25 : : Bestfriend

2.3K 237 18
                                    

Tak ada hal yang lebih indah dari seseorang tengah merasakan cinta. Namun jika kau terhempas siap-siaplah untuk meraskan sakitnya

-SPARKLE-

...

Panas terik memenuhi SMA Budhi Bhakti. Dari lapangan tampak beberapa murid tengah melaksanakan pelajaran olahraga, ada yang bolak-balik mengantarkan tugas dan ada pula diam-diam yang mencoba bolos pelajaran.

Dari pinggir lapangan, Zaky mengembus napas panjang, menyipitkan mata berusaha mengusir silau matahari yang menerpanya.

Semua murid di kelas tengah melakukan olahraga dan dirinya dengan kondisi yang kurang baik seperti ini hanya bisa duduk dipinggir lapangan. Jika bolehpun paling-paling dirinya diberi olahraga ringan, yang tidak perlu  membuat napasnya terengah dan  harus berujung pada inhaler menyebalkan itu.

"Zaky," panggil Viona. Lagi-lagi cewek dengan seragam putih biru itu memanggil namanya, membuat langkahnya harus terhenti di depan pintu kelas.

Zaky melirik. Kedua alis Viona tampak terangkat memandang Zaky setengah memohon. "Bicara sebentar sama aku, Ky."

"Apa?" tanya Zaky datar, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, memerhatikan para murid yang tengah lalu di depan koridor kelas.

"Kamu kenapa enggak mau sahabatan sama aku lagi?"

"Gue mau asingin diri, semua orang enggak bisa gue percaya," Zaky ingin menghentikan langkah lagi namun baru selangkah suara lembut milik Viona lagi-lagi terdengar.

"Tapi, ada aku Ky."

"Enggak," jawab Zaky, memalingkan wajah, sama sekali malas memerhatikan wajah Viona, Viona memang sahabatnya dari kecil. Bahkan dulu sebelum pindah, rumahnya sempat bersebelahan dengan Viona. Tapi bukan berarti suatu saat nanti cewek itu tidak akan meninggalkannya kan?

Dari belakang Zaky, Viona tersenyum samar, rambut panjang gadis itu tampak tergerai jatuh begitu menunduk. "Seperti apa pun keadaan kamu, kamu tetap sahabat aku. Terserah kamu mau anggap aku apa, terserah kamu mau jauhi aku atau enggak, kamu tetap sahabat aku, dan jujur aja aku nyaman sama kamu."

Zaky terdiam sejenak, mendadak tubuhnya kaku seketika, dihembuskan napas panjang lalu menggeleng. "Gue enggak bisa, gue enggak nyaman sama lo."

Masih di pinggir lapangan, Zaky menunduk seraya menyusun kerikil-kerikil kecil yang dipijaknya dengan bosan. Entahlah mendadak saja pikirannya melayang ke masa beberapa lalu dulu. Disaat dirinya begitu kacau, saat dirinya bernasib sama seperti Vion dan menolak terhadap segala perlakuan orang disekitar.

Viona nyaman dengannya dan Zaky tahu pasti seperti apa perasaan cewek itu, hanya saja dulu hingga sekarang berusaha mungkin ia tidak menanggapi meskipun ia memiliki perasaan yang sama dengan cewek itu.

Tapi melihat Viona tertawa bersama Vion tadi...

Zaky menelan ludah, mengangkat kepala, mengedarkan pandangannya kembali ke arah lapangan. Rasanya ada yang aneh. Ada yang mengganjal dan Zaky berharap rasa itu hanya datang sekejap saja.

Viona berharga baginya, begitu juga Vion. Dan dirinya yang keras kepala ini tentu saja tidak mau memperusak persahabatan hanya gara-gara hal konyol.

"Woi Zak."

Sepatu hitam yang tampak pudar bertengger di hadapan Zaky. Tubuh tunjang yang berdiri di hadapannya itu berhasil menghalangi terikan matahari.

Kepala Zaky terangkat. Vion, cowok itu berdiri tegap seraya memutar bola basket di telunjuknya. Tampak seru bermain dengan bola oranyenya seorang diri. Mau bergabung bermain basket pun rasanya entahlah... setelah dikeluarkan, pasti tidak akan enak lagi rasanya.

SPARKLE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang