Part 35

651 50 4
                                    

Selamat membaca guys... 😘😘😘


-
-
-
-
-
-
-





Jackson mengelap sisa peluh yang masih menetes pada wajah-nya dengan kasar.

Setelah itu Jackson meminum habis sisa air dibotol minumnya, lalu berjalan menghampiri sahabat lamanya yang datang untuk bertemu kembali dengan Jackson.

“Hey! Nanti malam ada latihan basket di daerah rumahku, apa kau ingin bermain juga?” tanya seorang remaja berperawakan barat itu.

“akan kuusahakan, memang ada siapa saja yang ikut berlatih?” tanya Jackson yang memang tidak tertarik untuk ikut bermain, kerena ia lelah.

“Bailou and Xiayou, maybe..” jawab Kris tidak yakin, membuat Jackson berdecak kesal.

“Eh! Luhan akan ikut! Nannan juga..” sahut Kris, lalu merangkul bahu si pendek bersahabat.

“Tenang, akan banyak teman-temanku yang ingin aku kenalkan padamu.. aku akan meminta yang lain membawa teman-teman mereka biar ramai” ujar remaja blasteran itu sambil tersenyum ramah.

“Baiklah baiklah, aku akan datang” ujar Jackson pasrah.

“Okey! Sampai ketemu dilapangan boy, Oh! Jam tujuh malam kita bertemu!” ingat Kris lalu berlalu pergi.

Jackson pergi menghampiri tas hitamnya sambil mengambil ponsel.

Matanya yang sudah sayup karena mengantuk, tiba-tiba terbelalak cerah melihat layar ponselnya terdapat nama.

Youngjae🐻.

Bambam🐍.

Yugyeom🐜.

Ketiga adik yang sangat ia rindukan, ada beberapa pesan tetapi bukan dari ketiga adiknya melalin dari Mark.

Jackson membuka pesan dari Mark.

Mark-acchu 🐊 (🔒)

Hey! Nerd!

Kau membuat Bambam menelponmu berkali-kali!

Dia merindukanmu, lebih baik kau angkat telpon darinya, aku tidak ingin mendengar rengekannya!

Read  Tadi aku masih bermain anggar

Read  Aku akan menelponnya kembali


Oh

Okey

Jackson menggeleng lucu, karena isi pesan Mark benar-benar pribadi Mark yang irit berbicara.

“Irit berbicara ternyata juga berpengaruh pada irit mengetik” kekeh Jackson lalu pergi meninggalkan ruangan dingin itu.

Jackson memasuki rumah besarnya dalam diam, hingga indra penciumnya menghirup aroma yang selama ini ia rindukan.

Jackson langsung berlari menuju meja makan dan duduk manis dimeja makan sambil menatap Shopia (Ibu Jackson) yang membawa ayam kecap dengan tersenyum lembut pada putra satu-satunya itu.

Setelah lauk itu tiba, dengan cepat Jackson mengambil nasi, membuat Shopia tertawa lalu dudu dibangku sebelah Jackson. Mengelus lembut rambut coklat Jackson.

“Makanlah yang banyak” ujar Shopia sambil menatap sayang Jackson.

“Papa dimana, Ma?” tanya Jackson dengan mulut penuh.

“Dia sedang disanggar mengajarkan para siswa” jawab Shopia, Jackson mengangguk mengerti.

“Jia-er, ada yang ingin Mama tanyakan, bolehkah?” tanya Shopia.

Never EverWhere stories live. Discover now