Bab 30 - Babak Terakhir (Part 1)

96 8 0
                                    

Angin malam terus berhembus menghangatkan ibukota yang telah seharian panas akan kesibukan masyarakatnya. Memang sudah menjadi kodratnya pada jam itu manusia menutup matanya sejenak apalagi ditambah adanya nighthour sehingga lengkap sudah sunyinya kota Jakarta.

Perlahan cahaya lampu kendaraan terus melintasi jalanan. Tak perlu takut akan adanya macet atau polisi yang akan menilang karena ini adalah waktu kejahatan tak bisa dibendung aparat sekalipun. Maka wajar bila kendaraan beroda dua itu melaju bagai di Sirkuit Sepang bahkan melakukan maneuver berbelok dengan layaknya pembalap motor GP.

Semua akan ku akhiri malam ini! Pasti! Sky masih bergumam demi membulatkan tekadnya dalam pertandingan KoRF. Pegangan pada handle motornya ia eratkan, sedangkan bola matanya sarat akan semangat seekor harimau.

Sampailah petarung muda itu pada sebuah gedung besar dengan tinggi menjulang ke angkasa. Masih terdapat beberapa bungkus plastik belanjaan beterbangan menandakan tempat ini sebelumnya masih dikunjungi oleh masyarakat pada umumnya. Namun bukan berarti Sky mengendurkan pertahanannya. Ia paham bahwa lawannya kali ini adalah mantan pasukan Jack sama seperti dirinya. Maka pepatah air tenang menghanyutkan ada benarnya juga, toh kini ia berhadapan dengan pepatah itu sendiri. Meski benar jam menunjukkan pukul sembilan lebih satu menit, namun sebagai pertandingan final seharusnya ada suatu tanda bahwa ini adalah pertarungan besar antar calon juara.

Perlahan Sky turun dari kendaraannya dan memperhatikan sekeliling. Tak lama setelah itu, mendadak lampu gedung raksasa itu bercahaya, walau itu tak membuat petarung berpakaian serba hitam itu terkejut dan silau akan kilauan sinar bangunan di hadapannya itu. Kemunculan 7 sosok manusia melangkah dengan anggun melewati pintu utama gedung teater.

"Selamat datang dipanggung tertinggi KoRF, Sky!" seru pria terdepan yang memimpin barisan yang tak lain adalah King. "Kukira kau bukan orang yang tertarik akan kekuasaan, namun aku salah menduga," seru pria berutubuh kekar tersebut.

"Maaf saja," tangan Sky menunjuk King, "yang akan kulakukan malam ini bukan untuk merebut kekuasaan dan harta semata, melainkan mengakhiri tyrani dan permainan bodoh ini!" Suara Sky begitu lantang memanaskan aura di arena akhir KoRF. Ke lima orang di samping King tak bisa berkata apa-apa, sedangkan Cyntia menunjukkan senyum sinis pada lawan yang akan dihadapi pujaan hatinya itu.

Cyntia berjalan menuruni tangga Bersama lima orang lainnya. "Sebelum itu, kau harus menghadapi kami ber-enam, Sky!"

Sebagai pertarungan final, maka kejadian ini barulah terasa sebagai akhir sebuah bab pertempuran. Diawali dengan penyambutan sebelum menghadapi raja dari permainan mematikan ini. Sky paham kalau kondisi tak terduga seperti ini akan tiba. Ia pun bersiap dengan kuda-kudanya.

CRAK!

CTAAAR!

7 orang di hadapan Sky tercengang dengan apa yang mereka lihat. Sebuah kembang api kecil meledak menyinari angkasa malam yang pekat. Meski kecil namun perlahan memunculkan sayup-sayup suara lainnya. Samar namun perlahan semakin jelas bahwa itu adalah raungan manusia. Mereka berdatangan dari berbagai arah. Senyum, itu yang Sky lakukan ketika ia sadar bahwa ini pasti hasil kerja keras orang yang ia pilih untuk dipercayainya.

"AAARGH!!" teriak salah seorang dari pasukan massa yang mulai mendekati gedung Jakarta Theater. Dari balik kegelapan pula muncul beberapa pasukan keamanan berusaha menahan amuk massa yang jumlahnya terus meningkat.

"SKY! Apa ini ulahmu?!" tegas Cyntia dengan mata membelalak.

Tanpa menjawab apapun, pemuda dengan kacamata hitam itu hanya menoleh ke arah yang lainnya. Penasaran kemana lawannya itu memandang, King mengikuti arah pandangannya. Beberapa saat ia coba tajamkan indera penglihatannya hingga ia menyadari bahwa pertarungan final ini memang bukan momen yang tak bisa sang raja remehkan, hingga King menunjukkan seringainya.

SKY RE:MEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang