Sheet 33 : Long Distance Relationship

176 31 3
                                    



.

25 April 201X

Dear Diary, sudah lama sekali ya. hehe sejak 3 bulan yang lalu aku menulis padamu. Ne, kali ini aku akan sedikit berbagi kisah. Aku senang karena selama ini hubunganku dan Menma-kun baik-baik saja. walau jujur, ada yang menganjal hatiku.

Ada yang aneh kurasa, beberapa hari ini Menma-kun dan aku jarang sekali saling bertelepon. Itu karena Menma-kun tengah sibuk dengan proyeknya. Kali ini Menma-kun harus PKL atau Praktek Kerja Lapangan di Oto, ia akan mengajar di sebuah sekolah menengah. Dan selama itu pula aku dan Menma-kun jarang berhubungan karena kesibukan masing-masing.

Menjalani backstreet memang bukan hal baru bagi hubungan kami, karena ketika SMA aku dan Menma-kun menjalaninya selama beberapa bulan. Tapi tetap saja, aku merasa kesepian. Aku juga tak mengerti kenapa aku merasa ada yang aneh pada Menma-kun, Naruto juga. Ia seperti menjauh dariku.

Dan ketika kucoba menghubunginya, nomornya sering tak aktif.

"Kenapa kau tak pernah menjawab panggilanku, Menma-kun? Ponselmu juga kadang tak aktif?" tanyaku suatu hari ketika Menma-kun mengangkat panggilanku. Aku mendengar suaranya yang terdengar sangat bersalah.

"Gomen... di tempatku PKL tidak boleh membawa ponsel, jadi aku sering meninggalkannya di Apartemen!" jawab Menma-kun. "Apakah kau marah, Saku?" tanyanya lagi.

Dari sini, tentu saja aku hanya bisa menghela nafas, diabaikan adalah hal yang paling menyebalkan bagiku. Sekilas aku jadi mengingat tentang Sasuke-kun dan Hinata dulu. Ah, tapi itu cerita lama dan tak ada hubungannya dengan sekarang. Seharusnya aku mengerti keadaan Menma-kun, aku tidak boleh menjadi pacar yang egois.

"Aku tidak marah, ne, tapi... ketika aku menghubungimu, kuharap kau juga mengangkatnya... paling tidak aktifkan ponselmu saat malam dong!" keluhku. "Kau kan juga tahu, betapa rindunya aku padamu, Menma-kun?"

Aku bisa mendengar kikikan geli dari ujung sana. "Hehe... sifat manjamu tidak berubah ya? aku heran bagaimana bisa aku jatuh cinta pada gadis sepertimu?" kekehnya.

Aku hanya bisa tersenyum kecil. Inilah yang kusuka dari Menma-kun, dia adalah orang yang pemaaf, aku jadi tidak tega padanya. Tapi, aku senang karena semua ini hubungan kami bisa bertahan untuk waktu yang sangat lama.

"Kau tahu? backstreet itu tidak mudah. Apalagi kita jadi jarang bertemu. Aku takut kau malah terpikat pada gadis lain yang lebih cantik dariku." Gurauku. Namun aku mengernyit ketika tak kudengar suara Menma.

"Menma-kun?"

"Ah, ya?"

"Tumben sekali kau tiba-tiba diam?" tanyaku perhatian. Suara Menma-kun terdengar terburu-buru.

"A... a-apa... aku tidak apa-apa kok. Oh ya, mana mungkin aku tertarik pada gadis lain sedangkan kekasihku sekarang adalah bidadari tercantik di dunia!" gombalnya.

Blush!

Aku hanya bisa mengulum senyum.

"Benarkah?" tanyaku. "Apakah bisa kupegang kata-katamu?"

"Tentu saja! jika tidak, kita tidak akan bisa sampai sini Sakura!" jawab Menma-kun tegas. "Pokoknya, apapun yang terjadi, selamanya aku akan disampingmu!"

"Menma-kun... arigatou!"

Dear Diary, kupikir, aku harus mencoba lebih mengerti Menma-kun. Aku yakin semuanya akan baik-baik saja. oh ya, besok aku akan datang ke rumah Naruto, aku agak heran kenapa akhir-akhir ini aku merasa dia seperti menjauhiku. Menjaga jarak. Mungkin dia sedang ada masalah, kudengar dari Bibi Kushina, proyek PKL-nya kali ini akan diundur bahkan terancam di batalkan. Mungkin aku bisa menghiburnya. Oh ya, bukankah Naruto dan Menma-kun nantinya akan PKL bersama di Oto. Mungkin tidak ada salahnya jika aku bertanya pada Naruto di mana tempat Menma-kun PKL. Aku berencana ingin mengunjunginya. Aku akan membuat kejutan. Hihi...

50 Sheet of Paper DiaryDonde viven las historias. Descúbrelo ahora