8

5K 371 27
                                    

"Kalian serius sekali... Mau kopi?" Suara seorang wanita tiba-tiba memenuhi indera pendengarannya sedang berdiri diantara meja kerjanya dan meja kerja milik Naruto.

Wanita dengan tubuh yang ideal dengan kemeja berwarna merah menyala di sambung rok span warna hitam yang memperlihatkan lekuk tubuh dan kemolekan tubuhnya yang indah, tidak hanya itu. suaranya yang mengalun indah yang mengundang namun wangi, dari tubuhnya pun juga turut menjadi pusat perhatian dari kedua pria yang ada di sisi kanan dan kirinya itu-- Sasuke dan Naruto-- sejenak teralihkan dengannya. "Kubawakan kalian dua cup kopi.." Gadis itu tertawa kecil kemudian meletakkan dua cup itu di masing-masing meja rekannya itu.

Sejenak Naruto dan Sasuke saling melempar pandangannya saling bertukar pikiran melalui tatapan matanya untuk mengetahui maksud dari gadis yang baru saja ia bicarakan tadi. Bagaimana bisa dia langsung datang ketika keduanya baru saja menggunjingnya? Apa dia penyihir? "Trims..." Keduanya bersahutan, namun dengan nada yang pelan.

"Kemana jas labmu? kenapa kau tidak memakainya?" Tanya Sasuke pada gadis itu, merasa sedikit risih dengan pakaian yang dikenakannya. Oh Tuhan... ingatkan Sasuke untuk menyiram kepalanya dengan air es setelah ini... PIkirannya berkeliaran kemana-mana setelah beberapa saat melihat Ino. Wake Up Uchiha Sasuke!

"Oh jasku tadi terkena tumpahan kopi." Ino tersenyum polos menanggapi pertanyaan yang dilemparkan Sasuke padanya.

"Lagipula... apa ada aturan kita harus mengenakan jas lab kita saat bekerja?" Tanya Ino dengan nada bergurau.

Sasuke tersenyum gugup kemudian ia menjawab, "aku belum pernah mendengarnya.." Ayolah, Sasuke pria normal. Ia harus segera pergi dari sini karena Ino sepertinya akan lama disini.

Naruto yang melihat Sasuke seperti itu paham, ia berdeham keras sebelum bertanya pada Ino apa yang membawanya kemari. "Apa yang membawamu kemari dengan dua cup kopi Ino-san?" Nada menyelidik dan tidak suka tertangkap jelas disela-sela pertanyaan Naruto pada Ino.

"Apa sepulang kerja nanti kau ada acara?" Tanya Ino, tentu saja tatapannya jelas tertuju pada Sasuke, tanpa mengindahkan pertanyaan Naruto yang jelas sekali itu ditujukan untuknya.

"Kenapa?" Tanya Sasuke

"Chief Kakashi akan bertemu dengan beberapa Profesor. Mungkin mereka akan membahas penelitian selanjutnya."

"So?"Naruto menyahuti perkataan Ino karena penasaran.

"Chief Kakashi meminta salah satu dari kalian untuk menyempatkan waktu menemaniku dan Chief Kakashi untuk datang ke pertemuan itu malam ini." Jelas Ino.

"Kau yakin mengajak diantara kami--maksudku dari tatapan matamu kau hanya berniat mengajak Sasuke dan aku hanya sebuah alasan agar niatmu itu tidak terlalu jelas?" Cibir Naruto.

"Dobe! Hentikan tingkah konyolmu itu!" Sasuke mendelik ke arah Naruto yang bersikap santai.

"But... itu memang benar adanya. Jika kau memang ada waktu kau bisa menemani kami." ajak Ino yang tersenyum ke arah Sasuke tanpa memedulikan Naruto.

"Benar 'kan Dugaanku?" Naruto terkekeh sumbang menahan kekesalannya.

Sasuke hanya menatap datar Naruto yang kini sedang mencebik dan menatap layar komputernya. "Baiklah," Kata Sasuke menyanggupinya.

Ino menghampiri Sasuke kemudian ia menepuk-nepuk pundak Sasuke dengan sedikit membungkuk, "Kau memang selalu bisa diandalkan," Puji Ino. "Aku akan melapor ke Chief Kakashi." Ino melempar senyum terbaiknya pada Sasuke sebelum ia pergi meninggalkan mereka berdua dengan langkah yang mengagumkan.

"Kau setuju dengan ajakannya? bukankah kau ada janji dengan Sakura?" Naruto berkata tiba-tiba ia tidak percaya pada Sasuke yang setuju dengan ajakan Ino sedangkan ia memiliki janji dengan gadisnya.

"Janji? Janji apa? aku tidak pernah berjani padanya, Baka!" Sasuke menyanggah pertanyaan Naruto. "Aku hanya bilang 'akan kuusahakan' apa itu bisa disebut dengan berjanji?"

Naruto hanya menggeleng, heran. Sementara Sasuke hanya mengangkat kedua alisnya menandakan bahwa ia menang berdebat dengan Naruto kali ini.

*

Sasuke membuka pintu apartemennya. menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri melakukan sedikit peregangan karena pegal yang menjalari seluruh leher hingga bahunya. Ia tidak menyangka bahwa pertemuan dengan para profesor itu memakan waktu yang sangat lama--larut, dilanjutkan dengan acara yang dibuatnya sendiri--ah bukan itu maksudnya adalah acara yang ia buat bersama dengan Ino, membuatnya baru dampai di apartemen pada pukul empat subuh. Sungguh ini sangat elelahkan, ia merasa tulang-tulangnya akan rontok seketika.

Tiga langkah setelah ia menyurukkan badannya ke dalam apartemen lebih dalam, ia sedikit menyipitkan mata kelamnya itu melihat lampu apartemennya yang menyala. melihat ruang televisi yang ia sangat ingat betul bahwa keadaannya jauh berbeda dari saat ia tinggal tadi pagi. Bungkus kopi yang betebaran dan beberapa cup ramen yang masih ada di meja kini sudah bersih, seperti ada sentuhan magic dari seseorang yang dengan senang hati melakukannya. Tidak usah menebak terlalu lama, siapa lagi memangnya yang bisa bebas keluar masuk apatermen Uchiha Sasuke?

Melangkahkan kakinya menuju televisi ia mengambil post it berwarna kuning dari sana, warna yang kontras dengan televisi yang berwarna hitam--tertempel disisi sana.

'Aku menyempatkan diriku untuk berkunjung ke apartemenmu waktu pulang tdai, Ya Tuhan! Sangat kacau dan seperti kandang kuda! >.< Kupikir kau sudah berubah ternyata kau sama saja! Tapi kau tenang saja aku sudah mengatasinya untukmu. Oh ya tadi aku menunggumu, tapi kau tidak pulang-pulang. Jadi kupikir kau sudah di rumah ketika kau membaca notes ini. Beristirahatlah. Aku mencintaimu -Haruno Sakura.'

Sasuke kembali meletakkan kembali notes itu di tempat ia berasal. Not responding... Setidaknya--seharusnya Sasuke senangkan? Tersenyum sedikit sebagai respon atas kerja keras Sakura membersihkan apartemennya itu. Ia sempat bertanya pada dirinya sendiri, apakah ia sudah tidak peduli ketika Sakura datang ke apartemennya? Menunggunya, ingin bertemu dengannya, lalu pulang larut malam sendirian. Sementara ia sendiri bersenang-senang dengan gadis lain setelah acaranya selesai.

Sasuke-san... ada apa denganmu?! Sasuke menggeram sendiri. Memejamkan matanya erat-erat. Ia tahu jika ini bukanlah sikap yang ia inginkan dari dirinya. Ini terlalu menyakitkan untuk Sakura, Sasuke sadar itu, sangat sadar. Tapi... Entahlah.

TIMELESS [COMPLETE]Where stories live. Discover now