BAB 19

9K 667 28
                                    

Semilir angin menggoyangkan gorden jendela itu dengan pelan. Membuat suara berisik yang sedikit mengusik ketenangan sang penghuni kamar. Sepertinya Hinata lupa menutupnya saat membaringkan sang pemilik yang tidak lain adalah Naruto, Calon suaminya.

"Mmhh.."

Lenguhan  lirih dari Naruto menandakan bahwa Lelaki itu mulai terbangun karena terganggu dan merasakan udara dingin yang menyentuh kulit kecoklatannya. Mata birunya mengerjap beberapa kali sambil sesekali tangan kanannya terangkat untuk mengusap. Naruto kembali mengerjab berusaha melihat kesekitar. "Kamarku.." gumamnya lirih setelah tahu dan mengenali dimana sekarang dirinya berada.

"Bagaimana aku bisa disini?" Nada bingungnya sangat kentara.

Naruto menurunkan kedua kakinya dan memakai sandal bulu yang dia tahu adalah milik Hinata, calon istrinya. Lelaki berhelai pirang itu sesekali memijit pelipisnya pelan saat dengan pasti merasakan denyutan yang sedikit menyakitnya dari sana. Kepalanya berdenyut-denyut. Dan Naruto berusaha untuk berdiri.

"Aduh!"

Naruto terhuyung dan berakhir dengan jatuh keatas lantai. "Sialan. Kepalaku sakit sekali. Tapi suara siapa tadi?" Naruto bertanya saat dengan jelas menangkap suara mengaduh yang Naruto yakin bukanlah miliknya. Ruangan yang sedikit gelap membatasi arah pandangnya. Ditambah sakit kepala yang sekarang menyerangnya secara bertubi-tubi.

Sekali lagi Naruto berdiri dan melangkah. Sekali lagi pula Naruto mendengar suara itu. Sedikit bergetar ketakutan Naruto menekan tombol lampu dan mata birunya menangkap bulatan di atas karpet yang berada tepat dibawah ranjangnya. "Sasuke?" Panggil Naruto tidak yakin.

Untuk apa sahabat ayamnya itu tidur dibawah dan membalut tubuhnya dengan selimut tebal. Apa Sasuke kedinginan? Naruto mulai khawatir. Tidak berlebihan hanya khawatir sebagai sahabat. Jadi jangan salah paham.

"Hey ayam!" Panggilnya sedikit keras dan menarik paksa selimut yang digunakan oleh sosok yang Naruto yakin adalah Sasuke. Tapi sepertinya dugaannya salah. "Hime? Dan.. kalian.." ternyata bukan hanya ada Sasuke. didalam selimut itu juga ada Hinata yang tidur dalam rengkuhan lelaki berambut hitam itu.

"Beraninya kalian! Bangun! Cepat bangun dasar Uchiha sialan! Beraninya kau.. mati kau Sasuke!"

Naruto memukuli Sasuke yang sedang tidur dengan membabi buta. Hinata yang merasa tidurnya terusik juga mulai membuka mata dan kaget karena Sasuke memeluknya. Bukankah dia tadi tidur sendirian dilantai? Apa yang terjadi?.

"Naruto-kun hentikan!" Teriak Hinata dan langsung berdiri. Hinata tidak kuat melihat kemarahan Naruto. Apalagi saat melihat Sasuke yang tidak kunjung bangun padahal wajahnya sudah banyak lebam yang menghiasinya. Apa Sasuke pingsan?

"Diam kau! Beraninya kau menghianatiku hah! Dasar wanita tidak tahu diri!" Marah Naruto sambil mendorong Hinata menjauhinya. Membuat wanita itu kembali jatuh keatas lantai dengan posisi yang kurang menguntungkan. Mata Naruto membola saat melihat kepala Hinata membentur pinggiran ranjang. Amarah Naruto mereda digantikan sikap khawatir miliknya.

"Astaga! Maafkan aku hiks.. maaf.. apa sakit? Apa yang aku lakukan hiks maafkan aku hime. Maafkan aku"

Naruto memeluk Hinata yang tidak sadarkan diri dengan pelipis yang mengalirkan darah. Tidak banyak memang. Tapi tetap saja pasti terasa sangat sakit hingga mampu membuat wanita itu kehilangan kesadarannya.

"Ngghh.."

Sasuke membuka matanya. "Ada apa ini?" Tanya lelaki itu sambil berusaha duduk. "Aduh! Kenapa badanku sakit semua?" Tanya Sasuke kebingungan sambil meraba badan dan wajahnya. "Aw!" Teriak Sasuke saat tanpa sengaja tangannya menyentuh bibirnya yang sobek. "Sial aku terluka" umpat Sasuke pada dirinya sendiri.

IOIB ANOTHER SEASONWhere stories live. Discover now