chapt 3

11 0 0
                                    

Ini hari pertamaku sekolah di korea. Tak ada yang menyambutku dengan hangat. Semuanya menatapku aneh karena aku memang sedikit berbeda dari mayoritas orang-orang disini yang berkulit pucat. Kulit tan dan mata hijauku tidak ada apa-apanya disini,sudah bukan daya tarikku lagi. Ketika aku lewat mereka menatapku aneh dan berbisik. Entahlah aku kurang mengerti bahasa mereka. Karena tidak ada yang mau berteman denganku, aku memutuskan untuk duduk di sebuah kursi dekat lapangan sambil memakan donatku dan membaca novel favoritku. Saat aku ingin memakan donat pertamaku, bola basket menggelinding ke hadapanku.

"heii kau, bisa tolong lempar bolanya?" kudengar seorang murid laki-laki berteriak.

Aku menunjuk diriku sendiri "me?"

Mereka malah tertawa. Sepertinya mereka meledeku. Apa aku terlihat nerd? Ya mereka tau aku murid baru yang dianggap aneh oleh mereka. Biar kutunjukan bakatku menggiring bola basket dan tembakan tripple poinku. Dengan tubuh mungil seperti ini tidak ada yang menyangka kalau aku jago bermain basket. Kuambil bola dan berjalan ke tengah lapangan.

"boleh aku ikut bergabung?" tanyaku santai.

"tch.. kau menantangku?" seorang murid laki-laki mendengus seperti meremehkanku. Sepertinya dia yang tadi menyuruhku mengambil bolanya.

"aku hanya bertanya, boleh aku ikut bergabung?jika kalian tidak ingin, aku tidak memaksa." Jawabaku tetap ramah.

"kalahkan aku dulu!" ucapnya dengan nada kesal tapi lebih terdengar menantang.

Teman-temanya tersenyum. Sudah pasti mereka meremehkanku.

"geurrae, one to one?" tanyaku sambil tersenyum padahal ingin sekali aku melempar bola ini ke mukanya yang angkuh itu.

"geurrae! " dia merebut bolanya dan melempar kepada murid laki-laki berlesung pipi indah.

Murid laki-laki yang tadi sedang bermain basket menepi ke sisi lapangan, sedangkan murid lain mulai tertarik menonton pertandingan kami. Si lesung pipi itu membawa bola ke garis tengah lapangan dan melemparnya ke udara. Sudah pasti bagian ini aku kalah, tapi aku berusaha menangkap bola. Dengan tubuh atletisnya sudah pasti dia yang mendapat bolanya. Dia mulai menggiring sambil mendribble bolanya, tatapannya jelas meledekku. Aku membiarkan dia menguasai bola di awal permainan. Aku tidak mau dia kaget melihat bakatku. Dia memasukkan bola ke ring dan tersenyum simpul. Kau pikir aku akan terpesona dengan gigi kelincimu itu hah? Big no! aku akan membuatmu skak mat, kalah telak. Aku merebut bola dan mulai mendribble bola dan menunjukan bakaktu. Triple poin untukku. Sepertinya dia sedikit kaget. Dengan tubuh mungil dan memakai rok seperti ini aku menembak bola triple poin. Permainan semakin sengit. Dia mulai menguasai bola tapi aku bersikap santai saja. Aku tidak mau membuang tenagaku dengan percuma. Hampir semua gadis bersorak ketika dia memasukkan bola. Dan mereka berteriak meledek ketika aku menembak bola. Berbeda dengan murid laki-laki yang tadi ikut bersamanya bermain basket, mereka terlihat tersenyum ketika melihatku menembak bola. Sepertinya dia mulai kewalahan, beberapa kali aku melakukan shoot triple poin. Hingga skor akhir 21-11. Yuhhhhuuuu I AM WIN.

Si lesung pipi dan satu orang laki-laki berkulit pucat menghampiriku sambil bertepuk tangan.

"daebak..!" ucapnya dengan senyuman terperangah. Aku hanya tersenyum. Apa kabar si loser? Dia menatap tajam ke arahku. Seperti ada pisau dimatanya. Lalu dia pergi begitu saja.

"kau diterima di club kami, selamat datang.." sambut si lesung pipi sambil melebarkan tangannya.

"kau keren! Padahal kau memakai rok tapi kau melakukan triple poin beberapa kali!aku tidak menyangka dibalik tubuh mungil ini tersimpan bakat besar!" si kulit pucat memujiku. Ahh dasar laki-laki.

"kamshahamnida!" aku tersenyum dan membungkuk.

"kkkiii..." si lesung pipi menjulurkan tangannya.

Aku menyimpan telunjuku dibibirku, menyuruhnya agar dia tidak menyebutkan namanya."nnaaam jjjunn kkkiiim! Namjoon kim? That's your name?" ucapku terbata-bata membaca nametag di dadanya.

"yeahh, namjoon kim! Kelas 3-1" dia tersenyum memamerkan lesung pipinya.

"jjjjjiiimmmiiiiin pppark? Ji min park? That's your name?" aku menebak nama si kulit pucat.

Dia mengangguk heran. "kau baru belajar hangul?" dia bertanya dengan menunjukan eye smile-nya. Imutnyaaa.

"ne.." aku mengangguk.

"owwhh are you a new student? Or student exchange?" ternyata si lesung pipi fasih bicara inggris.

"ani, ani." Aku mengibaskan tanganku." Aku murid baru, ini hari pertamaku."

"owhhh kau juga bisa bicara hangul?"Tanya si kulit pucat.

"sedikit!"aku mendekatkan jempolku dengan telunjuk.

"where you come from?" ohh si lesung pipi kembali bertanya.

"California!" jawabku sambil tersenyum dan tentu saja bangga. Aku menghabiskan waktu 15 tahun disana tanpa pernah ada kabar dari ibuku. Apa itu pantas disebut ibu?

"owhh I lived there." Ucapnya bangga.

"really? How long?"

"one week, just to watch the music concert!" jawabnya sambil tertawa. Kemudian diiringi oleh oleh si pucat. Aku juga ikut tertawa, ternyata dia lucu.

Murid laki-laki yang tadi bermain basket menghampiriku dan memberiku ucapan selamat sambil tersenyum ramah. Tapi entah kemana si loser itu pergi. Dia kesal, kecewa atau mungkin malu, entahlah aku tidak tahu. Apa dia semarah itu? semenyabalkan itu?

Bersiaplah jose, sebentar lagi kau akan menjadi bahan gunjingan lagi. Setelah ALIEN apalagi?

***

Ga bisa bahasa inggris 

Ga bisa bahasa korea 

Modal gugel translet ajah , nekat

Maaf ya ngebosenin bahasanya, dan pasaran banget ceritanya, semoga kalian suka

Udah gitu aja

Nomnom

ALIEN, is mineWhere stories live. Discover now