# 1 in conflict (24-6-2018)
# 1 in action (22-11-2018)
Sebagian part sudah dihapus karena novel sudah terbit. Bagi yang mau beli, masih bisa di Shopee. Ketik aja dennaasmara, di sana sudah ada novel BE MY QUEEN.
Terima kasih ...
***
Greta Monica, se...
Sesampai Greta di AH Corp. , tempat kerjanya yang baru, dia menyempatkan diri ke toilet dulu untuk membersihkan noda di bajunya karena terkena cipratan genangan air di jalan tadi.
Dengan raut wajah kesal, Greta terus menggerutu dari tadi. "Huh, awas saja jika aku bertemu lagi dengan mobil itu, akan aku rusak mobilnya. Dan jika perlu pemilik mobilnya." ucapnya kesal serta marah seraya matanya memperhatikan bajunya yang kotor itu dengan tangannya yang terus membersihkan noda di depan cermin toilet.
Di tengah kesibukannya, terdengar beberapa derap langkah kaki melewati toilet itu dan suara riuh bergema di luar ruangan. Greta mencoba mendengar lagi, tapi sudah hilang. "Apa pimpinan pusat itu sudah datang?"tanyanya sendiri.
Sejenak Greta melebarkan matanya. "Gawat!! Jika dia sudah datang, aku harus segera keluar." Greta merapikan bajunya lalu dirasa sudah rapi dan tidak ada noda lagi, dia bergumam menyemangati dirinya sendiri. "Semoga hari pertamaku berjalan lancar." Dengan langkah yakin, Greta mempercepat langkah kakinya naik lift menuju lantai 25.
*****
Arnold yang baru tiba di lobby, langsung disambut oleh jajaran direksi dan beberapa orang kepercayaannya serta asistennya, Ryan yang selalu mendampinginya di manapun.
Mereka membungkuk hormat dan mengucapkan selamat datang. Arnold hanya tersenyum singkat lalu berjalan dengan tegapnya. Diikuti Ryan yang berjalan di belakang bos-nya.
Beberapa karyawati yang belum pernah melihat sang pimpinan pusat, berdecak kagum seakan tak ingin melepas pandangan mereka hingga Arnold menghilang dari balik lift.
Di dalam lift, Arnold bertanya pada Ryan dengan mata yang lurus ke depan. "Apa kau sudah menyiapkan seorang sekretaris untukku selama aku di sini?" Tanpa menoleh Ryan tahu jika pertanyaan bos-nya mengarah padanya.
"Sudah Sir. Semua keperluan anda selama di sini juga sudah saya siapkan sesuai keinginan anda, Sir ."
"Bagus. Aku tidak ingin ada kesalahan sedikit pun." Arnold menekankan setiap perkataannya.
Mendengarnya, Ryan mengangguk ringan. "Baik Sir."
Ting...
Pintu lift terbuka. Arnold diikuti Ryan keluar dan berjalan menuju ruangannya di ujung.
Sesampai Arnold di depan ruangannya, Greta langsung berdiri lalu menunduk hormat dan menyapa, "Selamat pagi Sir."
Arnold melirik sekilas dan langsung masuk ke ruangannya tanpa berkata apapun diikuti Ryan.
Greta menoleh ke arah pintu yang sudah tertutup, ia lalu duduk dan menghela nafas lega. "Huh...!! Arogan sekali..!! Tidak ada senyum atau sapa balasan."gerutu Greta kesal.
Semenit kemudian, terdengar suara yang diyakini Greta adalah suara Arnold yang menyuruhnya untuk masuk ke ruangannya.
Greta beranjak lalu mengetuk pintu.
"Masuk".suara Arnold dari dalam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ruangan besar yang cukup simpel dan maskulin. Dengan warna putih yang mendominasi dengan campuran sedikit warna coklat pada dinding dan ornamen serta tersedia beberapa kursi dan single sofa. Dan ada rak buku besar di belakang meja.
Greta berdiri di depan meja Arnold. Lalu Arnold menggerakkan bola matanya memberi kode agar Ryan keluar. Ryan mengangguk mengerti akan kode boss-nya, keluar meninggalkan mereka berdua.
Beberapa detik keheningan menyelimuti atmosfer ruangan itu. Greta tidak berani menatap Arnold. Ia hanya menunduk menunggu. Hingga Arnold berdehem memecah keheningan.
"Kau belum memperkenalkan diri."
"Ah..i..iya.. na..nama saya Greta Monica, Sir." ucap Greta gugup. Sungguh sangat menyeramkan, tatapannya begitu tajam.
Apalagi, Arnold memperhatikan pakaian Greta yang sedikit bernoda dan penampilan yang biasa-biasa saja. Ia menghela nafas pelan. "Jika kau masih ingin bekerja di sini, besok ubah penampilan mu itu dan gunakan pakaian yang bersih. Apa kau mengerti?"
"Baik, Sir." Greta tersenyum palsu.
Awas saja jika aku bertemu denganmu, akan ku balas kau. Gara-gara kau, aku jadi ditegur. Ah...memalukan!!!! batin Greta marah.
"Karena ini hari pertamamu bekerja, minta Ryan asistenku untuk membantumu sebagai sekretarisku. Dan satu hal yang harus kau ketahui, aku tidak suka pegawai yang ceroboh. Jadi lakukan semua hal dengan baik."
Greta menelan air ludahnya dan mengangguk. "Baik Sir. Saya permisi." Ia tak sanggup berada di ruangan ini terlalu lama. Seperti di dalam kulkas, sangat dingin. Bukan karena suhu AC yang dingin tapi aura Arnold itu yang membuat suasana menjadi sangat dingin dan beku.
Arnold membalas dengan anggukan kecil tanpa menatap ke arah Greta. Matanya fokus meneliti setiap tumpukan laporan yang perlu ia tangani.
*****
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Meeting dimulai.
Jajaran direksi dan beberapa kepala bagian divisi turut hadir pada meeting pertama mereka dengan pimpinan pusat.
Beberapa diantaranya pegawai wanita yang sangat memuja ketampanan Arnold walau dari tatapan matanya yang begitu dingin kepada siapapun.
Mereka tak berani menatap Arnold bahkan mengeluarkan suara. Mereka tetap menunggu sang empu berbicara.
Sementara itu, Arnold duduk santai bersandar di kursi kebesarannya membaca proposal untuk meeting kali ini.
Arnold melirik orang sekitar hanya diam. Membuat Arnold mengeraskan rahang. Tak ada yang bersuara.
Arnold melempar laporan yang sudah ia baca di mejanya cukup keras. Hingga semua yang hadir terperanjat kaget.
"Laporan apa yang kalian buat ini, hah?" Arnold menggeram kesal melihat laporan yang berantakan dan teledor. Ia membuang nafas lalu mengontrol emosinya agar tidak meledak. Karena ia paling tidak suka ada yang bertindak ceroboh. Termasuk membuat laporan perusahaan.
Arnold memijat pelipis sejenak lalu kembali memperhatikan raut wajah peserta yang hadir di ruang meeting hanya menunduk dalam diam. Mereka tidak berani menatap wajah sang pimpinan yang sudah marah besar.
"Aku ingin semua laporan yang kalian buat, direvisi ulang. Dan besok pagi hasil revisi itu sudah harus ada di meja ku sebelum aku datang. Kalian mengerti?"
Mendengar perintah Arnold, mata mereka membulat tidak percaya. Tapi tidak ada yang berani untuk membantah. "Baik Tuan." jawab mereka serempak pasrah jika harus lembur.
Arnold beranjak berdiri lalu keluar dari ruang meeting.
Sedangkan, mereka yang di ruang meeting langsung bernafas lega seraya meregangkan otot yang tegang akibat aura Arnold yang dingin. Namun tidak ada waktu untuk bersantai, mereka segera membereskan laporan masing-masing dan keluar dari ruang meeting.
*****
Let's click vote and give u'r comment, please..!!!