32. Someone Who Looks Like Him

1.4K 119 9
                                    

Tanggal persidangan Baekhyun sudah ditentukan. Gue baru saja bertemu dengan pengacara yang akan membela Baekhyun di persidangan nanti dan mendiskusikan beberapa bukti yang bisa membuktikan bahwa Baekhyun tidak bersalah.

"Terima kasih Pengacara Han," ujar HaHa manager lalu membungkuk. Gue pun ikut membungkuk mengikuti HaHa manager. Setelah itu kita berdua pergi meninggalkan firma hukum tempat Pengacara Han bekerja.

Gue menatap tablet milik HaHa manager dan mengecek schedule individual para member dan grup. Gue menandai schedule individual Baekhyun dengan warna merah karena harus diundur atau bahkan dibatalkan. Gue menghela napas saat melihat banyak sekali schedule Baekhyun yang gue tandai dengan dengan warna merah. It's not gonna be easy for him.

Gue dan HaHa manager sampai di gedung SM. HaHa manager meninggalkan gue di gedung SM karena dia harus mengantar D.O untuk syuting hari ini. Gue masuk ke dalam gedung SM lalu melangkahkan kaki gue menuju cafeteria SM sebelum pergi menuju ruang latihan untuk menemi Sehun, Kai, dan Chanyeol yang sedang latihan karena bulan Februari tahun depan mereka akan membentuk sub grup kedua EXO.

"Ocha !"

Gue menoleh saat mendengar seseorang memanggil nama gue. Gue berbalik dan mendapati seorang laki-laki berlesung pipi yang pernah mengisi relung hati gue selama beberapa bulan belakangan. Dia adalah Angga.

"Hei," sapa gue canggung. Gue masih belum bisa bersikap biasa ke Angga.

Gue melihat Angga tersenyum memperlihatkan lesung pipinya yang selalu sukses membuat gue meleleh. Tapi entah kenapa sekarang rasanya berbeda.

Angga mengajak gue duduk bersama. Dia meletakan sekaleng soda di hadapan gue dan tersenyum.

"You alright ?" tanya dia. Sementara gue cuma tersenyum kecil.

"Baekhyun..." Angga merapatkan bibirnya seketika, seakan enggan untuk menanyakan soal Baekhyun.

"Dia baik-baik saja. Dan gue bisa jamin kalau dia gak salah," kata gue.

"Ya, gue tahu. Dari awal gue merasa ada yang aneh dengan kasus Baekhyun."

Gue mengerutkan kening. "Maksudnya ?"

Angga menaikan bahunya. "Bagaimana bisa ada bercak darah di baju korban sementara tak ada satu pun bukti kekerasan fisik di tubuh korban."

Gue terdiam. "Kak Angga gimana bisa..."

"Gimana gue bisa tahu ?" Angga tersenyum dan terkekeh pelan.

"Gue ini dulu jurnalis, dan gue punya banyak kenalan jurnalis di beberapa negara. Beberapa hari yang lalu gue diskusi dengan salah satu teman jurnalis gue yang kebetulan lagi ngikutin kasus Baekhyun. Dan menurut informasi yang dia dapat, agak aneh karena di baju korban ada bercak darah Baekhyun tapi di sisi lain tak ada satu pun bukti kekerasan yang diterima. Temen jurnalis gue sempat berspekulasi kalau bisa aja bukti kekerasan itu sudah hilang karena kejadiannya udah lumayan lama. Tapi tetap aja, gue dan teman gue merasa janggal."

"Baekhyun gak salah. Gue bisa jamin itu, Kak. Karena di hari kejadian itu terjadi, Baekhyun lagi sama gue, Kak."

"Baekhyun lagi sama lo ?" tanya Angga.

"Ya, dia lagi sama gue."

"Tenang aja, Cha. Kalau memang Baekhyun gak bersalah, dia pasti bakal bebas. Gue yakin itu."

"Thanks, Kak," kata gue tulus. Sementara Angga cuma tersenyum.

"By the way, hari ini hari terakhir gue. Besok gue akan terbang ke Belanda," kata Angga.

The Manager [Completed]Where stories live. Discover now