Chapter 22

34.5K 2.9K 119
                                    

Taehyung terus saja menelan salivanya kasar saat melihat nafsu makan Jungkook yang begitu besar, setelah pulang dari Cafe tadi, Jungkook langsung berlari kearah dapur dan menyuruh ahjumma Park untuk membuatkan kue beras untuknya, dan sekarang namja kelincinya itu tengah menikmati pancake madu yang di buat oleh Taehyung beberapa jam lalu. Apa perut Jungkook tak sakit karna kebanyakan makan? Apa perutnya tak kembung? Apa bekas operasi nya baik-baik saja dan tidak membuka? Apa perutnya tak ada isi sama sekali hingga beberapa makanan masih bisa ia cerna begitu saja? Pertanyaan semacam itu terus saja berputar di otak Taehyung, nafsu makan Jungkook memang luar biasa, apalagi Jungkook masih tahap pertumbuhan bukan, sekali lagi ingatkan Taehyung jika Jungkook masih menduduki bangku sekolah.

"Kookie." Panggil Taehyung, yang di panggil hanya bergumam sebagai jawaban, mulutnya terlalu sibuk mengunyah jika kalian ingin tahu.

"Kook.. apa kau--sangat lapar?" Tanya Taehyung takut, takut jika Jungkook akan tersinggung akan pertanyaan nya barusan. Si kelinci sedikit melirik kearah Taehyung lalu mengangguk sekali sebagai jawaban.

"Tapi apa kau tidak akan sakit perut karna terlalu banyak makan? Nanti kau bisa gendut jika begitu."

Shit!! Taehyung meruntuki dirinya yang baru saja mengeluarkan kata terlarang barusan, dan sekarang lihat!! Jungkook tengah meliriknya dengan tajam seolah lirikan itu mengatakan 'apa hyung mengataiku gendut?' Taehyung seperti menggali kuburnya sendiri saat ini. Mulut sialan. Jungkook memandang sengit kearah Taehyung, namja manis itu meletakkan garpu yang ia pegang dengan kasar hingga menimbulkan bunyi nyaring.

"Kalau aku gendut memang nya kenapa? Hyung tak menyukai aku lagi jika aku gendut?! Kalau begitu jangan tidur denganku lagi malam ini!! Cari saja namja atau yeoja langsing di luar sana!! Aku benci hyung!!" Jungkook berlari kearah kamarnya meninggalkan Taehyung yang masih meruntuki mulut sialannya yang dengan mudahnya mengucapkan kata kramat itu.

"Aiiisshh... susah payah aku membujuknya tadi dan sekarang dia merajuk lagi, di tambah dia bilang apa tadi, jangan tidur dengannya malam ini!! Arrggh.. aku bisa gila jika begini. Yak!! Jungkook-ah!! Kau tak bisa seperti itu!!"

* * *

Sementara itu...

Terlihat seorang yeoja yang baru saja keluar dari lobby bandara sembari menarik koper besarnya yang berwarna merah maroon, yeoja itu terlihat mengotak-atik ponselnya sebentar sebelum akhirnya menempelkan benda persegi panjang itu ke telinga kanannya. Menunggu seseorang di seberang sana mengangkat panggilannya.

"Halo.. jemput aku di bandara sekarang, dan segera antarkan aku padanya."

Yeoja itu dengan cepat memutuskan telfonnya secara sepihak setelah berhasil mengeluarkan perkataan yang lebih tepatnya seperti perintah itu pada seseorang di seberang sana, tak peduli orang itu akan menyumpahi dirinya atau tidak karna yang terpenting ia bisa menemui orang yang sudah lama ia rindukan sekarang.

"Aku akan bertemu dengannya lagi, aku harap ia tak melupakan diriku."

* * *

Taehyung masih berusaha membujuk Jungkook agar berbicara padanya, tentunya dari luar kamar Jungkook karna namja itu mengunci pintunya dari dalam. Sedangkan Jungkook, dia tak pernh sekalipun berbicara dengan Taehyung meski entah sudah berapa kali Taehyung meneriaki namanya dan menyuruhnya agar keluar tapi tak pernah sekalipun namja manis itu menyautinya, hal itu tentu saja membuat Taehyung frustasi, membujuk Jungkook bukanlah hal yang mudah.

"Kook!! Ku mohon buka pintunya. Aku tak bermaksud mengataimu gendut, hanya saja aku khawatir padamu, aku takut perutmu akan sakit karna terlalu banyak makan, Kookie. Buka pintunya!! Maafkan aku, tolong jangan seperti ini."

Hembusan napas berat keluar dari celah bibir Taehyung, Jungkook merajuk adalah suatu kejadian yang patut di hindari olehnya. Tapi bukan Taehyung namanya jika baru seperti ini langsung menyerah begitu saja. Ia kembali mengetuk pintu itu dengan pelan.

"Kook-ah... aku punya pilihan untuk mu, jika kau tak membuka pintunya sekarang maka aku akan menikahimu besok, tapi kalau kau membukakan pintu untuk ku dan memaafkanku, maka aku janji akan menuruti semua kemauanmu. Kali ini aku serius Jeon." Setelah mengatakan hal itu Taehyung hanya diam, memberi waktu untuk Jungkook untuk memilih, tapi bukankah pilihan kedua itu sangat menggiurkan, dan tentu saja pasti Jungkook akan---

Clekkk...

---memilih pilihan yang kedua, karna bagaimana pun dia belum terlalu siap untuk menikah dan hei... dia masih terlalu muda apalagi dia masih sekolah, dan apa yang akan di katakan teman-temannya nanti jika Jungkook menikah secara mendadak dan orang yang ia nikahi bukan orang sembarangan pula, memangnya siapa yang tak mengenal Taehyung? Bahkan sepertinya semua orang mengenalnya. Yah.. pilihan kedua memang lebih baik dari yang pertama. Sedangkan Taehyung, namja tampan itu kini tengah memberikan senyuman kotaknya pada Jungkook yang memandang nya dengan datar sembari mempoutkan bibir cherrynya itu membuat Taehyung gemas sendiri melihatnya.

"Kau memang pintar!!" Ujar Taehyung sembari mengusak surai Jungkook gemas.

"Hyungnya saja yang terlalu licik!! Dasar namja mesum!! Hyung harus janji, setelah ini turuti apapun kemauanku." Jungkook melipat kedua tangannya di depan dada, ia memasang mimik kesal pada Taehyung, tapi Taehyung tak perduli akan hal itu yang terpenting baginya sekarang adalah Jungkook tak marah lagi padanya.

"Ya.. kau tinggal bilang padaku, kau mau apa akan aku kabulkan." Jungkook tersenyum lebar dan penuh makna, ia sedikit berfikir sejenak.

"Baiklah.. aku ingin hyung me---"

Ting nong....

Jungkook mendengus sebal saat ucapannya harus terpotong karna suara bel yang mendadak berbunyi, dengan langkah kesal ia melangkahkan kakinya berniat untuk membuka kan pintu, meninggalkan Taehyung yang kini masih terdiam di tempatnya.

"Ya.. tunggu sebentar!!" Teriak Jungkook karna tamunya ini sungguh tak sabaran dan terus saja menekan bel beberapa kali membuat telinganya sakit.

Jungkook perlahan membuka pintu utama mansion itu, menampakkan sosok namja berjas hitam yang sangat ia kenali.

"Jimin hyung!!" Rasa kesal yang tadi menyeruak di hatinya seketika hilang karna tahu jika tamunya itu adalah Park Jimin. Tapi sedikit aneh rasanya karna tak biasanya Jimin menekan bel saat bertamu, karna biasanya namja itu akan masuk tanpa ijin terlalu terbiasa bertamu mungkin.

"Hai Jungkook, lama tak bertemu." Ujar namja itu dengan senyuman khasnya di sertai eye smile miliknya.

"Ne hyung.. mari masuk."

"Yak!! Park Jimin!! Kenapa lama sekali? Suruh pelayan membawa koperku."

Jungkook menautkan alisnya, Jimin tak sendiri? Lalu siapa yeoja yang bersama Jimin sekarang? Hingga sangat berani meneriaki bahkan membentak namja itu, setahunya Jimin adalah sosok namja yang memiliki kepribadian dingin dan acuh pada semua orang. Hanya Taehyung yang bisa berteriak pada namja itu. Sedangkan Jimin sendiri hanya memutar matanya malas mendengar teriakan yeoja yang menurutnya cerewet itu.

"Kook-ah.. bersiaplah menerima masalahmu yang baru, beban ini terlalu berat daripada yang lain." Jungkook mengernyit bingung, selalu saja Jimin memberinya perkataan yang seperti teka-teki baginya, apa tak bisa ia berkata langsung ke inti masalahnya? Otak Jungkook tak sepintar itu untuk langsung memahaminya.

"Maksudmu hyung?"

"Kook.. siapa yang datang? Kenapa tak kau suruh masuk? Oh.. Jimin? Sedang apa kau di sini?" Jimin tak menjawab pertanyaan Taehyung, ia hanya tersenyum penuh arti membalasnya.

"TAEHYUNG!!!!"

Merasa dirinya di teriaki dengan tidak sopan, Taehyung dengan cepat menoleh kearah sumber suara di ikuti oleh Jungkook yang sejak tadi sudah penasaran siapa yeoja yang ada di belakang Jimin.

"K-kau?"

.
.
.
.
.

Tbc.

Mr. KimWhere stories live. Discover now