F| Fanservice 11A: In Love with Stranger

1K 47 5
                                    

Warn : Konten mengandung kata kasar.

KISE melemparkan kostum-kostum pemotretannya dengan jengah didalam ruang ganti. Ia kemudian keluar dari ruang ganti dan membanting pintunya. Kaki jenjangnya membawa ia menuju sudut tergelap prefektur Kyoto, dimana sebuah bar berdiri. Ia membuka pintunya, dan hingar-bingar musik segera menelusup telinganya.

Musik yang membuat siapapun ingin bergoyang di atas lantai dansa, siapapun DJ-nya, Kise tahu ia hebat. Sayang sekali, ia bekerja di bar biasa seperti ini, padahal jika ia bekerja di bar dimana para model bermain honornya pasti dua kali lipat lebih besar dari ini.

Kise terdiam.

"Ngapain aku ngurusin orang sih?" tanya Kise pada dirinya sendiri, kemudian menggaruk tenguknya yang tidak gatal.

Kise melangkah masuk kedalam bar itu.

'Yah ... untuk bersenang-senang sedikit mungkin tak apa. Lagipula masa dua bulan di Kyoto dan aku gak pergi ke bar sama sekali-ssu?' batin Kise.

Para model memang sudah biasa bermain di bar. Beberapa dari mereka ada yang melakukan free sex di bar sana, hanya Kise yang tidak. Kise berbeda, Kise tidak mau menyakiti perasaan siapapun, baik wanita maupun ... pria. Satu hal yang tidak diketahui teman-temannya bahwa

Seorang Kise Ryouta adalah ... gay.

***

Akashi menatap pemandangan gemerlap disekitarnya dengan bosan. Suara musik tidak berhenti meski jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Para wanita asyik berdansa di lantai dansa, menggoda birahi para pria hidung belang, menjajakan dada mereka kepada orang-orang untuk membayarnya.

Akashi muak melihat hal seperti itu. Sebenarnya, lebih baik jika Akashi tidak bekerja di tempat-tempat seperti itu. Ia bisa saja tinggal di rumah, menikmati earl-gray tea di taman rumahnya, menatap senja dan bersantai ria. Ia juga bisa menghambur-hamburkan uang Masaomi yang tidak akan ada habisnya itu.

Satu hal yang Akashi ingat supaya tidak melakukan hal-hal yang dilakukan oleh keparat kecil seperti itu adalah ibunya. Shiori, satu-satunya alasan mengapa Akashi masih mencoba berbakti pada Masaomi hingga detik ini. Meski Masaomi agaknya terlalu mengekang Akashi, hanya karena Shiori-lah Akashi masih menganggap Masaomi sesosok ayah. Sebenci apapun ia pada Masaomi, demi ibunya, Akashi akan tetap menganggap Masaomi ayahnya.

"Beri aku minuman," perintah seorang pria pirang yang tiba-tiba muncul.

Akashi menaikkan sebelah alisnya. Pria dihadapannya tampak sedikit frustasi. Akashi menatap pria itu lekat, sebelum mendengus pelan menuju botol-botol dengan isi minuman yang kadar alkoholnya lengkap--mulai dari 5% hingga 60%. Akashi mulai meracik sesuatu untuk pria itu.

'Yah, mau bagaimana kelihatannya pun orang yang datang kesini sudah pasti mesum," batin Akashi sembari menuangkan minuman kedalam gelas.

Ia pun meletakkan gelas cocktail tersebut dihadapan pria bersurai pirang tersebut, kemudian kembali duduk di tempatnya semula. Memperhatikan dengan muak lampu dansa yang memanaskan mata, dan dada wanita yang tadinya bergoyang mulai digerayangi para pria.

***

Kise menatap pria bartender yang baru saja menyajikan segelas cocktail dihadapannya, kemudian mengalihkan pandangannya, menatap minuman itu lekat-lekat. Indah adalah suatu kata yang pas untuk minuman tersebut. Ia mulai meneguk minuman tersebut.

Satu teguk,

Dua teguk,

Tiga teguk,

BRUKK!!

KnB's Side Story [BL]Where stories live. Discover now