21 :: Bodoh?

7.7K 1K 61
                                    

18 RIBU WOI!! HAHAHA💕

Seperti biasa, jan lupa voment, ya sayang💕😌

***********************

(Namakamu) memijit pelipisnya kuat, kepala nya pusing. Tugas dari bu Arni membuat nya stres, tangannya kembali mencatat jawaban yang sudah di sediakan teman kelompoknya. Rudi------teman kelas (Namakamu), melirik (Namakamu) sejenak.

"Lo cape ya? Yaudah gantian sini." Rudi berusaha meraih kertas panjang itu. Ia dan (Namakamu) sekelompok, dan di tugas kan mencatat bagian-bagian dari tubuh kecoa yang sedang diteliti sekarang.

"Ah, enggak! Lo aja tuh yang main sama kecoa, gue nyatet aja jawabannya."

(Namakamu) mendelik geli, melihat kecoa yang sudah mati diatas suatu wadah. Ia tidak abis fikir, kenapa Rudi memilih kecoa untuk peneliti-an hewan sejenis serangga? Kenapa ga semut? Atau apalah yang tidak bikin geli. Oleh karena itu, (Namakamu) memilih mencatat jawaban, dan rudi yang membedah dan meneliti bagian-bagian badan kecoa, beserta bagian dalamnya.

Ide jahil terbesit di otak rudi. Ia melirik (Namakamu) jahil, dan tangan sebelah nya meraih kecoa itu.

"RUDI ANJIR!"

(Namakamu) menjerit heboh, saat rudi melemparkan kecoa itu di hadapan nya. Alhasil, ia langsung meloncat-loncat tidak jelas, dan berlari menghindari rudi.

Tawa rudi menggelar, di kelas yang hanya ada dirinya dan rudi. Rudi berjalan menghampiri (Namakamu) yang menjauh ketakutan.

"Gini doang, takut lo." Rudi menjadi-jadi, ia mendekati (Namakamu) dengan kecoa di tangan nya.

"Setan! Laknat! Pergi ga lo?!" (Namakamu) mengambil sapu ijuk yang ada di dekat nya. rudi tertawa lagi, melihat (Namakamu) yang mengambil ancang-ancang ingin memukul nya dengan sapu itu.

"Iya deh, gue simpen kecoa nya." Rudi menyerah, ia menyimpan kecoa itu kembali pada tempatnya.

"Awas ya, lo!" Dengan was-was (Namakamu) berjalan ketempat nya semula.

"Ga mau kekantin lo? Lapar ni gue." Rudi mengusap perut kerempeng nya. "Lagian, ngapain sih? Tugas bu Arni di kerjain sekarang? Kan dikumpulin nya Selasa depan. Dasar lu, sok rajin." Rudi mencibir.

"Lebih cepat, lebih baik." Jawab (Namakamu) kembali mencatat. Senyuman nya tiba-tiba merekah, karena ia merasa mengikuti ucapan iqbaal kemarin. Kan, jadi rindu iqbaal, Batinnya.

"Udah selesai ga? Lama, ah." Ucap Rudi tidak sabaran.

(Namakamu) menoleh, "udah sana, lo deluan aja." Kesalnya.

Rudi tidak menjawab, ia duduk diam sambil memperhatikan (Namakamu) yang mencatat.

"Nah, udah." (Namakamu) bernafas lega.

"Yaudah, gue deluan ya." Rudi melompat dari duduknya, dan dengan cepat ia berlari meninggalkan (Namakamu) sendiri.

"Dasar, anak tai."

***

"Maaf ya, aku lama."

(Namakamu) baru saja datang, langsung duduk disamping iqbaal. Iqbaal yang menyadari itu langsung menoleh, senang.

Iqbaalku 2018 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang