26. Berhenti (Hyunsik)

123 18 31
                                    

Seoul, 27 Januari 2018

El,

Saat kau mengatakan "aku ingin berhenti" kala itu, mungkin kau tidak akan pernah tahu rasanya jadi aku.

Dua tahun. Aku kira kita akan bertahan lebih lama daripada ini. Tapi rupanya, perasaan jenuh itu mengalahkan segalanya, ya?

Segalanya yang sudah kita bangun perlahan, satu demi satu.. semua itu jadi tidak ada artinya saat kau menatapku dingin, tanpa emosi sedikitpun. Kau tidak akan pernah tahu rasanya jadi aku, El. Aku mungkin diam, tersenyum kecil, dan pergi meninggalkanmu setelah kau meminta kita berhenti.

Tapi, aku ini cuma laki-laki biasa. Aku juga bisa terluka, El.

Daripada sakit hati, aku mungkin lebih merasa terkejut. Kau, yang selama dua tahun ini kukenal sebagai sosok yang bercahaya dengan kebaikanmu, senyum lebarmu yang selalu terlihat, pemikiran-pemikiranmu yang sering membuatku takjub.. ternyata orang sepertimu bisa melakukan hal yang sangat jahat.

Kau jahat El, jahat sekali. Aku tidak mengira satu kalimat itu bisa keluar dari bibirmu dengan sangat lancar, tanpa keraguan sedikitpun.

"Aku ingin berhenti."

Kalimat itu terus terngiang di benakku, bahkan saat aku menuliskan ini. Aku tidak habis pikir, aku tidak mau percaya. Lebih lagi, ketika tahu alasanmu ingin pergi.

Aku tahu, aku mungkin bukan kekasih yang baik. Katakanlah, aku mungkin tidak menjagamu, tidak mengusahakanmu dan tidak memperlakukanmu sebagaimana seharusnya. Tapi, bukan begini caranya. Kurasa, jika memang menurutmu kita berdua tidak memiliki kesempatan, bukan begini caranya pergi.

Tidak seharusnya kau mengabaikanku sembari memulai dengan yang lain, El.

Aku ingat, dua tahun lalu. Ketika aku memperjuangkanmu habis-habisan. Ketika aku berusaha menjadi versi diriku yang terbaik, sosok Im Hyunsik yang mencoba mendapatkan perhatianmu. Aku juga ingat, saat itu kau hampir memulai hubungan dengan yang lain. Lalu aku masuk. Aku berusaha selalu ada, menjadi sosok yang dapat diandalkan. Dan katamu, kedatanganku merubah semuanya.

Kau lebih memilihku, bukan sosoknya yang lebih dulu dekat denganmu. Aku tidak pernah tahu alasannya apa, dan aku juga tidak bertanya. Karena aku terlalu senang, memperjuangkanmu bukan sesuatu yang sia-sia kulakukan.

Tapi, rumput tetangga memang lebih hijau. Aku tidak pernah menyangka apa yang kulakukan untuk mendapatkanmu, akan dilakukan orang lain dengan cara yang persis sama. Menyelinap masuk. Berusaha mengisi kekosongan yang kerap kali kutinggalkan. Dan dengan cara yang sama pula, kau lebih memilihnya.

Kau percaya karma? Aku tadinya tidak. Tapi setelah mengalami ini semua, aku mulai percaya karma itu ada. Mungkin, apa yang terjadi padaku adalah karma karena aku juga memulai dengan cara merebutmu.

Mungkin memang hubungan ini tidak layak diakhiri dengan baik, mengingat bagaimana cara kita mengawalinya.

Aku sudah merelakanmu, El. Sungguh. Mungkin aku masih marah dan sedih, tapi aku sudah merelakanmu. Aku hanya.. menyesali cara kita berpisah. Hanya itu.

Terlepas dari semua yang kurasakan, aku tetap mendoakan segalanya berjalan lancar bagimu. Semoga ia bisa menjagamu lebih baik. Semoga ia bisa memperlakukanmu sebagaimana seharusnya. Semoga kau benar-benar lebih bahagia ketika bersamanya.

Dan semoga, kau tidak mengulangi apa yang terjadi dalam hubungan kita saat memulai dengannya.

Tertanda,
aku, yang menyesali berakhirnya hubungan ini,


Im Hyunsik.

Tertanda, Aku. ✔Where stories live. Discover now