First Meet

8.6K 309 0
                                    

Changi Airport Singapore
Mei 2014

Shila, berusaha menyimpan kopernya diatas kabin pesawat dengan susah payah pasalnya koper yang dia bawa terlalu berat dan kabin pesawat yang tinggi sehingga membuatnya kesulitan. Kakinya sedikit berjinjit agar kopernya masuk dengan sempurna, setelah kopernya masuk dengan sempurna tiba-tiba tubuhnya limbung kehilangan keseimbangan. Shila memejamkan matanya bersiap-siap merasakan sakit akibat tubuhnya yang akan jatuh dilantai pesawat.

"are you oke? ". Tanya seseorang menyadarkan Shila.

"i'm oke, terimakasih". Kata Shila saat menyadari tubuhnya tidak jatuh dilantai pesawat melainkan didada bidang seorang laki-laki bermata coklat.

"lain kali hati-hati, ah apa kursimu disini? ". Tanya laki-laki tadi dijawab oleh sebuah anggukan oleh Shila.
Shila duduk dikursi dekat jendela diikuti laki-laki tadi.

"Nathan". Laki-laki bermata coklat tadi mengenalkan dirinya.

"Ashila, panggil saja Shila". Shila membalas perkenalan Nathan.

"pulang liburan? ". Tanya Nathan lagi.
Shila menggelengkan kepalanya.

"tidak, justru mau liburan". Jawab Shila sedikit tertawa.

"dan kamu? ". Tanya Shila kemudian.

"berlibur". Jawab Nathan singkat.

"ku kira kamu habis liburan ternyata mau liburan".

Akhirnya Shila pun menceritakan kepada Nathan kalo dirinya memang tinggal disingapura dengan kedua orang tua nya karena Ayahnya mendapatkan tugas disana dan sekarang dia sedang berlibur. Bukan sekedar berlibur, tapi dia juga berencana untuk sekolah disini dan tinggal bersama kaka tertuanya.

"ah begitu ya". Nathan menimpali cerita Shila dengan antusias.

Shila mengangguk pasti.

"ah ya bisa kah kita bertukar nomor? Untuk menambah teman ". Pinta Nathan hati-hati.

"tentu.. ". Jawab Shila sambil menyebutkan deretan angka no handphonenya.

Nathan dan Shila mengahabiskan waktu perjalanan mereka dengan mengobrol tak tentu arah, sesekali Nathan memberikan candaan yang membuat Shila tertawa ringan. Sampai tak terasa perjalan dua jam mereka berlalu tanpa berarti.

Nathan membantu Shila mengambil kopernya dari atas kabin, karena Nathan hanya membawa tas rangsel kecil akhirnya dia memaksa untuk membawakan koper Shila sampai mereka keluar bandara.

"kamu dijemput siapa? ". Tanya Nathan saat mereka berdua sudah keluar Bandara.

"sepertinya aku naik damri Nat, kebetulan kata Kaka ku damri lewat kearah rumah sakit tempat kaka ku bekerja, dari sana aku dan kaka ku baru pulang kerumah". Shila menjelaskan.

"kaka kamu kerja dimana? ". Tanya Nathan lagi.

"NIH". Jawab Shila menyebutkan salah satu rumah sakit elit.

"kebetulan sekali, rumah ku satu arah dengan RS. NIH jadi kita bisa bareng kebetulan aku dijemput kakak ku". Kata Nathan memberi Shila tumpangan.

"apa tidak merepotkan?". Tanya Shila ragu. Shila merasa tak enak karena mereka baru beberapa jam berkenalan tapi Shila sudah merepotkan.

"tidak masalah, ayok". Ajak Nathan sambil menggenggam tangan Shila menuju sebuah mobil merah yang sejak tadi menunggu mereka.

"Maaf Sis, menunggu lama ya?". Nathan meminta maaf kepada sang kaka yang duduk didepan kemudi dilanjut dengan menyimpan koper dan tas rangsel ke dalam bagasi mobil.

"No problemo dek". Jawab sang Kaka santai.

"biar gue yang bawa mobil nya kak, lo pasti capek pulang ngantor langsung jemput gue". Kata Nathan sambil membukaan pintu kemudi agar sang kaka keluar.

"siapa? ". Tanya Kaka Nathan saat melihat Shila berdiri kaku didekat pintu.

"ah ya gue lupa, kenalin ka ini temen gue namanya Shila". Nathan mengenalkan Shila dengan Kaka nya setelah menyadari kesalahannya karena belum mengenalkan mereka berdua.

"Shila kak". Shila memperkenalkan diri kepada Kaka Nathan.

"Nathasya... Panggil saja syasa". Kak Syasya memperkenalkan dirinya sambil menerima uluran tangan Shila.

"ayo dek masuk, kamu depan aja kaka belakang mau bobo capek seharian ngurusin ceo sableng". Kak Syasya mempersilahkan Shila untuk duduk didepan sedangkan dia langsung masuk kekursi belakang dan mulai menyenderkan punggungnya dikursi.

"sepertinya hari ini lo capek banget ka? Banyak kerjaan? ". Tanya Nathan sambil melirik Kak Syaaya dari kaca spion.

"heem... ". Kak Syasya mengiyakan.
Dan Shila hanya menjadi pendengar perbincangan duo kaka adik yang menurutnya mereka sangat dekat.

"tapi sebenernya kerjaan gue gak banyak-banyak amat Nath, tapi dasar ceo nya aja yang rada sableng sukanya bikin gue sibuk wara wiri gak jelas". Kata Kak Syasya sedikit curhat.

"tapi khan ganteng kak... ". Nathan menimpali kata-kata Kak Syasya.

"iyah ya.. Untung ganteng kalo jelek udah gue tampol kali tuh ceo". Kak Syasya mengiyakan perkataan Nathan.

Nathanpun hanya mengangguk-angguk sambil terkekeh mendengar jawaban sang kaka.

"kamu habis liburan juga Shil?". Tanya Kak Syasya saat menyadari kalo didalam mobilnya ada orang lain.

"engga kak, kebetulan Shila sudah sejak sd tinggal disana. Kesini justru mau liburan". Jawab Shila.

"oh begitu, memangnya Shila tinggal dimana dijakarta?". Tanya Kak Syasya lagi.

"Shila gak tau... ". Jawab Shila bingung.

"lah gak tau sih". Kak Syasya heran dengan jawaban Shila.

"maksud Shila, Shila gak tau nama daerahnya soalnya Kaka Shila baru pindah beberapa bulan". Shila menjelaskan.

Nathan dan Kak Syasya hanya ber oh ria menanggapi penjelasan Shila.

"kalo rumah sih di PI cuma lagi direnovasi karena beberapa bulan lagi orang tua mau pindah kesini". Shila melanjutkan penjelasannya.

"ohh gtu, kirain kamu bener-bener gak tau mau tinggal dimana bikin khawatir tau gak". Kak Syasya menanggapi penjelasan Shila dengan nada lega.

"kaka kamu dokter di NIH Shil? ". Tanya Kak Syasya kemudian.

"iya kak... Dokter spesialis bedah". Jawab Shila singkat.

"waw keren donk... Emang kamu berapa bersaudara? ". Kali ini Nathan yang bertanya.

"tiga... Aku anak bungsu dan kaka ku semuanya laki-laki". Jawab Shila singkat dan setelah itu hanya keheningan yang menemani sisa perjalan mereka sampai satu jam kemudian mereka sampai dilobi RS. NIH.

"sudah sampe, makasih ya Nath, Kak Syasya... ". Pamit Shila sambil keluar mobil diikuti Nathan untuk menurunkan koper Shila.

"sama-sama Shil... Nanti aku hubungi kamu lagi ya". Balas Nathan Tulus sambil masuk kembali kedalam mobil.

Setelah perkenalan mereka sore itu, Nathan dan Shila menjadi dekat. Walaupun mereka tidak pernah bertemu lagi, tapi mereka saling berkomukiasi.

ASHILA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang