02

9.9K 114 3
                                    

********

Charlie Puth
Attention

********

[Dema POV's]

Aku mencelupkan handuk yang diberikan oleh pria tadi kedalam air di dalam baskom. Aku seharusnya melakukan ini di dalam kamar mandi, tapi karena aku malas berjalan jadi aku lakukan disini saja.

Apa? Air ini dingin? Dia memberikan es ke air ini. Sialan!

Aku berpikir keras. Bagaimana caranya aku bisa membersihkan 'milik'ku tanpa harus repot mencelupkan tanganku untuk mengambil handuk.

Aku sangat sensitif terhadap air dingin. Ada beberapa kemungkinan. Kemungkinan ringannya adalah alergiku akan kambuh dan tanganku akan memerah. Aneh.

Apakah aku harus meminta bantuannya? Tapi, jika nanti dia malah melakukan sesuatu yang buruk pada 'milik'ku, bagaimana?

"Eum, apakah kau bisa membantuku?" Aku menyerah. Lebih baik aku meminta bantuannya. Jika dia macam-macam akan aku laporkan pada pihak berwajib.

Dia menoleh ke arahku. Tapi, dia terlihat sangat aneh. Tatapannya tertuju pada… 'milik'ku?! Dasar mesum.

"Ya." Balasnya sedikit gugup. Apa maksudnya itu? Dia gugup melihat 'milik'ku atau karena hal lain?

Dia berjalan menuju arahku dan mengambil handuk yang sudah aku celupkan ke air dingin tadi.

"Aku tidak bisa terkena air dingin. Bawakan aku air hangat dan lakukan kegiatan 'bersih-bersih' ini dengan cepat!" Ucapku sebelum dia mengelap 'milik'ku.

Dia berjalan menuju ke dapur dan kembali dengan baskom lain dan handuk lain juga. Belum sempat berujar apapun, dia langsung mengelap 'milik'ku.

Aku memang sudah terbiasa dengan kegiatan seperti ini. Maksudku, aku dulu sering melakukan kegiatan mengelap seperti ini dengan mantan kekasihku. Kalian pasti sudah paham, bukan? Ya, aku adalah Gay.

Aku memang seharusnya melaporkan dia ke pihak berwajib. Bukan karena kejadian tadi, tapi karena sekarang. Dia mengelus 'milik'ku.

"Mesum! Kau mengelusnya?!" Aku bertanya dengan sedikit meninggi. Aku juga memberikan dia tatapan kesal.

"Aku mengelusnya dengan handuk, bodoh. Supaya semuanya tidak lengket lagi. Oh ya, satu lagi, jangan mengataiku mesum."

"Ka-"

"Sudah. Kau bisa pakai celana dan dalaman milik adikku. Aku ambilkan, sebentar."

Dia pergi meninggalkanku di ruang santai ini sendiri dan dengan keadaan bertelanjang bawah. Malu? Oh, Ayolah. Kita sama-sama laki-laki.

Aku melihat dia kembali dengan membawa sebuah celana kain panjang berwarna biru dan sebuah boxer serta celana dalam calvin klein.

"Pakai ini. Ini akan cocok dengan atasanmu yang berwarna putih itu." Dia menyodorkan bawahan itu padaku. Aku segera memakainya.

"Aku Al dan kau?"

"Aku Felix, Felix Al Dema." Aku mengaitkan tangan kananku dengan tangan kanan miliknya. Berjabat sebentar setelah selesai memakai celana.

Greed LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang