/9/ (NC😋)

3.6K 238 4
                                    

"WU KYUNGSOO APA YANG KAU LAKUKAN!?"

Kyungsoo terdiam.

"Lubangku masih sakit... A... aku tidak bisa turun ke bawah jika lubangku sesakit ini," cicit Kyungsoo.

Kai berjalan ke arah Kyungsoo dengan penuh amarah. Dengan mudahnya dia membalik posisi Kyungsoo hingga menghadapnya. Matanya menatap nyalang namja mungil di hadapannya.

"Ka... Kau be... Bermain kasar se... Sekali semalam," cicit Kyungsoo kemudian menunduk.

"Tatap aku saat sedang berbicara denganku," titah Kai tegas.

Kyungsoo masih begitu betah menunduk. Kai menggeram. Dengan kasar dia menangkup pipi Kyungsoo dan mengarahkan pandangan Kyungsoo ke dirinya.

"Kau harus dihukum Wu Kyungsoo," ucap Kai dingin.

Tubuh Kyungsoo bergetar ketakutan. Kai menyeringai. Seberapa pun Kai mencintai Kyungsoo, sisi obsesinya lebih besar dan tak terkendali.

"Ti... Tidak...! Ku... Kumohon jangan!" Kyungsoo mendorong Kai hingga namja itu mundur beberapa langkah.

Dengan cepat Kyungsoo mengambil celah itu untuk kabur. Dia berlari ke arah pintu. Tapi sebelum dia berhasil keluar, Kai menarik tangannya dan segera mengangkat Kyungsoo di pundaknya seperti sebuah karung beras. Kai menjatuhkan namja mungil itu tepat di kasur king sizenya. Kyungsoo terus meronta, tapi Kai tidak peduli.

Kai mengambil syal Kyungsoo yang semalam dia pakai untuk mengikat namja mungil itu. Dia mengikat tangan Kyungsoo di atas kepalanya sendiri dan menahan kaki Kyungsoo. Air mata Kyungsoo mulai mengalir kembali.

"A... Andwae...! Ku... Kumohon! Lu... Lubangku masih sangat sakit!" Pekik Kyungsoo berusaha meronta.

"Oh sayang, tapi setiap anak nakal harus dihukum," ucap Kai.

Kyungsoo diam. Tangisnya pecah saat Kai meraup bibirnya kasar. Melumatnya habis-habisan tanpa memedulikan darah yang bahkan sudah mulai mengalir dari tempat Kai menggigit.

"Mmhh... Nghh... He... Hentikanhh..." Lirih Kyungsoo sambil mendesah saat Kai menurunkan ciumannya ke leher Kyungsoo.

Kai memperjelas tanda-tanda yang dia berikan semalam dan memainkan nipple Kyungsoo dari luar kemeja tipis kebesaran itu. Kyungsoo tidak bisa apa-apa. Tangannya terikat. Kakinya ditahan. Dia hanya bisa pasrah.

"Ngghhh," Kyungsoo melenguh panjang saat Kai mencubit keras nipplenya dari luar kemeja tipis yang dia kenakan.

Kyungsoo menggigit bibirnya menahan desahan yang akan keluar. Satu tangan Kai beralih melepas kancing kemeja itu sementara yang lainnya meremas-remas junior mungil Kyungsoo.

"Jangan ditahan sayang, desahkan namaku," ucap Kai.

"Aakhh!" Kyungsoo memekik saat Kai dengan sengaja meremas keras junior mini Kyungsoo.

Kyungsoo menatap Kai dengan pandangan nanar. Mata bulatnya sudah basah karena air mata.

"Ka... Kai... Kaihh Kaihh he... Hentikanhh!!" Lirih Kyungsoo diselingi desahannya.

Kai menggeram. Dengan cepat Kai meraup nipple Kyungsoo yang menegang dan terekspos sempurna setelah Kai berhasil membuka kemeja Kyungsoo. Mengulumnya, menggigitnya. Tangannya tidak tinggal diam. Tangan kirinya mencubit-cubit nipple kanan Kyungsoo. Tangan kanannya melepaskan celana Kyungsoo dan celana dalamnya. Membuat Kyungsoo polos tanpa sehelai benang pun.

"Angh! He... Hentikanhhh!!! Ku... Kumohonhh!!!" Pekik Kyungsoo merasakan Kai makin menggigit nipple nya.

Kai seakan menulikan telinganya. Mulutnya terus bergerak hingga ke perut rata Kyungsoo. Dan turun lagi hingga ke hadapan junior mungil Kyungsoo yang menegang. Kai tersenyum lebar melihat junior Kyungsoo yang sudah menegang.

Wolf* (KaiSoo) /\END/\Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon