chapt 4

4 0 0
                                    

Hari berikutnya di sekolah tidak lebih baik. Malah semakin buruk. Aku jadi bahan gosipan karena berhasil mengalahkan seorang atlet sekolah. Terutama murid perempuan. Mereka menganggapku cari perhatian untuk menarik para murid laki-laki. Mereka beranggapan bahwa aku gadis nakal yang sering menggoda laki-laki. Tapi aku tidak peduli.

Kantin semakin padat karena ini jam makan siang. Aku ikut berbaris mengantri mengambil makanan. sebenarnya aku belum terbiasa dengan makanan disini, tapi aku lapar. Dan satu lagi, aku tidak bisa menggunakan 2 tongkat makan disini, sumpit. Aku tidak bisa menggunakannya karena aku tidak terbiasa. Aku berjalan mencari tempat kosong. Tiba-tiba...

BRRRRUKKK

Aku terjatuh. Semua makananku jatuh dan mengotori baju dan sepatuku. Seseorang menyandungku, aku tahu itu. Semua murid menatapku karena menimbulkan kegaduhan. Setelah mereka tahu aku, si ALIEN ANEH YANG SUKA CARI PERHATIAN mereka semua kembali pada makanan mereka. Aku bangkit melihat siapa yang melakukan ini padaku. Ohh dia, dia yang kemarin kukalahkan. Dia yang katanya atlet sekolah yang tampan dan di gandrungi para gadis di sekolah ini. Apa sebegitu malunya karena kalah sampai begini padaku? Aku menghela nafas lalu membereskan makananku yang berserakan di lantai,sedangkan dia tetap khusyuk dengan makan siangnya. Aku menyimpan baki makanan ke tempat pencucian.

"aunty, I am so sorry. I dropped the food, next time I will be more carefull.." kataku sambil tersenyum. Bibi penjaga kantin hanya tersenyum, sepertinya dia tidak mengerti.

Aku pergi ke toilet untuk membersihkan baju dan sepatuku. Ada 3 orang gadis disana,semuanya menatapku dari atas ke bawah dengan tatapan jijik. Iya aku tahu aku ini si ALIEN BAU karena bajuku tersiram kuah kari.

Hari ini aku tidak membawa donut kesukaanku. Stokku sudah habis. Aku membeli 2 susu pisang di kotak minuman dan mencari tempat aman. Saat aku berjalan menyusuri koridor kudengar sayup-sayup suara gitar. Ohh ini ruang music, dan tidak dikunci. Aku masuk. Kutemukan seorang murid laki-laki sedang memetik gitar memunggungiku. Dusk in the wind-Kansas, lagu favorit dad. Aku menghampirinya dan memberi tepukan tangan saat dia menyelsaikan lagunya. Sontak aku kaget melihat wajahnya. Apa dia manusia? kenapa pucat sekali?apa dia sakit? Aku tersenyum padanya. Tapi dia datar-datar saja. Aku memberikan 1 susu pisang padanya,dia tetap tidak bergeming. Ya tuhannn apa lagi? Apa dia hantu? Kenapa dia tetap diam? Dia memandangku, dengan tatapan aneh juga. Kuraih tangannya agar dia menggenggam susu pisang yang kuberikan.

"apa kau sakit? Kenapa tidak makan siang?" aku menusuk susu pisangku dengan sedotan lalu meminumnya. Dia menggeleng. "ohh Josephine Lee, just call me jose!" aku mengulurkan tanganku.

Dia mengangkat botol susunya dan menggoyangkannya memberi isyarat kalau dia tidak bisa membalas uluran tanganku. " Yoon Gi Min, Yoon Gi!" jawabnya singkat.

Aku membuka pembicaraan, bertanya tentang music padanya. Itulah aku. Aku lebih mudah akrab dengan laki-laki dibanding perempuan. Hampir semua temanku di California laki-laki, teman perempuanku bisa dhitung jari. Aku juga tidak tahu kenapa, mungkin aku karena aku dirawat oleh seorang ayah yang sekaligus menjadi ibuku selama 15 tahun. Jadi aku lebih mudah berkomunikasi dengan laki-laki.

Ternyata dia cukup menyenangkan jika diajak mengobrol, padahal kesan pertama aku melihatnya dingin dan galak. Dia sangat cerdas menegenai music, apapun yang kutanyakan dia pasti tahu.

***

Kang ssaem, guru sastra di kelas menyuruh kami untuk membaca novel klasik. Jadi, sepulang sekolah kuputuskan untuk pergi ke perpustakaan kota untuk mencari refrensi. Katanya disana terdapat berbagai macam buku. Aku menghubungi sopirku untuk menjemputku di dekat halte seperti biasa. Selama ini aku tidak pernah menunjukan kalau aku adalah cucu Tuan Lee Jong Hyun yang terhormat, donatur terbesar sekolah. Dan putri dari Nyonya Lee Ji Hyun, wanita cantik bak model pemilik brand fashion terbesar di seantero korea yang sukses besar di usia muda. Entah kenapa aku ingin menyembunyikannya. Tapi kenapa aku minta dijemput dan diantar ke perpustakaan kota? Satu alasan, aku tidak tahu lika-liku jalan disini, jadi aku minta diantar.

Setelah sampai di perpustakaan kota, aku menyuruh supir untuk pulang dan kembali menjemputku jam 7 malam. Kalau di perpustakaan, aku seperti memiliki dunia sendiri, asyik dengan buku-buku yang aku baca dan lupa waktu. Aku tidak ingin membiarkan dia menunggu lama. Menunggu itu menyebalkan.

Aku menyusuri setiap rak-rak buku, mencari buku yang menarik. Tiba-tiba seorang laki-laki menyapaku dengan riang

"owhh malaikat miri, apa kau masih mengenalku?"

***

Hayooo ketemu siapa tuhhhh

Modal nekat lagi hehehehehehe

tetep semangat walopun masih amatir hehehehe

Nomaden_nom


ALIEN, is mineWhere stories live. Discover now