말해 - 14

204 37 24
                                    

Bodoh. Bodoh. Bodoh.

Sudah satu jam Namjoo duduk di depan meja riasnya, hanya menopang dagunya dengan wajah lesu. Sedari tadi ia menuliskan kata 'bodoh' di atas jurnal kosong dengan bolpoin merah marunnya.

Matanya bergerak menatap ukiran keemasan di bolpoin atas bolpoin. Biasanya, setiap kali ia menatapnya, kekesalannya akan menghilang perlahan-lahan.

"Sudah satu tahun, dan tintanya belum juga habis."

Ia berdecak pelan, lalu melanjutkan tulisannya.

Yook-babo.

"Yook-ba-bo. Aigoo, menyenangkan! Akan kuhabiskan tinta bolpoin ini untuk menuliskannya." Gadis itu menyeringai.

Ia terus memenuhi satu halaman jurnalnya, menuliskan 'Yook-babo' dengan berbagai bentuk dan ukuran. Ia tidak menyisakan satu tempat kosong pun tanpa tulisan. Gadis itu sesekali tersenyum puas seperti anak SD yang baru belajar menulis.

Ia berusaha tenggelam dalam kesibukannya untuk melupakan  pertemuannya dengan dua lelaki yang membuatnya kesal.

"Aku pulaaang."

Suara Eunji membuat aktivitasnya terhenti. Ia segera menutup jurnalnya dan keluar kamar, mendapati Eunji sedang duduk  berselonjor di ruang tamu. Namun fokusnya segera teralihkan pada hal yang menarik dan beraroma sedap — dua kotak ayam goreng. Bersama sekotak bir.

Namjoo menghampiri Eunji yang sedang memainkan ponselnya dengan wajah riang.

"Kau lolos audisi?"

Eunji tersenyum lebar, mengangkat kedua alisnya dua kali. Berarti, tentu saja.

Namjoo tidak butuh instruksi lagi. Ia segera mengeksekusi satu kotak ayam yang aromanya sedari tadi menggoda hidung dan perutnya.

"Hari ini sangat sulit. Aku bertengkar dengan Ilhoon. Aku berjejal-jejal dengan ratusan peserta lain. Aku tidak sempat makan siang. Bahkan tadi aku kesulitan dapat bis pulang." Eunji menggerutu. "Tapi, akhirnya aku lolos audisi tahap pertama."

Namjoo tersenyum lebar. "Selamat, eonni."

Eunji mengambil satu paha ayam sambil menatap Namjoo. "Kau.. tidak marah?"

"Marah.. kenapa?" Namjoo berusaha menjawab dengan mulut penuhnya.

"Kemarin kan.. waktu itu kau menentangku ikut audisi. Maksudku.. kau terlihat marah sekali, bahkan kukira kau akan mengusirku."

Namjoo tertawa kecil.

"Aku tidak marah. Untuk apa marah pada seseorang yang sedang bahagia. Apalagi dia membawa ayam goreng."

Eunji berdecak melihat Namjoo kembali melahap ayamnya dengan penuh semangat. "Astaga. Naif sekali. Begitu mudah marahmu hilang hanya karena sepotong ayam goreng."

"Hei. Sepotong ayam goreng gratis bagi seseorang yang kelaparan, itu seperti harta karun. Dan kau tahu sendiri kan, aku.. selalu lapar."

Gadis itu tertawa renyah mendengar celotehan Namjoo. Teman kecil yang selalu membantunya saat kesulitan, tak peduli sesulit apapun keadaan dirinya.

Kata-kata Ilhoon tiba-tiba terngiang di telinganya.

"Namjoo bukan orang kaya, kau tahu kan? Dan kau seenaknya membawa semua barangmu ke kontrakan kecilnya.. kau pikir kau ini mahasiswa kere yang butuh tumpangan?!"

"Namjoo, tenang saja. Jika aku lolos tahap selanjutnya, aku akan tinggal di dorm. Jadi aku tidak menyusahkanmu lagi."

Namjoo tertegun. "Kenapa aku tiba-tiba sedih ya, akan ditinggal olehmu."

말해; TELL MEWhere stories live. Discover now