Mahasiswi Baru

5.6K 150 2
                                    

Hari ini Olivia pulang ke Indonesia bersama kedua orang tuanya. Dia akan tinggal bersama kedua orang tuanya dan kakaknya Fanda di Indonesia. Setelah lama tinggal London kini akhirnya dia akan tinggal di Indonesia lagi. Dan akan bertemu kembali dengan sahabat masa kecilnya dulu.

Dan yang membuat dia bahagia berkali-kali lipat adalah bertemu dengan sahabatnya di universitas yang sama dengan Dina. Olivia akan bertemu dengan Dina setiap hari tanpa harus menghubunginya lewat vc. Dan rumahnya juga satu komplek dengan Dina. Olivia bisa main ke rumah Dina setiap hari seperti dulu.

Hari ini pula Olivia pertama kalinya menginjakkan kakinya di universitas yang sama dengan Dina. Dia begitu bersemangat untuk cepat-cepat sampai di kampus. Sekarang Olivia sudah sampai di kampus dan segera mencari ruang kepala dosen. Untuk mengurus kepindahan dari kampusnya dulu di London.

Tapi Olivia masih di tengah lapangan kampus. Dia bingung dengan ruang kepala dosen itu. Ingin bertanya tapi kepada siapa ia akan bertanya. Tidak ada yang dia kenal sama sekali.

Olivia berjalan mengelilingi kampus, siapa tau dia bertemu dengan Dina atau siapapun yang dia kenal. Karena Olivia melamun dia bertabrakan dengan seseorang. Semua barang-barang yang di bawa oleh Olivia jatuh berserakan dimana-mana. Dan orang itu hanya mengungcapkan "Maaf..." kepada Olivia. Dan orang itu membantu membereskan semua barang-barang milik Olivia. Kemudian mengembalikan ke tangan Olivia yang mematung.

Olivia hanya diam membisu dengan orang yang ada di hadapannya. Orang itu mengerutkan keningnya bingung dengan gadis di depannya sekarang. Orang itu melambaikan tangannya di depan wajah gadis itu. Olivia langsung tersadar dari lamunannya dan mengerjapkap matanya seketika. Dia agak gugup sekarang karena tatapan mata dari lelaki itu.

Orang itu mulai mengatakan sesuatu kepada Olivia "Sepertinya kau mahasiswi baru disini? Aku baru melihat dirimu. Apa benar kau mahasiswi baru di kampus ini?".

Olivia hanya menganggukkan kepalanya. Dia masih kaget dengan lelaki tampan di hadapannya sekarang.

"Sepertinya kau kebingungan tadi. Ada yang bisa aku bantu sekarang? Mungkin kau butuh bantuan?" tanya orang itu lagi

"Iya" jawab Olivia dengan gugup

"Sekarang apa yang membuat mu kebingungan?" tanyanya lagi

"Ru.ang ke..pala..dekan..di.ma.na??"

"Ruang dekan?" tanya orang itu

"Iya" jawabnya singkat

"Mau ku antar mungkin itu lebih baik daripada kau jalan sendiri dan bisa jadi menyasar ke tempat lain" katanya menawarkan

"Boleh"

Mereka berdua akhirnya berjalan bersama menuju ruang dekan. Orang itu terus menerus mengajaknya berbicara sambil berjalan. Olivia hanya menanggapi dengan anggukan kemudian senyuman. Setelah sampai di ruang dekan mereka berpisah.

Olivia telah menyelesaikan tugasnya di ruang dekan sekarang. Dia sudah tercatat sebagai mahasiswi baru tingkat satu di universitas ini. Olivia keluar dari ruang dekan. Dia mulai menelusuri setiap tempat di universitas ini.

Ketika sedang berkeliling mengitari tempat-tempat di universitas ini, matanya melihat sesuatu yang sedang duduk disana. Dia laki-laki yang dulu pernah menyatakan cintanya pada dirinya. Dan dirinya menerima perasaan laki-laki itu. Karena dirinya juga memiliki perasaan yang sama dengan laki-laki itu. Hingga akhirnya Olivia harus pergi ke London karena orang tuanya pindah kewarganegaraan. Dan hubungan mereka yang LDR sempat putus karena jarak yang jauh. Mereka sempat break dan akhirnya benar-benar putus. Sekarang mereka dipertemukan kembali di universitas ini. Membuat Olivia bahagia bisa bertemu dengan mantannya serta sahabatnya.

Olivia berjalan menghampiri laki-laki itu yang sedang berbicara dengan kedua temannya. Memanggil nama laki-laki itu dengan sebutan "pesekk". Laki-laki itu sepertinya pernah mendengar nama ini dan hanya dia yang memanggilnya dengan sebutan pesekk itu. Ya laki-laki itu Andhika. Andhika menoleh ke belakang untuk memastikan saja. Ternyata benar dia yang memanggilnya pesekk dan sekarang dia berdiri di belakangnya.

Andhika hanya menampilkan raut wajahnya yang datar. Dia bingung untuk mengekspresikan perasaannya seperti apa. Senang, bahagia, sedih, marah, kesal dan kaget semua menjadi satu seperti permen Nano-Nano yang banyak rasanya itu.

Awalnya Andhika tidak ada reaksi apa-apa. Akhirnya setelah sekian lama tidak bertemu mereka saling berpelukan satu sama lain. Mengerti akan kondisi itu kedua temannya mohon pamit karena masih ada kelas bohongnya. Padahal mereka tidak mau mengganggu hubungan mereka saat ini. Setelah kepergian dua temannya itu, Andhika dan Olivia saling melepas rindu satu sama lain. Mereka berbincang-bincang dengan tawanya yang bahagia. Tanpa mereka sadari ada orang yang memperhatikannya dari jauh dengan tatapan yang tidak suka. Lalu orang itu pergi.

Mereka berdua masih berbicara satu sama lain. Di setiap ngobrol mereka saling canda dan tawa. Hingga akhirnya Andhika masih ada kelas jadi dia harus meninggalkan Olivia sendirian. Tapi Andhika menawarkan untuk menunggu dirinya. Dan Olivia setuju dengan penawaran Andhika begitu saja. Mereka berdua berjalan bersama menuju kelas yang akan diikuti Andhika sekarang. Sampai disana Andhika masuk ke ruang kelasnya dan Olivia menunggu diluar. Dia duduk di kursi panjang depan kelas yang di masuki Andhika. Sambil menunggu Andhika selesai dengan kelasnya Olivia memilih bermain ponsel yang ada lambang apel digigit. Sekian lama Olivia menunggu akhirnya Andhika keluar dari kelasnya. Berarti dia sudah selesai dan waktunya pulang sekarang.

Andhika dan Olivia berjalan bersama menuju parkiran. Andhika mencari motor sportnya dan menaikinya. Olivia menaiki motor sport milik Andhika itu yang berada di belakang boncengan. Tidak lupa untuk berpegangan pada tubuh Andhika. Dengan tidak tau malunya dia memegang sambil memeluk pinggang Andhika dari belakang. Andhika membebaskannya saja. Malah sekarang dia tersenyum dibalik helm nya itu. Motor Andhika melaju sangat kencang menembus keramaian dan kemacetan di ibukota. Membuat Olivia semakin memperkuat pegangannya pada pinggang Andhika.

Mereka sampai di cafe yang terkenal di ibukota. Cafe yang indah dan Instagram able itu. Setelah memarkirkan motornya. Andhika dan Olivia berjalan memasuki cafe itu. Mereka berdua memilih tempat yang berada di ujung dekat dengan jendela. Jendela transparan agar bisa melihat keramaian yang tidak pernah berhenti di jalan raya itu.

Keramaian yang selalu memadati jalan raya ibukota. Hiruk pikuk jalanan yang menimbulkan kebisingan dimana-mana. Polusi udara yang keluar dari asap-asap kendaraan. Dan yang tidak pernah terlupakan di jalanan ibukota adalah kemacetan yang selalu terpajang dimana-mana.

Olivia dan Andhika duduk saling berhadapan. Membicarakan tentang mereka masing-masing. Hingga sore hari mereka memutuskan untuk pulang. Andhika akan mengantar Olivia pulang sampai rumah.

Andhika dan Olivia sudah keluar dari cafe sekarang. Mereka menaiki motor dan melaju cepat meninggalkan cafe. Sampai di rumah Olivia, Olivia segera turun dari boncengan motor milik Andhika. Andhika pamit pulang dan Olivia melambaikan tangannya. Kemudian Olivia masuk ke dalam rumahnya.

Cinta Bertepuk Sebelah TanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang