Part 28

702 43 0
                                    

Happy reading yah guys... 😚

-
-
-
-
-

Gadis berwajah mungil sedang duduk dekat taman menunggu seseorang yang akan datang kerumahnya.

Tiba-tiba gadis itu mendengar seseorang membuka pintu taman. Ia mengabaikan seseorang yang datang itu.

Saat ini gadis itu sedang menahan tangisnya. Air mata sudah terkumpul namun ia tidak ingin air mata ini mengalir dan membasahi wajahnya.

"Saeron-ah" panggil lelaki itu.

Mendengar suara itu membuat gadis itu merasa nyaman dan entah sejak kapan air mata itu berhasil membasahi pipinya.

Gadis itu terus membelakangi lelaki itu dan terus mengabaikan setiap panggilan lelaki itu.

Dengan gemas, lelaki itu membalik badan gadis itu supaya bisa ditatapnya, dan yang membuat lelaki itu terkejut adalah gadis itu tiba-tiba menghambur dan menenggelamkan wajahnya didada bidang milik lelaki itu.

"Saeronie?"

Tidak dijawab, panggilan itu malah membuat gadis itu tambah menangis.

Lelaki itu menghela nafas. Ditepuknya pelan punggung gadis itu supaya lebih tenang. Karena ia ingat kata kakak-nya.






Menangis adalah kegiatan yang melelahkan-Jb.





Setelah sudah lama menenangkan gadis itu, ia merasa deru nafas yang teratur dari gadis itu. Yap, gadis itu tertidur.

Mata yang terpejam dan wajah yang tenang, gadis itu benar-benar nyenyak.

Dilihatnya gadis itu, berwajah mungil dengan mata yang indah hidung yang kecil dan bibir merah muda yang mungil, rambutnya yang sedikit berombak dan dibiarkan keningnya ditutupi poni.

Tangan lelaki itu mulai membelai rambut gadis itu lalu menyingkirkan poni yang menutupi kening gadis itu, mengelus lembut wajah mungil itu, lalu mata yang lembap memerah dan ujung hidung yang memerah membuktikan sudah lama gadis itu menangis.

Lagi-lagi lelaki itu menghela nafas. "Pasti sangat lelah bukan? Menangis...?"

Beberapa menit kemudian gadis itu bangun.

"Sudah mau bangun?? Kalau masih mengantuk tidurlah ada aku disini"

"Pagi-pagi sekali, Papa.... dan Mama... Bertengkar"

"..."

"Papa mengancam Mama, jika tidak mau memaksa Jinyoung oppa untuk bekerja diperusahaan Papa, maka aku dan Mama akan ditelantarkan bahkan Papa akan mengajukan surat cerai"

"..." lelaki itu tidak bisa menjawab apapun yang dikatakan gadis itu. Tangannya mengepal saat mendengar pernyataan gadis itu.

"Apa hanya Jinyoung oppa yang ada dipikirannya?? Apa aku benar-benar tidak berarti dalam hidupnya?"

Oke, pertanyaan ini yang membuat lelaki itu menggenggam kedua tangan mungil itu dengan erat.

"Dengar!!! Jika dia tidak menginginkanmu, masih ada banyak yang menginginkan kamu ada Mama, Oppamu, dan... aku. Jadi jangan pernah merasa sendiri, kamu mengerti?" Ucapnya penuh dengan kelembutan.

Lelaki itu menarik gadis itu dalam pelukannya, dengan erat lelaki itu memeluk seakan takut kehilangan gadis itu.

Aku mohon jangan seperti kakakmu keluhnya dalam hati.





🐦






Ditempat lain.

Never EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang