Part 4

10K 586 3
                                    

"Apabila kalian memiliki teman yang membantumu dalam ketaatan maka genggam erat tangannya karena mendapatkan seorang sahabat itu sulit sedangkan berpisah darinya itu mudah."
-Imam Syafi'i-
🕊🕊🕊

      Sesampainya di depan rumah Aqilla, Rayan di sambut ramah oleh keluarga Aqilla, secara Rayan saudara sepupu Aqilla hanya saja Nadia belum mengetahuinya. Saat orang tua Aqilla meminta Rayan mampir terlebih dahulu di rumahnya ia menolaknya.

"Ray, mampir dulu sini!" ucap Mama Aqilla.

"Eh... Iya nanti saja kapan-kapan ya Tan mampirnya, Ray mau pulang aja takutnya Mama nyariin udah sore." ucap Rayan. Ya begitulah Rayan anaknya penurut sama Mamanya.

"Yasudah Ray, thanks udah anterin gue!" ucap Aqilla sambil tersenyum ke arah Rayan. Rayan pun membalas senyuman Aqilla, kemudian ia pamit pulang kepada Mama Aqilla sambil menyalami tangannya dan berlalu pergi.

            Aqilla langsung merebahkan tubuhnya di atas kasurnya. Dia membayangkan kejadian di mushola, saat pertama kali bertemu dan kenal Alif adik kelas nya itu.

             Saat itu Aqilla sedang mengobrol dengan adik kelas cewek nya kelas XI namanya Indriana dan Anisa. Aqilla merasakan ada yang memperhatikannya. Ya memang saat itu Alif memperhatikan Aqilla ia terus memandangi Aqilla. Karena penasaran Aqilla bertanya kepada adik kelasnya itu. Semenjak kejadian itu Aqilla semakin dekat dengan Alif melalui facebook, akan tetapi sekarang ia ragu dengan kedekatannya karena ia bingung mantan pacarnya Tedi terus menghubunginya dan membuatnya risi. Di sisi lain Aqilla kecewa atas sikap mantanya itu, namun di sisi lain ia juga peduli karena bagi Aqilla mantan nya itu selalu ada buat Aqilla. Tapi Aqilla hanya menganggapnya sekarang sebagai Kakak tidak lebih dari itu.

       Seseorang datang membuyarkan lamunannya, ia menggoyang-goyangkan tubuh Aqilla. Dan ternyata seseorang itu Alina adiknya Aqilla.

"Kak! Kak Qilla ngapain bengong, buruan mandi kata Mama!" ucap Alina.

"Nanti aja deh Alin, sekarang masih jam 4 sore kan?" ucap Aqilla ia masih tetap berbaring di kasurnya.

"Jam 4 sore kata siapa? Udah jam 6! Sebentar lagi mau maghrib kak!" ucap Alina. Sontak membuat Aqilla kaget dan langsung beranjak dari tempat tidurnya.

          Aqilla merutuki dirinya, gara-gara membayangkan Alif dan Tedi ia jadi lupa mandi dan shalat ashar. Segera mungkin ia langsung berlari ke kamar mandi. Alina adiknya hanya menggeleng-geleng kepalanya melihat tingkah kakaknya itu.

※※※

          Senja mulai menghilang di pelupuk mata Nadia, kini langit menjadi gelap dan malam pun tiba. Nadia suka melihat senja di balik balkon kamarnya. Bagi Nadia senja itu cantik. Dia menyukai keindahan ciptaan Allah yaitu melihat senja, dia sempat berpikir mengapa senja hanya terlihat sekejap? Sekarang ia tahu jawabannya karena Allah suruh ia berpikir bahwa kecantikan pun hanya sekejap. Seperti dirinya, dia memiliki wajah yang cantik tapi dia tidak ingin dirinya terlihat cantik oleh orang lain karena paras cantik wajahnya melainkan ia ingin cantik akhlaknya. Karena kecantikan sendiri akan memudar dengan bergulirnya waktu namun kecantikan akhlak ia tidak akan memudar bahkan bidadari surga pun akan iri dengan wanita muslimah yang cantik akhlaknya.

          Setelah melihat senja ia langsung bergegas menunaikan shalat Maghrib. Setelah menunaikan shalat Maghrib Nadia membaca Al-qur'an sampai menunggu waktu isya, dan ketika waktu isya datang ia menghentikan bacaan al-qur'an nya kemudian ia menunaikan shalat isya.

        Seusai shalat isya ia membuka handphone nya. Saat ia membuka handphone ternyata banyak notifikasi masuk dari akun sosmednya dan juga chat di Whatsapp nya. Ia membuka Whatsapp ternyata grup kelasnya yang rame. Lagi-lagi hanya grup kelasnya yang rame. Ia berharap seseorang itu akan menghubungi nya lagi. Seseorang yang membuat hati Nadia luluh saat kelas X. Namun saat kelas XI Nadia menjauh darinya karena ia tidak ingin terlalu berharap lebih kepadanya. Dan pada saat itu juga Nadia memutuskan untuk lost contact mungkin dengan cara itu Nadia tidak akan mengharapkan seseorang itu yang belum tentu menjadi miliknya. Meskipun pada kenyataannya Nadia tau seseorang itu menyukainya.

Sahabat Until Jannah (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now