Bab 1 Pertemuan (revisi)

4.6K 368 33
                                    

Haiii....
Maafkan saya yang mendadak menghilang dari per-updatean di lapak ini dan sebelah 😅😅

Maaf lahir batin ya 🙋🙆🙇

Bulan puasa hectic, gak bisa pegang laptop sama sekali karena jualan takjil. Lanjut mudik ke somewhere nowhere, antah berantah yang susah sinyal. Boro-boro internetan, sinyal ada dua bar aja udah Alhamdulillah hehehe.

Dan, lapak ini saya unpublish karena saya mau perbaiki kepenulisannya. Selama Hiatus, banyak belajar dari karya orang lain klo karya ini tidak ada apa-apanya dibandingkan mereka.

Jadi saya putuskan revisi, kurangi narasi bertele-tele, perbaiki semua biar feel-nya dapet lagi. Semoga mood-nya lancar terus. Sekali lagi, Mohon maaf ya. 🙇🙇🙇🙇

Silahkan dibaca ulang mulai dari bab satu ini ya, dan jangan lupa pendapat kalian setelah baca versi revisi ini.
***

Tampak seorang gadis keluar dari studio dua Cinemaxx, sudah tidak memedulikan lagi film yang masih diputar. Hatinya dongkol, kesal, cemburu menjadi satu. Ia menyesali pilihannya untuk menonton film horror yang malah menjadi bumerang untuknya, tapi ia pun tak menginginkan menonton drama romantis yang akan membuat keadaan hatinya semakin  mengenaskan.

Rebecca, kakak sepupunya yang cantik tapi penakut itu malah makin menempel dengan Nathaniel, kekasihnya, pria yang juga disukai oleh dirinya. Ketakutan Rebecca saat menonton, membuat Nathaniel mendekap kakak sepupunya itu selama film ditayangkan. Eleanor jengah dengan keadaan ini, sudah bertahun-tahun disuguhi kemesraan kedua orang itu dihadapannya dan hatinya tetap dalam keadaan menyedihkan seperti saat ini.

Gadis itupun sengaja melangkahkan kaki menuju kafe dekat bioskop agar kedua orang itu nanti  mudah menemukannya, itu pun kalau mereka ingat kepada dirinya.

Hari ini sebenarnya pertemuan pertama mereka sejak Nathaniel kembali ke Indonesia setelah lima tahun menempuh pendidikan di Harvard University, dan ia tidak dapat menolak ajakan Nathaniel yang katanya merindukan dirinya juga Rebecca setelah sekian tahun terpisah, untuk menghabiskan waktu seharian bertiga seperti dulu.

Sejak Eleanor mengenali perasaanya yang ternyata menyukai Nathaniel lebih sebagai seorang teman juga kakak, ia berusaha mengubur perasaanya, memendamnya dalam hati karena ia tahu bahwa pria itu milik kakak sepupunya, orang yang ia sayangi.

Tapi semesta belum mendukungnya, perasaannya malah bertambah subur apalagi Rebecca juga Nathaniel selalu mengajak dan melibatkan dirinya dalam setiap kesempatan.

***
6 tahun lalu…
Seorang gadis remaja berumur 13 tahun, berpakaian seragam putih biru tiba di sekolah internasional yang akan menjadi tempatnya bersekolah selama beberapa tahun berikutnya. Ia memandangi gedung megah di hadapannya yang merupakan salah satu sekolah terbaik dengan kurikulum internasional dimana siswanya kebanyakan adalah anak para ekspatriat, pengusaha, pejabat terkenal dan kalangan menengah atasnya lainnya.

Jika saja kakeknya, sang pemilik sekolah ini tidak memaksanya mungkin ia masih betah berada di Singapura bersama orangtua dan kakak-kakaknya. Ia sempat menyesali dirinya yang menjadi cucu perempuan satu-satunya keluarga Kournikov dan harus menerima perlakuan berlebihan dari kakeknya itu seperti yang ia alami sekarang.

Lihatlah barisan para guru, karyawan dan beberapa perwakilan murid yang kini berjajar menyambutnya lengkap dengan kalung bunga.

Gadis itu menoleh ke belakang, melirik ke supir sekaligus bodyguard yang diperkerjakan papinya.

“Seriously?! Haruskah disambut seperti ini?” tanyanya dengan raut wajah kesal.
“Maaf Nona, Tuan Julian hanya ingin yang terbaik untuk anda agar Nona nyaman bersekolah disini,” jawab sang pengawal.
“Yang ada semua orang malah pada takut,” gerutunya lagi.

E L L e : My WonderwallWhere stories live. Discover now