1. Rasa Lebih

25.7K 1.6K 35
                                    



" taruh aja yang itu disana ", suara itu memenuhi pendengaran Raina. Waktu tidur siangnya terganggu dengan sempurna karena suara ribut-ribut itu. Padahalkan, jarang-jarang Raina bisa tidur siang dirumah. Sekalinya bisa tidur kok ada aja halangannya.

Raina bangkit dari tidurnya. Duduk malas ditempat tidur yang besar itu. Menatap sinar matahari sore yang terlihat terik diluar. Perkiraan Raina ini masih sekitaran jam 3, dan dia baru tidur sekitar 30 menitan? Pantas saja jika kepala Raina sekarang agak pusing.

" duh hati-hati atuh Mas. Jangan sampe nyenggol itu foto, ntar anak bungsu saya ngamuk-ngamuk lagi ", suara Bunda memekakan telinga Raina. Kenapa pula namanya disebut-sebut tadi?

Penasaran, Raina segera keluar dari kamar. Menuruni tangga dengan perasaan bingung. Ada banyak orang yang lalu lalang dirumahnya. Membawa beberapa barang-barang yang sama sekali tidak Raina ketahui. Mata Raina melotot ketika mendapati Elang sedang menenteng koper besar lalu masuk kedalam salah satu kamar dilantai bawah.

Itu anak ngapain sih keliaran dirumah? Batin Raina heran.

Sedikit terburu-buru, Raina berjalan menuju Bunda yang sedang berbincang dengan Bude Adi di sofa ruang keluarga. Ruang keluarga Raina sendiri mendadak sudah berubah fungsi menjadi gudang. Terlihat dari tumpukan benda-benda aneh yang menumpuk didaerah kekuasaan Raina itu.

" loh udah bangun kamu? ", tanya Bunda ketika melihat Raina yang berdiri didepan tv.

" ini kok ribut amat ya bun? Dan ini apaan juga? Kenapa banyak barang sih dirumah kita? "

" oh, ini barang buat acara nikahannya si Elang. "

" terus kenapa disini? Emang Elang kena usir apa sampe naruh segala barang buat nikahannya disini? ", tukas Raina tanpa memperdulikan ibu dari Elang yang duduk memperhatikan Raina dari tadi.

Yah kebiasaan jelek Raina memang begini. Kalau sudah kesal nggak perduli ada orang yang dimaksud atau enggak main nyerocos aja. Padahal biasanya Raina itu anak yang cenderung sopan loh kalau berhadapan dengan orang yang lebih dewasa. Dia Masih jaga image guru SMA kok didepan orang-orang.

" duduk dulu deh Rain. Nggak usah ngomel-ngomel gitu ", perintah Bunda yang diikuti Raina dengan malas.

" maaf deh Rain, Bude jadi ngerepotin. Untuk sementara Bude sekeluarga bakal nginep disini. Soalnya rumah Bude mau dipake buat calon pengantin perempuan. Kan kamu tau sendiri, kalo Karina itu keluarganya di Sumatera sana jadi nggak punya rumah disini. Padahal Pakde kan maunya acara akad dirumah pake adat jawa lengkap, jadinya ya ini solusinya. Untuk sementara rumah kamu jadi rumah calon mempelai pria "

Tak ada satupun dari penjelasan Bude adi yang Raina lewatkan. Perempuan itu menatap sang Bunda meminta kejelasan yang pasti. Bunda mengangguk singkat lalu menepuk bahu Raina pelan.

Oh astaga. Hilang sudah libur akhir pekan yang Raina impikan. Hari-harinya pasti akan di isi dengan segala macam tetek bengek mengenai pernikahan seorang Elang. Raina Masih ingat kerepotan yang dia hadapi ketika Ray menikah dengan Anggi. Dia hampir menjadi upik abu dirumahnya sendiri. Membayangkan dirinya akan menjadi upik abu sekali lagi membuat Raina merinding disko. Cukup sekali pengalaman mengerikan itu.

Raina berjalan ke teras belakang, tempat yang lumayan sepi dari kehebohan mendadak yang ditimbulkan keluarga besar Angkasa itu. Perlahan Raina mengurut pelipisnya karena mendadak kepalanya terasa pening. Duh gusti, salah apa coba Raina. Rasa-rasanya Raina nggak pernah tuh kurang ajar sama Bunda dengan Ayah. Kalo sama Ray sih jangan ditanya lagi. Tapi karma gara-gara itu kan udah Raina rasain 6 tahun yang lalu. Lah kok sekarang dia dapat karma lagi sih?

Just MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang