Namjoo melangkah tergesa menuju elevator. Ia sudah terlambat sepuluh menit dari jam masuk kerja, padahal hari ini ada pemeriksaan dari tim HRD. Ini adalah bulan keduanya bekerja di Look Magazine, sangat konyol jika ia dipecat hanya gara-gara terlambat masuk.
Ia sudah ada di depan elevator dan akan segera masuk saat melihat sosok wanita tinggi ber-suit hitam melihatnya dengan tajam, berdiri diantara beberapa pegawai lain.
“Selamat pagi, Manajer Son.” Namjoo memasuki elevator sambil menyapa Naeun dengan suara pelan dan bergetar.
Naeun tidak segera menjawab. Mata bulatnya menatap Namjoo dari ujung kepala hingga kaki dengan tajam. “Kau terlambat.”
“Ya, Manajer Son. Maafkan saya-”
“Bukan, bukan padaku. Minta maaflah pada dirimu sendiri, kau bisa saja kehilangan pekerjaan karena kecerobohan kecilmu itu.”
Naeun menahan pintu elevator yang hampir tertutup dan turun begitu saja. Meninggalkan Namjoo yang tertunduk dengan perasaan yang campur aduk. Matanya bahkan masih sembab karena tangisan semalam, ia tidak boleh menangis dulu sekarang. Masih pagi.
-말해-
“Jujuju.”
Namjoo menoleh lesu. Changjo sudah duduk di sampingnya sambik menopang dagu. Meja kerja mereka memang berdampingan, jadi ia tinggal mendorong kursinya setiap kali mengobrol dengan Namjoo.
“Kenapa? Ada masalah? Kau terlihat kurang sehat.”
Gadis itu menggeleng pelan. “Aku mungkin hanya kurang tidur.”
Changjo menghela napas. “Belum sarapan, kan?” ia menyerahkan satu cup kopi dan dua potong kimbab segitiga. “Makanlah. Maaf, aku hanya sempat beli itu.”
Namjoo tersenyum. “Terimakasih, Changjo. Kau memang paling pengertian.”
“Tentu saja.” ia mengacak rambut Namjoo pelan.
“Hei! Nanti orang-orang lihat!” pekik Namjoo pelan.
Changjo mengangkat bahunya acuh. “Tak apa. Agar semua orang mengira kita benar-benar pacaran.”
“Aish, kau mulai lagi,” Namjoo meraih sepotong kimbab. “Aku makan ya.”
“Makan yang banyak, pacarku.” Sekali lagi ia mengacak rambut Namjoo sebelum kembali ke mejanya. Namjoo hanya berdecak pelan dengan mulut penuh.
“Selamat pagi.”
Sebuah suara lantang menginterupsinya dari arah pintu ruang kerja divisi fotografi. Son Naeun bersama dua staff HRD-nya sudah berdiri di sana sambil memegang sebuah papan dada dan bolpoin berisi lembar penilaian. Mau tak mau Namjoo meletakkan kembali sepotong kimbab yang baru termakan satu gigit itu disamping cup kopinya.
“Pagi,” seluruh staff segera berdiri dan menjawab serempak. Suasana yang ramai tiba-tiba sunyi senyap.
-말해-
Eunji menenteng dua keranjang belanja yang sudah setengah penuh sambil menyusuri rak berisi snack di minimarket. Hari ini ia harus membeli keperluan untuk perbekalannya di karantina dan beberapa barang titipan Namjoo. Karena kartu kreditnya masih diblokir, jadi terpaksa ia meminjam sedikit uang dari Namjoo.
Ia menghela napas panjang. “Aigoo. Baru kali ini aku belanja dengan budget tipis. Membingungkan.”
Akhirnya ia hanya menambahkan dua bungkus keripik dan satu kotak cracker untuk camilan lalu segera pergi ke kasir untuk membayar belanjaannya.

YOU ARE READING
말해; TELL ME
FanfictionTentang sepasang manusia yang bersikap seperti dua kutub magnet - memiliki kesamaan rasa, namun justru membuat mereka saling menjauhi. Tapi, benarkah mereka benar-benar saling menjauh? Andai saja dinding keangkuhan dalam hati mereka diruntuhkan, ten...