6

202 9 3
                                    


Yuka terbangun di pagi hari. Ia mendapati tangan Toru memeluknya dengan erat. Yuka tersenyum. Lalu ia perlahan melepaskan pelukan Toru.

Ia berjalan dengan ringan ke dapur. Ia ingin membuat sesuatu untuk Toru. Yuka melihat kulkas Toru. Hanya ada air mineral?

"Kau sedang apa?"

Yuka berbalik. Toru berdiri tak jauh darinya, masih sesekali menguap.

"Kulkasmu kosong?"

"Ahh... maaf. Aku belum mengisinya. Pagi ini kita sarapan di rumah Ibu, setelah itu kita masih harus berkumpul dengan yang lainnya."

Yuka mengangguk setuju.

Mereka sarapan di rumah orang tua Toru. Yuka disambut antusias oleh Ibu Toru. Mereka berdua langsung manjadi akrab hanya dengan waktu dua hari.

"Jadi? Kenapa kalian pagi-pagi sudah ke rumah Ibu?"

"Kita mau minta sarapan. Aku belum mengisi kulkas. Tidak ada makanan." Jelas Toru.

Ibu memukul pundak Toru. "Sekarang kau sudah tidak sendiri lagi! Kau juga harus memikirkan Yuka."

"Iya. Toru tahu, Bu."

Ibu mengambilkan dua piring nasi goreng. Satu untuk Toru dan satunya lagi untuk Yuka.

"Ibu harus menyiram tanaman-tanaman Ibu. Kalian makan saja." Setelah itu Ibu meninggalkan Toru dan Yuka di ruang makan.

Toru mulai menyantap makanannya. Sedangkan Yuka masih diam memandang nasi goreng miliknya.

"Kenapa? Tidak suka?" Toru bertanya.

Yuka menggeleng. "Aku tidak bisa menghabiskan nasi goreng sebanyak ini. Miya akan mengomeliku."

"Makan saja. Ibu akan marah kalau kita tidak menghabiskan makanan kita."

"Tapi..."

Toru menghela nafas. "Berikan piringmu." Toru mengulurkan tangannya, meminta Yuka untuk memberikan nasi gorengnya.

Yuka menurut.

Toru mengambil setengah dari nasi goreng Yuka, memindahkannya ke piring Toru.

"Segini cukup?"

Yuka mengangguk, lalu menerima kembali nasi gorengnya.

"Kita harus segera berangkat. Cepat habiskan makananmu."

Setelah sarapan, Toru mengantarkan Yuka ke tempat Miya menginap. Tidak mungkin ia berangkat bersama Yuka.

---

"Wow... dia lebih cantik dari fotonya."

Pletak!...

Tomoya menjitak kepala Taka. "Ingat Ai di rumah."

Taka mendengus kesal.

Semua laki-laki di sana terpesona melihat Yuka.

Yuka tersenyum kikuk. Ia tahu mereka mengagumi kecantikannya. Tapi hanya satu orang yang terlihat tidak begitu tertarik. Toru, dia satu-satunya orang yang hanya tertarik dengan kertas yang sedang dipegangnya. Yuka tidak peduli dengan yang lainnya, ia ingin Toru melihat ke arahnya.

Setelah Yuka pikir ulang. Toru bahkan hanya memeluknya ketika mereka tidur. Jika itu laki-laki lain. Mereka sudah pasti akan menghabisi Yuka.

"Yuka... kau mendengarkan tidak?" Miya menyiku lengan Yuka.

Yuka tersentak. Lalu ia mengangguk.

"Aku tahu Toru-san tampan. Kau sudah memilikinya, jadi tidak perlu kau pandangi dia terus." Bisik Miya setengah menggoda Yuka.

Toru (OOR)Where stories live. Discover now