You're Still The One

11.6K 291 54
                                    

Sebelumnya mau ngucapin terimakasih buat dandelions.flo yang udah ngizinin buat pakai foto sifany editannya.

Oke, happy reading guys!!!

TIFFANY POV

Tanganku terus berkeringat, membuat rok yang aku pakai lembab dan sedikit kusut dampak dari tanganku yang tak henti-hentinya mencengkram kuat rok tersebut. Kenapa aku segugup ini padahal ini bukanlah pertemuan pertama kami, aneh bukan?

Dia masih bicara dengan seseorang disebrang telepon, aku tahu betapa sibuknya wanita paruh baya ini dan dia meluangkan waktu berharganya hanya untuk bicara padaku. Padahal jika dia mau dan tidak ingin membuang-buang waktunya yang berharga, dia bisa bicara denganku ditelepon. Tapi aku bisa menebak jika ini adalah pembicaraan yang penting. Ini pasti yang membuat aku gugup setengah mati sejak wanita ini menelponku dan mengajak bertemu, bicara empat mata.

Tidak ada yang perlu ditakutkan dari wanita yang sudah berkepala lima tapi tetap fasionable dan cantik. Dia baik, nada bicara nya juga sopan jika yang aku ingat, hanya saja dia begitu mengintimidasi lawan bicaranya. Wanita didepanku ini adalah Ibu dari pria yang aku cintai sejak lima tahun terakhir.

"Tiffany, kau benar-benar tidak ingin memesan apa pun?" Katanya, meletakkan ponsel nya di atas meja dengan anggun. Dan matanya terangkat menatapku.

"Tidak Eomma, terima kasih." Kataku dengan gugup. Entah sudah berapa kali aku menghembuskan nafas yang begitu panjang sejak tadi hanya untuk menghilangkan kegugupanku.

Dia menyilangkan kakinya dan menegapkan tubuhnya. Oke dia akan mulai bicara serius, ayo Hwang tenangkan dirimu, pegang jantungmu kuat-kuat agar dia tak melompat dari tempatnya.

"Apa dia sudah bicara padamu tentang kepergiannya ke Afrika?"

Siwon? Ke Afrika?

Dia tidak banyak bicara beberapa malam terakhir kami bertemu. Tapi memang aku sudah menangkap gelagatnya yang tidak biasa. Dia begitu pendiam dan terus memelukku erat sekali. Kukira dia lelah dengan pekerjaannya, apalagi Ayahnya mulai mempercayakan dia sebagai Direktur perusahaan milik keluarganya, yang mana sebelumnya Siwon bekerja sebagai intern. Semenjak dia naik jabatan, waktu temu kami berkurang, tapi dia sering menyelinap ke Apartemenku disepertiga malam, dan aku sering kecewa karena paginya dia sudah tidak ada disampingku. Seperti mimpi yang singkat namun indah.

Aku menggeleng lemah. "Siwon tidak mengatakan apa pun padaku perihal pekerjaan."

Ekspresi Ibunya berubah tak enak dan seperti melemparkan tatapan meminta maaf ke arahku. "Tak seharusnya Eomma mencampuri urusan kalian, ya kan? Tapi sepertinya Siwon tidak ada pergerakan. Jadi biarkan Eomma yang angkat bicara."

Aku masih diam menunggunya melanjutkan. "Tolong bujuk Siwon agar dia mau pergi ke Afrika untuk mengurus yayasan milik keluarga kami di sana."

Aku tahu sekaya apa keluarganya, mungkin tujuh turunan tidak akan habis apa yang mereka miliki itu. Tapi bukan harta yang membuat aku jatuh cinta pada pria ini, hartanya hanyalah bonus.

"Eomma sudah bicara dengannya, tapi dia tidak ingin pergi karena tidak bisa jauh darimu, dia tidak ingin meninggalkanmu, Tiffany."

Besar cintanya padaku, lebih besar lagi cintaku padanya. Dilubuk hatiku yang paling dalam, aku juga tidak ingin jauh dari Siwon. Berapa lama kami harus terpisah? Apa aku mampu berjauhan dengannya barang satu menit pun? Berada di kota yang sama dan tidak beremu beberapa hari saja sudah membuatku hampir mati karena merindukannya. Aku membutuhkannya seperti aku membutuhkan oksigen untuk bernafas. Dia duniaku.

"Berapa lama Siwon di sana, Eomma?" Kuberanikan diri menatap mata nya dan melemparkan tatapan memohon agar wanita itu dan Ayahnya tidak lama mengirimnya kesana.

Fanfic Oneshoot SifanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang