Bab 2 Tentang Aku, Kamu dan Dia

3.3K 296 11
                                    


Eleanor masih berada di kafe menemani Rebecca yang tengah menikmati makan malamnya, sementara Nathaniel hanya mengaduk-aduk gelas minumannya berisi jus alpukat tanpa gula favoritnya, tidak berminat menyantap makanan berat. Meja mereka tidak seramai seperti biasa, hanya Eleanora dan Rebecca yang sesekali mengobrol, tanpa di timpali oleh Nathaniel.

Entah hanya perasaannya saja atau dirinya yang terlalu sensitif tapi Eleanor merasakan ada sesuatu yang berbeda dari pria di hadapannya yang kadang melamun seolah jiwanya tidak berada dalam raganya.

"Kakak kenapa? Aku sedih loh liat Kak Iel murung begini."

Eleanor bergeser, mendekat lalu merangkul lengan Nathaniel yang terkejut karena gadis itu memperhatikan dan mengkhawatirkannya.

"Kenapa, Princess? Aku nggak apa-apa kok," elak Nathaniel sambil mengacak poni gadis itu.

"Awww...," pekik Eleanora saat jemari Nathaniel menyentuh memar merah di dahinya yang tertutup poni,

"Jangan kenceng-kenceng Kak, masih sakit nih."

Hahahaha..

Tiba-tiba Nathaniel dan Rebecca tertawa mengingat insiden pagi tadi yang membuat dahi gadis itu menjadi memar seperti itu.

***
(flashback)
Rebecca memutar gagang pintu dan berjalan mengendap-endap kedalam kamar Eleanor bersama Nathaniel. Terdengar dengkuran halus Eleanora yang membuat kedua orang itu tertawa terkikik.

Rebecca memegang ponselnya dan merekam posisi tidur Eleanora yang jauh dari kata cantik dan imut. Ia tidur dengan posisi tertelungkup, tangan dan kakinya membuka lebar. Posisinya yang tertelungkup cukup lama membuatnya mendengkur halus, sedangkan wajah gadis itu menoleh ke arah jendela dengan bibir yang terbuka.
Tangan Nathaniel menutup mulutnya sendiri, menahan agar tidak tertawa keras melihat wajah Eleanora yang menggemaskan.

"El, Nathan Video Call nih! Pengen ngomong sama kamu," seru Rebecca sambil menggoyangkan bahu Eleanora agar ia bangun dari tidurnya.

"Hmmm." Gadis itu hanya menggeram pelan.

"El, kasian Nathan dari tadi nungguin nih. Bangun dong," ucap Rebecca lagi.

"Ogahhhh" balas Eleanora sambil menarik bantalnya menutupi kepalanya.

"Ckkk... " decak Nathaniel yang kemudian di tepuk oleh Rebecca

"Ssst" serunya, menyuruh Nathaniel agar diam. "Telpon kesini tuh mahal loh El, dia udah kangen katanya liat muka bantal kamu," bujuk Rebecca sambil menarik bantal itu dari kepala Eleanora.

"Bodo," balasnya sambil tetap memejamkan matanya.

Nathaniel sudah bosan menunggu akhirnya ia bangun dari duduknyadi tepi ranjang lalu berjalan ke arah jendela. Menggeser satu persatu gordennya agar cahaya matahari yang sudah terang benderang bisa masuk ke kamar si tuan putri.
Dan benar saja, mata Eleanora mengerjap tak nyaman saat sinar menyilaukan mengenai matanya.

"Sapa sih yang buka jendela?" gerutunya sambil mengucek kedua matanya.

Nathaniel tersenyum saat usahanya membangunkan Eleanora berhasil, pria itu merangkak naik ke atas ranjang dan memposisikan wajahnya tepat di depan wajah Eleanora yang masih mengumpulkan nyawanya, merentangkan kedua tangannya.

"Hoam.." Iapun menguap kembali.

"Ehmm... bau naga," celetuk Nathaniel yang diikuti gelak tawa Rebecca.

"Enak aja, eh...!!"

Eleanora membuka matanya dan terkejut saat ada wajah tampan di hadapannya yang sedang tersenyum manis kearahnya.

E L L e : My WonderwallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang