Annoying Wife

7.9K 255 115
                                    

Ini sekuel dari You're Still The One. Jadi, buat yang belum baca, silahkan dibaca dulu. Baru lari kesini.

Okey!! Happy reading chinguuyaaa!!!

SIWON POV

Pernikahan bukanlah akhir yang bahagia!!!

Tidak percaya? Kalian bisa tanyakan pada teman-teman kalian yang sudah menikah dan mendengarkan ceritaku.

Ini lah pagiku, dua minggu terakhir alarmku bukan lagi deringan jam di nakas melainkan erangan istriku dikamar mandi. Aku bahagia ketika mengetahuinya mengandung anak kami, tapi memasuki usia kandungannya yang kedua belas minggu, aku berubah fikiran.

Mengapa?

Karena, jika aku tidak bangun dari tempat tidur dan menghampirinya dikamar mandi, dia akan mendatangiku, membangunkanku secara paksa dan berteriak.

"Ini hasil perbuatan kita berdua. Jadi, kau juga harus merasakan apa yang aku rasakan."

Aku sampai hapal dengan kalimat yang sering dia lontarkan, setiap kali muntah, pusing atau pegal-pegal ditubuhnya.

Apa semua wanita hamil semenyebalkan ini? Bayi nya belum lahir saja, aku sudah sering terjaga ditengah malam. Jangan bayangkan untuk bercinta dengannya disepertiga malam, bahkan aku masih mendengar omelannya jika aku tidur nyenyak sedangkan dia kelaparan, atau tiba-tiba dia menangis karena mimpi buruk atau menonton drama dan novel yang dia baca berakhir dengan tragis. Dan lagi saat tidur aku tidak memeluknya, dia akan menangis dan merasa aku tidak mencintainya lagi karena perubahan tubuhnya yang sedang mengandung.

Jujur aku suka lekuk tubuhnya sekarang saat hamil, lebih berisi dan seksi. Tetapi setiap kali aku memujinya dia bilang aku berbohong karena sebenarnya tubuhnya mengembang seperti adonan roti. Lagi-lagi aku hanya diam.

Setiap hari melihat sikapnya yang berubah total membuatku berfikir untuk mengurungkan niat memiliki sepuluh anak. Sepertinya aku masih belum bisa menangani wanita hamil yang rewel seperti Tiffany sekarang.

Aku berjalan tersaruk-saruk ke kamar mandi, bahkan aku hampir terpeleset karpet berbulu merah muda yang Tiffany letakkan didekat tempat tidur.

Kamarku sekarang bukan seperti kamarku yang dulu dengan warna pria yang kalem. Kamar ku sekarang sudah di sulap Tiffany seperti kamar anak perempuan berusia lima tahun yang bernuansa merah muda. Untung saja dinding nya tidak di beri stiker bergambar hello kitty atau kartun yang disukai para wanita lainnya.

Kami sempat bertengkar mengenai kamar ini, dan yang bisa aku lakukan adalah mengalah, dia menganggap aku tidak menyayanginya karena tidak menuruti kemauannya dan dia sering kali membawa calon bayi kami jika menginginkan hal yang tak masuk akal yang tidak akan aku sanggupi. Aku berharap apapun jenis kelamin anak kami nanti, dia tidak berpihak pada Ibunya yang berubah menjadi menyebalkan itu, setidaknya aku membutuhkan pembela karena Eomma selalu berpihak pada Tiffany.

Tapi sesungguhnya aku menginginkan bayi laki-laki.

Aku melihat Tiffany membungkuk di wastafel yang memakai gaun tidur hitam super pendek, memamerkan bokongnya yang penuh. Aku menggelengkan kepalaku, tujuanku bukan untuk itu sekarang. Sudah lama juga aku tidak menyentuhnya setelah malam pernikahan kami, kami juga tidak berbulan madu karena Tiffany yang sudah mengandung. Jadi kami menundanya setelah bayi ini lahir.

Aku memijat tengkuknya. Sekeras apapun usahaku untuk tidak melihat kearah bokongnya, tapi mataku selalu tertuju kesana. Aku tidak sengaja menyenggol bokongnya dengan bagian depan tubuhku yang sudah bergairah saat melihat bokongnya pertama kali.

Dengan kasar, tanganku ditepis olehnya dan tatapan matanya berkilat-kilat karena marah.

"Bisa-bisanya kau terangsang disituasi seperti ini?"

Fanfic Oneshoot SifanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang