Tamu Tak Diundang

5.6K 147 0
                                    

Dina sampai di rumahnya sore hari ketika akan memasuki gerbang rumahnya dia melihat sebuah mobil berwarna hitam di dalam rumahnya. Dina berjalan sambil mengamati mobil itu. Sepertinya Dina mengenali mobil itu tapi milik siapa? Dina lupa. Semakin berjalan ke arah rumahnya dan pintu ruang tamu sudah terbuka lebar. Ternyata ada tamu disana yang sedang berbicara dengan orang tuanya. Karena tidak ingin terlibat Dina mengambil jalan pintas melalui pintu belakang agar sampai di kamarnya.

Dina berjalan mengendap-endap menuju kamarnya. Sampai di kamar langsung merebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya. Memandang ke langit-langit kamarnya. Menerawang jauh memikirkan sesuatu di masa lalu. Masa lalu yang sering datang ke pikirannya tanpa permisi.

Jam menunjukkan pukul 19.00 WIB waktunya makan malam. Seluruh keluarga Dina minus Dina sedang makan malam bersama dengan tamu ayah Dina. Di ruang makan terkumpul delapan orang sedang makan malam. Ibu Dina berjalan menuju ke kamar Dina untuk memanggil anak perempuannya untuk makan malam bersama.

'Tok'Tok'Tok'

Pintu kamar Dina diketuk tiga kali oleh ibunya. Tapi tidak terdengar jawaban disana. Pintu kembali diketuk oleh sang ibu.

'Tok'Tok'Tok'

Hening tidak ada jawaban sama sekali dari dalam sana. Sang ibu memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya Dina untuk melihat langsung. Dan setelah diperiksa ternyata pemilik kamar sedang tertidur pulas membelakangi pintu masuk kamarnya. Badannya yang meringkuk dan terdengar dengkuran halus dari nafasnya itu.

Ibunya hanya tersenyum sambil menghembuskan nafasnya pelan-pelan. Dia terduduk di pinggir kasur dan menepuk lengan Dina. Awalnya pelan lama-lama terlihat sangat keras. Membuat sang empu yang di tepuk membuka matanya perlahan. Mengerjap-erjapkan matanya lalu duduk sebentar untuk mengumpulkan nyawanya sebentar. Menoleh ke arah ibunya dengan tatapan bingung. Seolah-olah bertanya 'ada-apa-bu?'. Sang ibu hanya menyuruhnya untuk merapikan dirinya dan bersiap untuk makan malam bersama dengan tamu ayah di bawah. Dina menggelengkan kepalanya bahwa dia sudah kenyang dan setelah itu melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda tadi.

Ibunya hanya menghela nafas panjang atas tingkah anak perempuannya satu ini. Dia mengalah untuk tidak mengajaknya makan malam bersama dengan yang lain. Mungkin memang dia tidak lapar atau kenyang seperti yang sudah dikatakan sebelumnya. Ibunya meninggalkan kamar anaknya dan berjalan menuju ruang makan kembali.

~~~•••~~~

Setelah makan malam selesai mereka berdelapan berkumpul di ruang keluarga sebentar. Membicarakan tentang keluarga mereka sekarang yang sudah sukses sekarang. Kedua orang tua masing-masing memilih menjauh dari anak-anaknya. Keempat remaja juga menjauhkan dirinya dari orang tuanya masing-masing.

Ada Dani, Aldo, Fanda, dan Olivia adik Fanda. Mereka berempat duduk berhadapan sambil berbincang tidak jelas. Membicarakan segala topik yang ada dan sedang viral sekarang-sekarang ini.

Fanda selisih dua tahun dengan Aldo. Sedangkan Olivia dengan Aldo memiliki selisih satu tahun. Karena Olivia dan Dina satu angkatan. Dan dengan Dani memiliki selisih antara tiga atau empat tahunan. Tapi mereka berempat terlihat sudah sangat akrab sekali. Meskipun berbeda satu umur tapi mereka saling menghormati satu sama lain. Yang tua menghargai yang muda dan yang muda menghormati yang tua pastinya.

"Aldo dimana kakakmu Dina, tumben sekali dia tidak kelihatan dan tidak ikut makan malam bersama?" tanya Fanda

"Ga tau kak. Mungkin dia kelelahan banyak tugas kampus" jawab Aldo sekenanya

"Oh bukannya dia baru semester satu? Dan dia setingkat dengan Olivia adikku bukan?" tanyanya lagi

"Iya" ucap Aldo singkat

Aldo tidak mau memperpanjang masalah ini. Karena dia tau seorang Fanda itu sering berdebat dengan siapapun. Dan tentu tau siapa pemenangnya. Maka Aldo mengalah dalam perdebatan ini.

"Dani, bagaimana sekolah mu?" tanya Fanda

"Baik" jawab Dani

"Kau pintar tidak di sekolah?" tanyanya lagi

"Pintar dong" ucapnya cuek

"Ohhh"

Fanda menjawab sambil manggut-manggut. Olivia hanya diam memperhatikan ketiga lelaki di sampingnya berbicara. Dia masih ingin bertanya kepada kedua lelaki ini tapi tidak jadi. Olivia sebenarnya rindu dengan Dina. Dina itu sahabat kecilnya dulu. Sudah dianggap saudara, kakak, dan keluarga oleh Olivia. Tapi entah kenapa Dina yang sekarang sudah berubah tidak seperti dulu lagi. Olivia rindu dengan Dina yang dulu waktu masih kecil selalu dekat dan selalu bersama. Ingin rasanya mengulang kejadian dulu. Tapi rasanya itu tidak mungkin terjadi lagi karena sesuatu.

Karena malam sudah larut keluarga dari Olivia memutuskan untuk pulang. Ayah, mommy, Olivia dan Fanda berpamitan pulang terhadap kedua orang tua Aldo dan Dani. Setelah kepulangan keluarga Olivia, semua keluarga Aldo masuk ke dalam rumah tidak lupa untuk mengunci pintu rumah. Dan kemudian mereka berempat masuk ke dalam kamarnya masing-masing.

Tengah malam Dina terbangun dari tidurnya karena perutnya berbunyi. Dia berjalan menuju dapur untuk mencari makanan di kulkas. Mencari makanan sisa makan malam tadi. Sebenarnya dia belum makan dari tadi siang. Dia juga berbohong kepada ibunya bahwa dia sudah kenyang. Mengendap-endap seperti maling padahal ini rumahnya sendiri. Setelah menemukan makanan di kulkas Dina langsung memanaskan kembali. Dan setelah di panaskan Dina menaruhnya di meja makan. Lalu memakan makanannya. Selesai makan Dina langsung membereskan semua peralatan makannya, mencucinya dan kemudian mengembalikan ke tempat rak piring. Sehabis itu Dina menuju kamarnya untuk melanjutkan istirahat dan mimpinya.

Cinta Bertepuk Sebelah TanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang