Thirty

11.9K 852 11
                                    

Author's POV

Malam itu. Pemuda werewolf yang bernama Aaron tersebut mengajak Elle, yang merupakan perempuan manusia itu untuk menemaninya keatas bukit takdir. Aaron ingin membuktikan kepada Elle, bahwa Elle adalah mate-nya yang di takdirkan oleh Moon Goddess untuknya.

"Pemandangan ini sungguh luar biasa" ungkap Elle saat mereka tiba di atas bukit takdir.

"Iya, kau benar mate" ujar Aaron sambil tersenyum lebar kearah Elle, "Dari sini kita bisa melihat Pack House dan area pack, mate" tambah Aaron sambil menunjuk kearah Pack House yang tampak kecil dari atas bukit. Namun terlihat lebih indah dengan cahaya obor yang kelap-kelip terkena angin guna menerangi Pack House dan sekitarnya. Keindahan semakin bertambah dengan ribuan bintang dan bulan yang bersinar terang diatasnya.

Elle menganggukkan kepalanya sambil balas tersenyum kearah pemuda werewolf itu.

Lalu pemuda werewolf itu mengajak Elle duduk disebuah Batang pohon yang tumbang didekat mereka. Kemudian mereka duduk ditempat tersebut sambil menatap kearah langit malam.

"Kenapa kau mengajakku ketempat ini?" tanya Elle tiba-tiba.

Aaron tersenyum kearah Elle sebelum dia menjawab, "Aku ingin membuktikan sesuatu pada mu!"

"Apa itu?" tanya Elle lagi sambil menatap kearah lelaki itu. Aku tak pernah mengira! Lelaki arogan, dan suka berbuat sesuka hatinya tersebut memiliki senyuman semanis itu. Ungkap Elle di dalam hati.

Lagi-lagi Aaron tersenyum diwajah tampannya sebelum menjawab. Membuat gadis disebelahnya terpana untuk sesaat, tapi dengan cepat dia mengambil alih kesadarannya. Namun tidak dengan jantungnya yang berdetak kencang seperti biasanya.

"Elle, aku ingin membuktikan bahwa kau adalah mate-ku yang ditakdirkan Moon Goddess"

"Aku masih tidak mengerti! Maksudnya apa?"

"Sekarang kita berada di atas bukit takdir" ujar Aaron yang kemudian menceritakan apa itu bukit takdir. "Maka dari atas bukit ini, aku akan bertanya pada Moon Goddess! Apakah kau mate untukku atau bukan?"

"Terus bagaimana cara mengetahui kalau jika benar akulah mate-mu atau bukan?"

"Jika ada bintang jatuh setelah kita bertanya, maka itu jawaban untuk membenarkan pertanyaan kita! Tapi jika tidak ada bintang jatuh setelah kita bertanya sampai matahari terbit, maka itu jawaban untuk tidak"

Elle mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum lebar diwajah cantiknya, Elle merasa kurang yakin dengan ucapan lelaki disebelahnya.

"Kau pasti tidak percayakan?" ujar Aaron ketika melihat ekspresi gadis yang dia percayai adalah pasangan untuknya sejak pertama kali bertemu.

"Ya, sedikit" ujar Elle sambil nyengir lebar. Menunjukkan gigi-giginya yang putih bersih.

Aaron menggelengkan kepalanya dan bangkit dari tempat duduknya. Lalu dia menatap kearah bulan yang bersinar terang malam itu sambil berkata. "Moon Goddess, ditempat ini aku berdiri. Aku ingin kau tunjukkan tentang takdir ku! Apakah gadis dari bangsa manusia yang bernama Elle White, adalah mate untukku?" Setelah mengatakan itu, Aaron menghentakkan kakinya dan menutup matanya untuk sesaat. Lalu dia kembali duduk disebelah Elle.

"Cuma seperti itu?" tanya Elle yang memperhatikan dengan seksama.

Aaron menjawab dengan anggukan, "Sekarang kita tinggal tunggu bintang jatuhnya!"

"Bagaimana kalau tidak ada bintang yang jatuh?"

Mendengar itu Aaron langsung menatap Elle dengan mata biru samudera miliknya, "Itu tidak mungkin! Aku yakin pasti akan ada satu bintang jatuh, karena kau memiliki aroma khusus untuk ku. Aroma mate" ungkap Aaron dengan percaya diri seperti biasanya.

"Iya-iya, aku percaya" ucap Elle berbohong untuk menyenangkan lelaki disebelahnya. Walaupun sebenarnya dia masih tidak percaya dengan hal yang Aaron katakan.

"Kalau kau percaya! Nanti jika ada bintang jatuh, kau bersedia kan untuk menjadi mate-ku?"

Elle menganggukkan kepalanya, seakan-akan tubuhnya melakukan hal tersebut sendiri. Sebenarnya dia juga tidak mengerti ada apa dengan dirinya saat ini? Elle hanya terdiam tanpa bisa berkata-kata, dia bingung harus berbuat apa.

"Kau serius?" tanya Aaron dengan mata berbinar-binar sembari tersenyum lebar.

Lagi-lagi seakan-akan tubuhnya mengambil alih kendali atas dirinya, Elle menganggukkan kepalanya tanpa bisa dia hentikan. Elle pun merasa jantungnya berdetak lebih kencang sekarang.

Aaron tampak sangat senang dengan jawaban Elle, lalu dia menatap kearah langit yang bertabur bintang. Dia sangat berharap akan ada satu bintang jatuh, agar dia bisa memiliki Elle sepenuhnya.

Beberapa jam kemudian...

Raut wajah kecemasan terlihat jelas diwajah Aaron, dia cemas kalau-kalau hal yang tak diinginkannya terjadi. Aaron menatap kearah Elle yang tampak mengantuk dan kedinginan, karena mereka sudah menunggu cukup lama diatas bukit.

"Aaron, apa masih lama?" tanya Elle yang tampak kedinginan dan mencoba menahan rasa kantuknya.

Aaron merasa tidak tega melihat hal tersebut, lalu dia memutuskan untuk membawa Elle ke Pack House. "Ayo, kita pulang saja! Kau sepertinya butuh istirahat sekarang"

"Kau serius? Apa kau tidak ingin menunggu lebih lama lagi? Aku masih bisa menahan rasa dingin dan kantukku!" ujar Elle sungguh-sungguh.

"Aku sudah tidak perduli! Apakah akan ada bintang jatuh atau tidak sampai matahari terbit" ujar Aaron, "Karena aku yakin kau adalah mate-ku, dan karena aku tak tega melihat kau menderita seperti ini"

Elle merasa terharu mendengar kata-kata pemuda werewolf itu. Dibalik sikap arogannya dan ego yang tinggi. Ternyata ada kebaikan, dan rasa perduli yang besar padanya.

Lalu mereka bangkit dari tempat duduknya dan berjalan perlahan menuruni bukit untuk pulang ke Pack House. Tiba-tiba sebuah bintang yang bersinar paling terang jatuh tanpa Aaron dan Elle sadari. Lalu disusul oleh bintang-bintang lain yang berjatuhan seperti hujan, menghiasi langit malam diatas bukit takdir. Andaikan mereka menunggu sedikit lagi atau berbalik kebelakang, maka sudah dipastikan mereka akan melihat fenomena alam yang langka tersebut. Mungkin itu adalah jawaban yang diberikan oleh Moon Goddess dari pertanyaan Aaron.

.

To be continued...

Aaron's MateWhere stories live. Discover now