu adalah benda-benda yang kamu suka dan tidak akan membahayakanmu. Bukalah dan kamu akan tahu apa isinya." Alice langsung berbalik dan berjalan meninggalkan Sky.

"Hei! Mau kemana kau Alice? Kita belum selesai berbicara!"

Mendengar itu, Alice membalikkan badan dengan senyum sinisnya. "Ada apa lagi Sky?"

"Terima kasih telah membantuku hingga saat ini. Itu saja."

Alice terkekeh mendengar kata-kata Sky barusan, "itu saja? Ya ampun itu bisa kamu katakan dilain waktu Sky."

Sebelum Alice berbalik pergi, Sky kembali menghentikan wanita itu. "Alice, sebenarnya siapa dirimu sesungguhnya? Aku yakin ini semua bukan hanya kebetulan."

Alice hanya menaikkan bahunya saja, "entahlah. Bila ini bukan kebetulan, maka bisa jadi ini takdir." Setelah itu Alice kembali berjalan meninggalkan Sky.

"Aneh," gumam Sky memandang wanita tersebut dengan tatapan heran di balik topeng yang ia kenakan. Tatapannya tak mau beralih hingga Alice menghilang masuk ke dalam salah satu gang.

Sky kembali menatap koper yang kini ia jinjing. Rasa penasaran itu membuat pemuda itu menurunkan koper itu dan membuka dua pengait yang menutup tas jinjing tersebut. Ketika terbuka, barulah Sky sadar bahwa isi tas tersebut adalah dua senjata berupa sepasang tongkat baton berwarna hitam dan pistol peluru karet.

SKY RE:MEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang