6

4.1K 237 0
                                    

Adara yang menggandeng vano melangkah menuju silvi yang tengah memarahi security yang menahannya.

"Ada apa ini!!" seru adara mendekat ke arah keributan itu. Semua mata melihat kedatangan sekertaris bos itu yang sedang menatap tajam mereka langsung menunduk.

"wanita ini memaksa untuk bertemu dengan pak david meskipun tidak memiliki janji. Saya tadi akan menghubungi ibu tapi wanita ini malah ingin langsung menuju ke atas buk." jelas resepsionis itu.

Adara menatap silvi yang sedang menatapnya meremehkan.

"ada perlu apa anda kesini dan membuat keributan ini"

"saya mau bertemu david bukan kamu." katanya sinis.

"maaf tapi anda tidak bisa menemuinya tanpa janji terlebih dahulu." jelas adara dengan tenang.

"lebih baik kamu pergi saya mau bertemu david bukan kamu. Dia harus tanggung jawab panggil dia SEKARANG." teriak silvi marah.

Adara mendengus mendengarnya

"tanggung jawab, bisa di jelaskan tanggung jawab apa karna kata yang ada gunakan akan membuat kesalah pahaman. Jangan membuat orang berfikir anda wanita murahan yang ingin memanfaatkan kekayaan orang"

Silvi yang sudah emosi makin tersulut emosinya mendengar nada bicara adara yang merendahkannya. Silvi dengan kasar menghempaskan tangan security yang menahannya dan langsung menjambak kuat rambut adara. Sontak semua kaget melihat kejadian yang begitu cepat. Vano yang melihat adara di jambak marah.

"tante menor lepaskan tangan kotor tante dari mommy vano." pekik vano seraya memukul tubuh silvi.

"DIAM KAMU ANAK KECIL JANGAN IKUT CAMPUR." bentak silvi sambil mencoba menendang vano tapi dengan sigap adara menarik vano agar tidak terkena tendangan itu.

"ihh lepas tante jangan lukain mommy vano." pekik vano lagi. "kalo tante nggak mau melepaskan tangan tante dari rambut mommy awas aja."peringat vano dengan tatapan membunuhnya yang membuat siapapun bergidik ngeri. Karna anak kecil vano memiliki tatapan seperti itu.

"diam kamu jangan coba-coba mengancam saya anak kecil"

"dih...oke karna tante sudah vano peringatkan dan masih nggak mau melepas mommy liat yang akan terjadi" ujar vano dengan tatapan sinisnya.

Silvi tidak memperdulikan vano dan makin menjambak kuat rambut adara membuat adara meringis.

"kamu!! Saya yakin ini semua karna kamu. Makanya david menghancurkan perusahaan saya." katanya menatap tajam adara. Sedangkan adara masih dengan mode tenangnya.

"sebaiknya kamu lepaskan lengan kamu dari rambut saya sebelum kamu menyesal"  bisik adara dengan nada peringatan. Silvi sampai merinding mendengar ucapan lembut tapi menusuk itu.

"dasar wanita murahan kamu. Jalang nggak tau diri, yang berani menggoda kekasih orang.saya yakin anak kamu itu anak haram." kata silvi keras membuat semua karyawan dapat mendengarnya. Mendengar kata haram dari silvi membuat adara yang tadi tenang kini menahan emosi.

"mommy apa sih anak haram itu kenapa tante menor kurang bahan ini selalu mengucapkan kata itu." gerutu vano.mungkin mereka yang mendengar ucapan vano akan mengatakan Yaampun vano kenapa bertanya disaat genting seperti ini meakipun itu tidak diucapkan secara langsung.

"kamu mau tau arti dari anak haram itu?" tanya silvi dengan senyuman iblisnya. Vano yang polos hanya mengganggukan kepalanya.

"anak haram itu anak yang tidak memiliki ayah seperti kamu" jawab silvi dengan penekanan di kalimatnya.

"kata siapa ih tante menor kurang bahan ini bohong vano punya kali ayah." jelas vano polos membuat para karyawan menahan tawa mendengar ucapan vano.

"cih kalau kamu punya ayah kenapa kamu selalu memanggil kekasihku daddy hah!" bentak silvi

"karna daddy ya daddy vanolah" jawab vano santai dengan melipat tangan didepan dadanya. Adara jangan ditanya di bahkan ingin tertawa melihat putranya dengan santai menjawab david adalah daddynya. Ada rasa bahagia dihati adara bahwa vano pun menginginkan david menjadi daddy untuknya. Tidak bisa dipungkiri bahwa kedekatan mereka selama sebulan atau bahkan pertemuan pertama sudah adara rasakan bahwa dia menyukai ralat bahkan mencintai pria itu. Meski adara tidak tahu perasaan david padanya tapi ya adara mencintai david dalam diamnya.

"bisakah kamu lepaskan tangan kamu dari rambut saya? Jujur saya mulai lelah dengan tangan kamu yang menarik rambut saya dan jika kamu tidak melepaskan juga saya yakin kamu akan menyesal." ujar adara santai.

Silvi menatap tajam adara dan makin menarik bahkan adara bisa merasakan beberapa helai rambutnya terlepas karna ulah silvi.

"ada apa ini" suara bariton pria yang membuat siapa yang mendengar membeku. Terdengar langkah kaki sepatu mendekat.

"lepaskan dia dan tolong jangan membuat keributan di kantor" ujar pria itu.

Tepat dibelakang pria itu terdengar suara heels berlari mendekat "vano sayang kamu nggak apa-apa kan nak? Sini yuk sama bunda." ujar wanita yang ternyata zia.

"aku nggak kenapa-kenapa bun. Tapi tante menor kurang bahan ini nyiksa mommy bun. Vano udah larang tapi nggak mau nurut bun." adunya pada zia. Zia yang mendengar ingin tertawa. Hell tante menor kurang bahan, ck anak kecil aja paham batin zia tertawa.

"hai ayah gibran apa kabar?" tanya vano seraya memeluk gibran. Heran sudah pasti ini sedang ada keributan loh KERIBUTAN  dan vano dengan santainya menyapa pria yang ternyata gibran itu.

"hai juga jagoan ayah." sapa kembali gibran sambil mengacak rambut vano."Zia bawa vano keruangan karna tidak baik dia disini"sambungnya lagi.

"yaudah sekarang vano ikut bunda keruangan yuk biar ayah yang nanganinnya ya." kata zia  seraya menarik lembut lengan kecil vano.
"tunggu bentar bun." vano melepas genggaman tangan zia dan mendekat ke silvi yang masih memarahi adara."ck tante menor kurang bahan em vano cuma mau ngasih ini buat tante" katanya seraya memberikan tissu pada silvi yang mendapat pelototan silvi. "ais nggak usah melotot nanti nggak bisa balik lagi loh matanya. Ini ambil tante menor kurang bahan karna vano yakin deh pasti nanti tante nangis. Karna vano udah liat mommy bakal berubah jadi singa." jelasnya panjang lebar membuat semua karyawan menahan tawa mati matian.

Yaampun anak gue ini lagi tegang loh nak masih aja ck.

"hufft yaudah kalau nggak mau yang penting vano udah bilang loh." katanya seraya menghampiri zia.

"ayo bun kita keruangan bunda." pria itu terkekeh melihat tingkah vano.
Tanpa mereka sadari adara yang tadi di tarik oleh silvi sekarang berbalik lengan silvi yang di putar kebelakang oleh adara.

"Aawww lepaskan aww dasar jalang berani kamu sama saya." teriaknya membuat semua mengalihkan matanya ke arah dua wanita yang bertengkar sejak tadi. Mereka melotot sejak kapan posisi sudah berubah.

"sudah puas main-mainnya bukan sekarang lebih baik kamu pergi sebelum ini akan berakhir dirumah sakit" ucap adara lalu mendorong silvi.

Tanpa mereka sadar ada dua pasang mata yang melihat kejadian itu.

I hate you but I love youWhere stories live. Discover now