EP 5 Nurutin Bumil (1)

2.4K 367 44
                                    

Jisung masih ngerjain jurnal di meja belajar. Udah jam 1 padahal tapi dia belum dapet inspirasi buat nulis jurnal. Padahal jurnalnya buat besok. Oke bagus.

"Aduh kenapa gue jadi goblok banget sih? Duh buat besok lagi. Ahh bodo amat gue ngopi aja."

Jisung langsung meninggalkan meja belajarnya dan berjalan menuju dapur. Dia menyiapkan satu gelas air panas dan sesachet kopi instan yang ada di lemari.

Kamu yang malam itu tidak bisa tidur beranjak dari ranjang dan berjalan menuju dapur. Kamu mengusap mata kamu perlahan sambil berjalan.

"Eh copot copot..." Latah Jisung saat melihat kamu yang tiba-tiba menampakkan diri di dapur. "Yeobo, kenapa ke dapur? Kok gak panggil aku? Aduh ngagetin aja. Untung gak tumpah kopiku," ucap Jisung panjang lebar.

"Aku haus. Mau minum."

"Uhh sayangnya Jisung. Sini peluk dulu," Jisung memelukmu lalu mencium puncak kepalamu. "Mau minum apa? Susu? Jus? Atau air putih?"

"Ait putih hangat aja."

"Okay."

Jisung menyiapkan satu gelas yang diisi dengan air dingin hingga setengah bagian gelas lalu memenuhinya dengan air panas. Setelah dirasa tak terlalu panas, Jisung memberikan segelas air itu padamu.

"Jagoan appa lagi ngapain di dalem? Lagi futsal?" Tanya Jisung sambil menempelkan telinganya di perutmu.

"Sok tau. Emang anak kita laki-laki? Kok tau dia lagi futsal?"

"Ini namanya insting, Y/N. Aku yakin anak kita tuh laki-laki. Nanti gantengnya kaya aku."

"Pede banget kamu," kamu terkekeh mendengar ucapan Jisung.

Kamu duduk di sofa ruang tengah sambil minum air hangat yang dikasih Jisung tadi. Kamu mengelus perutmu perlahan saat terasa tendangan kecil menggelitik perutmu. Tak lama kemudian Jisung menghampirimu sambil membawa segelas kopi dan setoples kue kering yang diambilnya dari lemari dapur. Dia meletakkan mereka di meja dan iku-ikutan mengelus perut.u perlahan.

"Fix ini mereka lagi futsal," kata Jisung lagi.

"Masih aja keukeuh bilang ini futsal."

"Aku lihat ibu-ibu tetangga sebelah hamil 4 bulan tuh perutnya gak segedhe ini lho, Yeobo. Anak kita kembar kali ya."

"Yah sedikasihnya aja. Aku bisa hamil anak kamu aja udah syukur."

Tiba-tiba Jisung pegang dagu kamu dan mencium bibirmu singkat. Kamu gak kaget sih karena memang sejak kamu hamil pelampiasan Jisung kalau lagi kangen kamu ya kaya gitu-gitu. Tiba-tiba peluk, tiba-tiba cium.

"Maaf ya," kata Jisung kemudian.

"Untuk apa?"

"Ya kan aku gak tau kalau bibit aku topcer. Sekali main langsung jadi aja. Padahal kamunya belum siap. Maafin aku ya?"

"Hadeuh... Kamu sudah bilang itu berkali-kali. Aku tuh gapapa Sayang," kamu mengusap pipi Jisung dengan ibu jarimu. "Mungkin Tuhan emang maunya gini. Aku beruntung punya kamu di sisi aku. Awalnya aku emang ngerasa gak siap, tapi lihat kamu yang care banget sama aku dan anak kita, aku yakin kalau aku bisa jadi istri yang baik buat kamu dan ibu yang baik buat anak-anak kita. Kamu jangan minta maaf lagi. Okay?"

Kamu cium bibir Jisung sekali lagi. Awalnya kamu mau udahan, tapi Jisungnya malah keenakan. Ya kamu gak nolak juga sih. Kapan lagi bisa kaya gini sama Jisung kalau setiap hari Jisung bergaul dengan buku-buku tebal dan kumpulan jurnal penelitian dari perpustakaan. Kamu balas ciuman Jisung. Semakin dalam, semakin dalam, sampai kamu kehabisan oksigen.

"Yeobo..." Panggilmu saat selesai menikmati ciuman maut Jisung.

"Ya, sweetheart?"

"Aku kok mau nyubit pipinya Daniel ya?"

"APAAAA?!!!!"

.
.
.
.
.

TBC






A/N

Gue baru tau kena writer block ternyata seserem ini😩

Di sini ada yang ngikutin versinya Baejin gak?

Rencananya gue bakal buat punya Baejin kaya punya Guanlin dan Jisung. Jadi ada prequel dan sequel gitu. Biar banyakan dikit ceritanya

Jadi jangan heran kalau misal ntar ada yang gue unpublish work nya

Btw thanks for reading this story

Vote and comment if you like this work

[✔] Appa ❌ Yoon JisungWhere stories live. Discover now