Welcome World

248 29 4
                                    

Ternyata malam itu saat Suzy meninggalkan rumah, Irene mengikutinya. Namun saat di persimpangan jalan ia kehilangan jejak Suzy sehingga ia sedikit memutar jalan untuk mencari keberadaan adiknya, serta untuk mengetahui kemana Suzy pergi. Karena Bae Joo Hyun adalah seorang IT yang hebat, ia melacak keberadaan Suzy melalui server HP Suzy dan segera meluncur ke lokasi.

"The Grand Myeongdong, apa yang ia lakukan bersama pacarnya, dasar gadis nakal, awas kau" gumam Irene sambil menginjak keras gasnya.

Sesampainya Irene di lobby hotel, ia melihat Lee Min Ho jalan tergesa-gesa, dengan cepat Irene menghampirinya dan menahan lengannya.

"Dimana adikku" tanya Irene kasar sambil mencengkram lengan Min Ho
"Lepaskan" Lee Min Ho menepis tangan Irene dan menjatuhkan kunci kamar.

Irene dengan cepat mengambil kunci itu dan Lee Min Ho langsung lari saat itu juga.

"1607, tunggu eonni Suzy-ah"

Irene bergegas ke kamar itu dan menemukan..

"Suzy-ah ppali ireona" dengan nada serak tak menyangka melihat adiknya sudah terkapar lemas di atas kasur tanpa sehelai apapun.
"Eonni, mianhae, aku tidak mendengarkanmu dan appa selama ini, aku.. Aku kehilangan hartaku yang seharusnya ku jaga dengan baik eon.. Aku.. Aku.." tangis Suzy pecah
"Shutt, uljima Suzy-ah" sahut Irene sambil memeluk adik satu-satunya lalu menangis.
Tak akan ku ampuni kau, dasar lelaki brengsek. Aku pastikan kau menanggung akibatnya dan bertanggung jawab atas perbuatanmu itu.

--- --- ---

"Jadi benar yang ku lihat itu adik sepupuku, Kim Kai?" tanya Myung Soo yang hanya di jawab anggukkan oleh Na Eun
"Baiklah kalau memang kau belum mau menceritakan tentang hubungan apa yang kau miliki dengan Kai"
"Aku tidak memiliki hubungan apa-apa Myung dengannya!" teriak Na Eun.
Seketika saja Myung Soo kembali memposisikan dirinya di atas Na Eun yang sedang duduk di sofa, dengan tangannya yang menahan agar Na Eun tidak tertindih olehnya sembari mendekatkan wajahnya ke telinga Na Eun dan berkata.
"Jangan marah donk uri Yeoshin, kalau emang ga mau ngomongin hubungan kamu sama Kai.."
"Aku ga punya hubungan apa-apa L sama Kai " jawab Na Eun pasrah
"Shutt, aku belom selesai ngomong sayang"
Deg.. Degun jantung Na Eun seakan berhenti saat Myung Soo memanggilnya sayang.
"Kalau emang gamau ngomongin hubungan kamu sama Kai, gimana kalau ngomongin hubungan kita aja?" L merubah posisi Na Eun yang duduk di sofa menjadi tertidur di sofa dengan ia di atasnya.
Na Eun langsung menutup mukanya karena malu dengan mukanya yang memerah akibat godaan Myung Soo namun berkata.
"Apa yang harus kita bicarakan mengenai hubungan kita yang jelas-jelas hanya sebatas atasan dan bawahan Myung Soo-ya" yang akhirnya mendorong Myung Soo agar kembali ke posisi duduk.

"Kau tidak asik Na Eun-ah"
"Memang" jawab Na Eun tegas
"Lalu mengapa menangisiku dan memanggilku uri L?"
Na Eun terdiam.
"Uri Na Eun-ie, asal kau tahu.."
"Mwo?"
"Aku..."
"Apa Myung?"
"Aku suka padamu"
"Geojismal"
"Ani, jinjja-ro, naega noreul joha-e"
Na Eun kembali bungkam
"Okay Na Eun-ah, aku bukan seorang yang gampang untuk menyatakan cinta atau sayang kepada seseorang, karena aku selama ini tidak percaya adanya cinta"
"Lalu?" tanya Na Eun
"Tubuh dan otakku tidak bisa menolak dirimu, nan niga pilyeohae"
"So you just needing me right, aku akan tetap ada di sisi mu Myung, kita ga harus jadi pasangan untuk tetap bersama"
"Tapi, aku tidak suka saat kau menangis karena pria lain, aku tidak suka saat kau tersakiti, rasanya aku seperti tersakiti jauh lebih dalam saat melihatmu terluka, dan, kau juga menyukaiku kan?" tanya Myung Soo serius
"Pulang lah Myung, ini sudah malam"
"Ani, aku akan tetap di sini untuk melindungi mu, menjaga mu, aku tahu Na Eun-ah, kau juga menyayangiku kan, kau bahkan mengkhawatirkan ku saat aku pergi ke bar"
"Tentu saja bodoh, kau menyakitu dirimu yang entah mengapa aku pun menjadi sakit saat melihatnya"
"See, kau juga merasakan hal yang sama kan Na Eun, lalu kenapa?"
"Aku hanya tidak bisa Myung"
"Bahkan jika aku berhenti untuk ke club?"
Benarkah kau bisa melakukan itu? Karena sesungguhnya aku hanya takut diriku tersakiti lebih jauh saat sudah bersamamu dan kau meninggalkan aku ke tempat yang tidak bisa ku jangkau hanya karena obat-obatan itu Myung gumam Na Eun.

"Itulah kenapa aku bilang, mungkin kau juga tidak percaya Na Eun-ah, tapi tubuhku ini sudah lama jadi milikmu"
"Aku tidak mengerti dengan perkataanmu Myung"
"Aku bahkan tidak memerlukan obat-obatanku di saat bersamamu, awalnya aku hanya berpikir itu sebuah kebetulan, tapi di saat aku tidak bersamamu, tubuh ini kembali bereaksi meminta asupannya, dan seketika semua efek itu hilang jika aku bersamamu, ini gila bukan?"
Na Eun hanya termenung dan heran.
"Tinggal lah bersama ku Yeoshin, jadilah kekasihku, percayalah padaku, aku berjanji akan membuatmu bahagia bersamaku" L berlutut
Setelah lama berpikir, L kembali bersuara
"Hmm?"
"Baiklah" jawab Na Eun singkat

Seketika L mengangkatnya, menggendongnya den mengecup singkat bibir Na Eun lalu berkata.
"Saranghae, chagiya" terimakasih sudah mengenalkan padaku apa itu kehidupan, apa itu cinta, dan kebahagiaan.
Myung Soo menggendongnya ala bridal styel yang membuat Na Eun berteriak.
"Aaah, turunkan aku Myung"
"Bahkan kau sudah berteriak, padahal aku belum melakukan apapun terhadapmu sayang"
Anehnya setiap mendengar kata sayang dari mulut Myung Soo, hati Na Eun selalu berdesir hebat.
"Jangan berpikiran yang tidak-tidak Myung, dan pulang lah"
"Tidak bisa kah kau romantis sedikit Na Eun-ah, panggil aku chagi, yeobo, atau apa kek, Myung Myung hanya itu saja yang kau sebut untuk memanggilku"
"Ehm, pulang ya.. Op-pa"
"Aah, uri chagi neomu gwiyowo, arraso-arraso, oppa pulang ne, jaga dirimu baik-baik, saranghae" sambil mengecup puncak kepala Na Eun

Myung meninggalkan rumah Na Eun dan bergegas pulang, sementara Na Eun masih mematung di posisi tadi sambil memegang bibirnya serta dadanya.

"Na do saranghae, Myung Soo-ssi" gumam Na Eun

Addictive [✓]Where stories live. Discover now